"Pras!" Panggilan seseorang menghentikan langkah kaki Kak Pras.
Aku pun terdiam di depan pintu mobil, aku berdiri di depan pintu mobil yang masih belum aku tutup itu.
Tampak Bu Mila berdiri tidak jauh dari tempat kami.
Kak Pras menatapku sekilas, sebuah tatapan mata yang dalam dan penuh penyesalan. Tapi, untuk apa menyesal? Sungguh tidak ada gunanya, tidak akan merubah keadaan dan situasi.
Untuk sesaat kami saling bersitatap, beradu pandang dengan tatapan penuh luka dan kecewa.
"Pras!" Ulang Bu Mila, kali ini bergegas Kak Pras menghampiri ibunya.
"Mama dan papa mau membicarakan sesuatu yang penting, ayo." Aku bisa mendengar suara Bu Mila.
"Besok saja, sekarang aku ngantuk mam." Jawab Kak Pras datar.
"Sebentar saja, ini tentang pernikahanmu dengan Clarisa." Ujar Bu Mila setengah memaksa.
Hatiku berdenyut nyeri saat mendengar kata pernikahan. Aku sudah mengkhayalkan pernikahan penuh kebahagiaan dengan Kak Pras tadinya, tanpa diminta air mata ini luruh seketika. Dengan cepat aku menyekanya, agar tidak ada yang sadar aku menangis.
"Aku ngantuk!" Ujar Kak Pras, yang langsung pergi begitu saja meninggalkan ibunya.
Bu Mila, tampak kesal. Dia menggerutu, lalu menatapku sekilas. Setelah itu, dia menghampiriku dengan tatapan lekat dan sedikit heran sepertinya.
"Sekar, ini kamu?" Bu Mila menatapku seolah tidak mengenali. Mungkin malam ini aku terlihat sangat cantik, dan menarik jadi dia pangling.
" Iya bu." Jawabku dengan seulas senyuman. Yang terpaksa entu saja.
"Kamu cantik sekali, saya sampai pangling." Pujinya, dengan mata berbinar.
Aku tersenyum. "Terima kasih." Aku menganggukan kepalaku sedikit.
Kak Dimas menghampiriku, sedari tadi dia hanya diam memperhatikan aku dengan kakaknya. Lalu dia menutup pintu mobil yang belum aku tutup, karena tadi ada Kak Pras.
"Dimas, tadi kamu yang membawa Sekar pergi?" Tanya Bu Mila dengan sedikit kesal sepertinya.
"Heheh, iya mam. habis kangen, udah lama juga dia pergi." Jawaban apaan itu, Tuan Dimas memang suka seenaknya bicara.
Bu Mila mendelik kepada anaknya itu. Lalu kembali menatapku.
"Kalau begitu kebetulan sekali Sekar, kamu bisa membantu menyiapkan acara pernikahan Pras dengan Clarisa yang akan di adakan akhir bulan depan." Bu Mila berkata dengan mata berbinar. Sepertinya, dia begitu bahagia akan segera mendapatkan menantu pertama di rumahnya.
Tidak tahukah dia, kalau hati ini begitu terluka? Ah mana mungkin Bu Mila tahu, aku dan Kak Pras sama sekali belum memproklamirkan hubungan ini pada seluruh anggota keluarganya.
Aku tersenyum getir. "Tapi maksud kedatangan saya kemari, untuk memberitahukan kepada Ibu. Kalau saya akan berhenti kerja di sini, karena akan mengambil paket c." Ucapku kepada Bu Mila, aku harus menjauhi sumber sakit hatiku.
"Bagus itu. Saya mendukung, ini untuk kemajuanmu, tapi sambil sekolah kamu masih bisa di sini kan. Membantu saya menyiapkan acara pernikahan. Apalagi, saat ini saya sedang benar-benar butuh orang untuk membantu acara pernikahan Pras.Ayo kita ngobrol di dalam, sekalian kenalan dengan Clarisa calonnya Pras. Dia gadis yang baik dan menyenangkan."
Tanpa ragu, Bu Mila menggamit tanganku. Aku ini babu anda loh bu, ingin rasanya aku mengatakan hal itu. Bu Mila memang sangat baik, meski terkadang suka ketus. Siapa juga yang tidak betah bekerja di sini, punya majikan sebaik Bu Mila.
![](https://img.wattpad.com/cover/317312161-288-k969942.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta yang Terhalang Takdir
RomantikMenjadi Janda di usia muda bukanlah keinginannya, tapi nyatanya itu terjadi pada Sekar. Hingga sosok Andi membuatnya jatuh hati, namun kembali ia patah hati. Merantau ke kota untuk move on dari Andi. Namun kisah cinta yang rumit kian menanti. Pras s...