70-Sebuah Rasa (ending)

153 3 0
                                    

"Kak hari sudah semakin sore, sebaiknya menginaplah disini," ujar Sekar.

Amar tak langsung menyetujui, dia melirik ke arah Wiguna untuk memastikan apakah diizinkan atau tidak.

Jujur, dia sedang lelah batin dan juga badan, ingin segera istirahat dan tak mau bepergian dulu. Untuk menginap di hotel, rasanya kakinya merasa sangat malas melangkah.

Melihat kakak iparnya yang menatapnya sedang meminta izin, meski tak suka dia pun mengangguk.

Baiklah, aku mengizinkanmu menginap. Walau bagaimanapun, kamu adalah kakak iparku." Wiguna berkata dengan dingin, lalu meminta Sekar mengantarnya ke kamar tamu.

Dengan senang hati, Sekar mengantarkan kakaknya itu ke kamar tamu.

Sekar mengobrol dengan kakaknya, hingga lumayan lama.

Malamnya.

Sekar memejamkan mata berusaha untuk tidur. Tapi, begitu sulit terlelap. Dia masih selalu merasa suaminya masih belum bisa menerimanya sepenuhnya.

Dia masih mencintai Elly, almarhumah istrinya.

"Astagfirullah, aku gak boleh begitu. Dia adalah istrinya, aku tak boleh cemburu. Apalagi kepada seseorang yang telah tiada.

Ceklek, pintu kamar terbuka. Nampak Wiguna masuk ke kamar.

Dia berbaring di samping istrinya.

Tangannya melingkar, memeluk sang istri. Rasanya sangat rindu sekali, meski dalam hatinya masih bingung akan perasaan sebenarnya.

Sekar sebenarnya belum benar-benar tidur. Dia hanya memejamkan mata saja.

Namun, beberapa saat kemudian, dia mulai terlelap dalam dekapan suaminya itu.

Nyaman, ya rasanya sangat nyaman sekali. Hangat, ya rasanya sangat hangat.

Perlahan, Sekar mulai membalikan badannya, dia mulai memeluk suaminya juga. Wajahnya menyuruk di dada bidang Wiguna. Pria yang menurutnya sangat baik dan berhati lembut, meski terkadang masih bersikap dingin kepadanya.

Bahkan, Sekar sendiri tak tau, perasaan Wiguna kepadanya seperti apa saat ini.

Besoknya Amar pun pulang. Dia hanya berpesan kepada Sekar, agar belajar memahami karakter Wiguna, dan berusaha bersabar menghadapinya.

Amar yakin, Sekar belum tau banyak karakter Wiguna seperti apa.

Dan, Amar berpesan kepada Wiguna. Agar tak melibatkan kebencian kepada dirinya, dan melampiaskannya kepada Sekar adiknya. Sekar wanita baik, berhati lembut dan tak punya andil dalam kesalahannya di masa lalu.

Seminggu kemudian, Wiguna sengaja meluangkan waktunya untuk berlibur.

Sengaja, dia ingin mengajak Sekar dan Aura liburan.

"Jadi kita mau kemana?" tanya Wiguna.

"Bagaimana kalau kemping saja, sekalian mengenalkan alam kepada Aura," jawab Sekar antusias.

Wiguna berpikir sejenak, lalu dia pun setuju.

Sebenarnya, walau ke luar negeri pun Wiguna akan setuju. Uang bukan masalah, dan waktu, dia sudah mengosongkannya untuk seminggu.

Tapi dia tak banyak bicara, yang penting Sekar dan Aura senang.

Bukan tapa alasan Sekar ingin kemping. Aura sempat merengek minta kemping kepadanya, setelah menonton acara youtube tentang kemping yang seru.

Wiguna segera mencari tempat kemping yang menurutnya terbaik. Tentu saja bukan kemping di hutan biasa. Tapi, kemping mewah, yang biasa disebut glamping. Salah satu destinasi wisata yang sedang trend saat ini.

Cinta yang Terhalang TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang