Selamat membaca
Tiba-tiba pandanganku semakin buram, dan jatuh di pelukannya. Aku bisa mendengar suaranya meski samar.
"Hey kamu kenapa?" Suaranya terdengar panik, dia mengguncang tubuhku. Dan setelahnya, aku tidak ingat apapun lagi.
Aku mengerjapkan mataku perlahan. Betapa terkejutnya aku, ketika melihat wajah tampan seorang pria yang begitu dekat dengan wajahku.
Matanya menatapku dengan tatapan yang aneh menurutku. Bahkan bibirnya yang tebal itu, nyaris menyentuh bibirku. Beruntung aku keburu sadar, jika tidak ah tidak bisa kubayangkan apa yang akan terjadi padaku! Bisa saja kan dia....!
Bruuuuk
Kudorong tubuhnya dengan sekuat tenaga, dia langsung terjungkal jatuh ke lantai. Mungkin karena dia sedang tidak ada pertahanan. Jadi semudah itu aku membuatnya terjatuh.
"Awww!" Pekiknya, aku tahu dia pasti kesakitan. Tapi ini salahnya sendiri yang seenaknya mau memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Syukurin!
Aku langsung duduk, meski masih merasakan sedikit pening.
Kulihat dia memegang pantatnya, mungkin tadi dia jatuh tepat bokongnya duluan. Aku sedikit merasa bersalah padanya sebenarnya.
Dengan hati berdebar dan jantung deg-degan. Aku hanya bisa meremas sprei saja. Rasa takut menjalar ke seluruh tubuhku, takut dimarahi apalagi dipecat.
Bukan karena butuh uang, keluarganya masih tergolong mampu dan tidak miskin-miskin amat. Tetapi, dia ingin mencari suasana baru untuk melupakan kesedihannya. Karena ditinggal pujaan hati menikah.
"Hei ! apa yang kamu lakukan? kenapa kamu mendorongku!" Aku bisa melihat raut kesal dari wajah dinginnya itu.
Aku begitu terpesona, lagi marah saja begitu tampan mempesona apalagi kalau dia sedang tersenyum. Ah pasti kadar ketampanannya bertambah berkali-kali lipat. Aku mengerjap beberapa kali, memaki dan merutuki pikiranku ini.
Dia terlihat begitu marah entah karena sakit terjungkal, atau karena ke gep saat mau berbuat mesum. Atau mungkin karena keduanya.
"Eeeh, seharusnya saya kan yang marah. Bapak udah gak sopan sama saya, apa mau saya adukan sama nyonya!" Ucapku sewot, sedikit berteriak.
Enak saja, kan aku yang hampir rugi. Atau jangan-jangan aku sudah rugi, saat aku tadi tidak sadarkan diri. Sepertinya aku tadi memang pingsan deh, soalnya seingatku tadi aku kan tidak dikamar ini, tapi sekarang sudah dikamar kembali. Apa dia yang membopongku?
Pria itu terlihat sedikit panik, lalu melangkahkan kakinya mendekatiku. Aku langsung panik, saat dia naik ke tempat tidur dan duduk disampingku.
"Shutt...Jangan keras-keras bicaramu, nanti ada yang dengar. Apa kamu gak malu didengar orang, nanti kamu bisa dituduh menggoda majikan priamu." Dia berbisik tepat ditelingaku, membuat kulitku meremang dan tubuhku berdesir hebat.
Ada apa denganku sebenarnya? Apa jangan-jangan dia hantu? Hah dia hantu!
Aku langsung melihat ke arahnya, menatap penuh ketakutan. Aku bahkan bergidik. Iiih!
"Ck Ck!" Dia berdecak. Turun dari tempat tidur, kemudian keluar dari kamar tanpa bicara sepatah katapun lagi. Sungguh tidak sopan! Sudah membuatku ketakutan lalu pergi begitu saja!
Eh, memangnya apa yang aku harapkan? Apa tadi dia bilang majikan pria? Ah sepertinya dia orang yang dikatakan oleh uwa tadi siang! Ternyata orangnya memang menyebalkan! Tapi juga memesona! Huuuh
Aku memilih untuk menemui uwa. Kebetulan baru saja aku membuka pintu kamar, eh uwa udah ada di depan pintu.
"Ami, kamu mau kemana?" Tanya uwa ku heran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta yang Terhalang Takdir
RomanceMenjadi Janda di usia muda bukanlah keinginannya, tapi nyatanya itu terjadi pada Sekar. Hingga sosok Andi membuatnya jatuh hati, namun kembali ia patah hati. Merantau ke kota untuk move on dari Andi. Namun kisah cinta yang rumit kian menanti. Pras s...