Hemm, Sekar sedang apa kalian!" Tiba-tiba saja terdengar suara bapak memekik tidak suka.
Tuan Pras langsung terperanjat kaget, begitupun aku. Pipiku rasanya memanas, mungkin sekarang sudah memerah.
"Ba bapak!" Aku gelagapan, gugup bukan kepalang. Kenapa bapak tiba-tiba datang sih, kalau sudah begini bagaimana dong? Bagaimana kalau bapak marah besar?
Kepalaku tiba-tiba saja pusing tujuh keliling. Sayangnya aku tidak pingsan. Padahal saat ini aku sangat berharap agar pingsan saja, huuh.
"Maaf ini salah saya ayah, tapi kami belum melakukan apa-apa kok." Ujar tuan Pras membuatku kesal
Apa-apaan dia? Kenapa dia bicara seperti itu? Itukan sama saja dia mengatakan mau melakukan sesuatu padaku! Ah dasar tuan Pras yang super duper pintar! Kenapa untuk urusan begini mendadak bodoh sih! Makiku dalam hati.
"Itu artinya kamu berniat melakukan apa-apa pada anak saya!" Suara bapak terdengar dingin.
"Bu bukan begitu ayah," Kak Pras terlihat gugup dan salah tingkah. Sepertinya dia mulai menyadari apa salahnya.
"Sekarang juga bantu bapak membereskan semuanya! Kita pulang dan membahas hal ini di rumah!" Ketus bapak, lalu menarik tanganku.
Aku melangkahkan kakiku mengikuti bapak. Mungkin, dia takut aku dan Kak Pras melakukan hal aneh-aneh.
Aku dan Kak Pras pun membantu menyelesaikan pekerjaan bapak. Sepertinya ibu sudah tahu hal ini, buktinya dia bersikap dingin padaku.
Ah aku jadi merasa bersalah kepada mereka.
Setelah semuanya beres, kami segera pulang ke rumah sederhana kami.
Antara kasihan dan ingin tertawa sebenarnya, saat melihat Kak Pras memanggul karung berisi jagung.
Mana pernah sebelumnya, dia melakukan hal ini. Tapi lihatlah sekarang, dia dengan semangatnya melakukan pekerjaan berat ini.
Sesampainya di rumah, aku segera mandi. Kemudian kami makan bersama, karena waktu menunjukkan pukul dua pagi. Dan kami sudah melewatkan jam makan siang, karena sibuk di kebun. Ditambah suasana hati bapak yang tidak baik. Akibat memergoki, aku yang hampir dikecup Kak Pras.
Malamnya, sekitar bada isya.
Bapak mengajak kami berkumpul untuk bicara serius katanya.
Bapak duduk berhadapan dengan Kak Pras. Sedangkan, aku dan ibu duduk di kursi panjang saling bersisian.
"Apa yang bapak lihat hari ini sungguh memalukan. Jangankan kalian belum sah, bagi pasangan sah saja melakukannya tidak dihadapan umum." Desah bapak membuka obrolan.
"Jadi kami harus sembunyi -sembunyi Yah?" Ingin rasanya aku memukul kepala Kak Pras dengan keras, saat mendengar perkataannya itu.
Bukankah dia pintar! Kok bisa-bisanya bicara begitu! Aku sampai mencubit pahaku sendiri, untuk menahan kesal.
Apa dia tidak tahu, kalau bapak akan marah mendengar perkataannya.
"Kamu ini, huuh." Desah bapak yang sepertinya jengkel.
"Loh salah saya dimana?" Kak Pras terlihat bingung.
Entah beneran bingung, atau dibuat -buat sungguh aku tak tahu.
"Maksud bapak, kamu tidak boleh melakukan hal seperti tadi itu sembarangan. Jika mau, kamu harus menikahi Sekar dulu." Bapak bicara dengan nada lembut. Mungkin supaya Kak Pras paham maksudnya.
"Iya saya paham." Jawab Kak Pras pelan.
Tuan yang selama ini galak dan berwibawa, ternyata kalah dengan bapakku yang hanya petani. Hahah, aku tertawa guling-guling dalam hati.
![](https://img.wattpad.com/cover/317312161-288-k969942.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta yang Terhalang Takdir
RomanceMenjadi Janda di usia muda bukanlah keinginannya, tapi nyatanya itu terjadi pada Sekar. Hingga sosok Andi membuatnya jatuh hati, namun kembali ia patah hati. Merantau ke kota untuk move on dari Andi. Namun kisah cinta yang rumit kian menanti. Pras s...