"Apa maksud anda?" Tanyaku gugup.
Kulihat dia tersenyum kecil.
"Kamu bahkan memilih duduk di sampingku." Ujarnya, membuatku malu dan pipiku memanas.
"Saya tidak seperti itu, saya hanya malas berhadapan dengan anda. Itu saja!" Jawabku sedikit ketus.
"Tapi kamu memilih duduk di sampingku, bukankah malah membuatmu semakin terlihat menyukaiku?" Bisiknya lagi menyebalkan.
Kenapa dia suka sekali berbisik di dekat telingaku sih, apa dia tidak sadar aku ini BAPER!
Aku akhirnya memilih diam. Beruntung pelayan keburu mengantarkan pesanan kami, dan aku terus fokus pada makananku. Tak mau sedikitpun meliriknya, aku sangat malu sekali saat ini.
"Sudah selesai?" Tanyanya datar.
Aku sebenarnya sudah selesai dari tadi, hanya saja memilih diam dan terus memainkan sendok di atas piringku.
"Mainin aja terus sendoknya, ck kurang kerjaan banget." Dia berdiri, aku mengikutinya. Kulihat dia membayar dulu makanannya.
Kini kami sudah menuju parkiran, dan kami sudah duduk di dalam mobil.
"Pake seatbelnya!" Ujar tuan Pras dingin.
"Apa?" Entah kenapa otaku jadi bleng, dan aku jadi seperti orang tolol saja.
"Untung kamu itu adik temanku." Sinisnya, dia mendekat dan memasangkan seatbelt padaku.
Aku berusaha menahan nafas, agar tidak berhembus kencang di leher tuan Pras. Posisinya terlalu dekat, hingga aku bisa mencium aroma wangi rambut dan tubuhnya yang menggoda.
Dia mendongakkan wajahnya menatapku lekat. Aku semakin menahan nafasku, saat mata kami bertemu.
Dia mendekat, mengikis jarak diantara kami. Otakku seketika bleng lagi dan hanya ada satu pemikiran. Dia akan menciumku, ya aku tahu itu sungguh pemikiran yang nakal.
Aku tak mau memejamkan mataku, ingin menatapnya dan berusaha mencegahnya agar tidak melakukan itu padaku.
Dia semakin mendekat ke arahku.
"Bernafas bodoh! Nanti kamu bisa mati!" Dia menjauh dan kembali pada posisinya di depan kemudi.
Aku sungguh malu dengan pikiranku sendiri, kalau saja ada lubang hitam mungkin aku memilih untuk melompat masuk ke dalamnya, eh tapi kalau beneran ada nggak mau juga sih nanti aku bisa metong heheheh.
Mobil melaju, tak ada yang bersuara di antara kami.
Biasanya kantuk selalu menyerang ku, tapi ini kenapa ya kok kantuk nggak datang juga sih, Kesal ku. karena kantuk tidak datang disaat yang dibutuhkan. Akhirnya aku memilih pura-pura tidur saja.
Kring kring
Terdengar suara dering dari ponsel tuan Pras.
"Sekar aku sedang nyetir, tolong terima panggilannya dan pasangkan heandfree nya." Ujar tuan Pras.
Aku yang lagi memejamkan mata, karena pura-pura tidur pun langsung membuka mataku.
Mengambil ponselnya di dasbor mobil dan menerima panggilan masuk, setelah dia membukakan kunci hp nya dengan sidik jari.
Di panggilan tertera nama 'Amara'
Entah kenapa hatiku merasa tidak nyaman, dengan cepat ku terima panggilan itu. Tidak lupa memasang heandfree nya juga.
Lalu aku menyerahkannya kepada tuan Pras. Karena bukan heandfree blutut, akhirnya ku bantu memasangkan kepadanya juga.
Meski sebenarnya merasa risih juga sih.
![](https://img.wattpad.com/cover/317312161-288-k969942.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta yang Terhalang Takdir
RomanceMenjadi Janda di usia muda bukanlah keinginannya, tapi nyatanya itu terjadi pada Sekar. Hingga sosok Andi membuatnya jatuh hati, namun kembali ia patah hati. Merantau ke kota untuk move on dari Andi. Namun kisah cinta yang rumit kian menanti. Pras s...