Selamat membaca
Mataku melotot sempurna, lalu segera aku menutup mata dengan telapak tanganku. Pria itu tuan Pras, dia sedang berdiri dengan tanpa busana. Dan aku bisa melihat semuanya dengan sempurna dari atas sampai bawah.
Dan sialnya, dia menarik tanganku masuk kedalam kamarnya. Dia menutup pintunya dengan rapat, sementara aku panik sudah membayangkan yang aneh-aneh. Misalnya dia melecehkanku!
"Apa kamu sudah gila! Kamu mengintipku!" Dia berteriak dengan pelan tepat di depan wajahku.
Aku tak merespon perkataannya, aku terlalu malu dan takut.
"Awww, gajah!" Teriakku, dengan cepat aku berlari ke atas tempat tidurnya dan masuk ke dalam selimut.
Jangan buruk sangka padaku, aku hanya ingin menyembunyikan diriku karena begitu malu melihat tubuh polosnya yang menggoda itu, eh dasar otak mesum!
"Ada apa ?apa yang salah?" Aku bisa mendengar suaranya yang keheranan, apa dia bodoh ya? Bukankah dia pemilik perusahaan!
"Hei ! otakmu tuan yang salah, kau telanjang mengapa malah menarikku kedalam kamarmu!" Teriakku dari dalam selimut dengan kesal .
"Oh...biasa saja, lagian itu bukan salahku. Kamu yang tidak sopan masuk ke kamarku." Aku bisa mendengar nada datar dari suara sexinya itu, menyebalkan!
"Hah, kok ada ya orang yang kek gini, gak tau malu. dasar muka tembok!" Gerutuku di dalam selimut, aku mengepalkan tangan dan meninju-nunju bantal di dalam selimut.
"Kenapa menganggapku gak tahu malu atau muka tembok? hahah...gak ngaruh!" Ucapnya, sambil menarik selimut yang aku pakai dan melemparkannya sembarangan ke lantai.
Aku panik, dan menutup wajahku dengan bantal.
Aku bisa mendengar suara gelak tawanya yang renyah, dan sepertinya dia sedang memakai pakaian. Dia sengaja pakai baju di depanku, tidak di kamar mandi atau ruang ganti! Menyebalkan.
Aku yakin sama seperti kamar majikkan yang lainnya, di kamar ini juga pasti ada ruang ganti.
Sesaat kemudian aku buka mata, syukurlah dia sudah selesai memakai pakaian. Hanya tinggal dasi dan jas saja.
"Pak!" Ucapku lantang, aku turun dari tempat tidur.
"Hemmm!" Jawabnya, sambil memakai dasi.
"Aku ada disini !" Ucapku kesal.
"Aku tahu, aku tidak buta!" Ketusnya.
"Kau sudah menodai kedua mataku, dasar muka tembok" Aku tidak segan-segan memakinya saking kesalnya, biar saja aku dipecat. Aku tidak peduli lagi!
"Silahkan bersihkan kamar nya, aku mau makan." Ucapnya datar, tanpa menanggapi perkataanku tadi. Semakin membuatku kesal dan sakit hati, merasa tidak dianggap.
Eh, tapi kenapa juga aku mau dianggap segala sih! Huuuh
Kuhela nafasku kasar, dia melenggang keluar dengan raut datar seolah tidak terjadi apapun. Meninggalkanku yang sedang merasa sabgat kesal.
Ku elus dadaku dengan lembut, ku atur nafasku dan segera merapikan kamarnya.
Saat sedang merapikan kamarnya, aku melihat sebuah album foto yang tergeletak di atas nakas begitu saja. Mungkin dia baru melihat-lihatnya.
Rasa penasaran, membuatku ingin membukanya. Aku mulai membuka album foto itu, ternyata berisi foto-fotonya. Mungkin foto semasa SMP sampai dia kuliah dulu.
Aku melihat sebuah foto yang terselip, ku ambil foto itu. Tampak seorang wanita cantik yang sedang menggandeng tangan tuan Pras. Pipi mereka bersentuhan dengan senyuman yang lebar. Sungguh serasi sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta yang Terhalang Takdir
RomanceMenjadi Janda di usia muda bukanlah keinginannya, tapi nyatanya itu terjadi pada Sekar. Hingga sosok Andi membuatnya jatuh hati, namun kembali ia patah hati. Merantau ke kota untuk move on dari Andi. Namun kisah cinta yang rumit kian menanti. Pras s...