[Pov Sekar]
Sedang apa Kak Pras disini? Mau apa pula dia? Aku berdiri mematung melihat pria tampan yang kini sudah melangkahkan kakinya mendekatiku dan Aura.
Aura berlari ke arah Om nya itu. Kak Pras memeluk dan mengecup pipinya sekilas.
Lalu tatapan matanya mengarah ke arahku, dia tersenyum dingin. Menggendong Aura, lalu mengayunkan kakinya ke arahku. Aku semakin deg dengan, takut saja dia akan melakukan hal aneh-aneh.
Ah, sepertinya aku terlalu berburuk sangka. Kami bahkan sudah lama tak bertemu,dan bertegur sapa meski lewat pesan singkat saja.
Kini kami sudah berdiri berhadapan.
"Sedang apa kamu disini kak?" tanyaku gelisah.
"Seharusnya aku yang bertanya begitu, ini kan rumah Om ku ya wajarlah aku datang kemari. Apalagi, keponakanku sedang sakit saat ini, aku hanya ingin menjenguknya saja." Kak Pras menjawab dengan tatapan dingin padaku.
Memang benar sekali perkataannya itu.
Tanpa kuduga, dia mengulurkan tangannya dan membelai pipiku dengan lembut. "Kamu semakin cantik dan dewasa. Kamu makin cantik dan membuatku jatuh cinta saja, ayo menikah denganku," ujarnya membuatku terkejut.
Aku menepis tangannya.
"Pras!" beruntung Om Wiguna datang dan memanggilnya. sungguh menyelamatkanku dari obrolan tak berpaedah dengan Kak Pras.
"Om apa kabar?" Kak Pras dan Om Wiguna berpelukan.
Aku menggendong Aura.
"Baik, terimakasih ya sudah datang," ujar Om Wiguna, dia nampak senang.
"Yang lainnya masih dibelakang. Mungkin sebentar lagi sampai." Kak Pras berkata sambil melirikku.
"Yang lainnya?" Om Wiguna tampak mengerutkan dahi, mungkin penasaran siapa yang dimaksud Kak Pras.
"Mama, papa, Dimas, dan Clarisa," jawaban Kak Pras membuatku tak nyaman.
Bertemu mereka semuanya, membuatku kurang nyaman. Bukannya, aku tak mau mengenal mereka, tapi semua yang terjadi di masa lalu membuat semuanya terasa canggung.
Om Wiguna mengajak Kak Pras masuk, sambil menunggu keluarganya.
Katanya, mereka sengaja menjenguk Aura yang sedang sakit.
Aku sudah salah tingkah, dan merasa tidak nyaman saat ini. Apalagi, Kak Pras yang terus saja menatapku sesekali.
"Pras, bagaimana hubunganmu dengan istrimu?" tanya Om Wigu, sepertinya sengaja ingin mengalihkan perhatian Kak pras.
Aku minta izin membawa Aura ke kamarnya. Anak itu masih terlihat lemas, dia sedang masa pemulihan. Dia lebih baik istirahat saja, sekalian aku bisa sembunyi kan dari Kak Pras dan keluarganya itu.
Kini aku rebahan di samping Aura sambil membacakannya cerita. Dia begitu antusias, hingga terlelap padahal ini masih jam sembilan pagi. Mungkin efek dari minum obat, dan tubuhnya yang masih lemas pasca sakit.
Rupanya keluarga Kak Pras belum pada datang, mungkin agak siangan atau malah tidak jadi.
Ceklek, terdengar suara pintu kamar dibuka.
Aku terperanjat kaget, dengan cepat membenarkan posisiku menjadi duduk. Tadi aku sedang dalam posisi berbaring sambil main hp.
"Om," ternyata Om Wiguna yang datang. Dia masuk, lalu menutup pintunya. Membuatku tak nyaman, apalagi Aura sedang tidur.
Om Wigu duduk di sampingku, kami berhadapan.
"Kamu tidak nyaman dengan kehadiran Pras?" tanyanya, matanya menatapku lekat. Aku jadi salah tingkah begini kan, aduh kenapa denganku sebenanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta yang Terhalang Takdir
RomanceMenjadi Janda di usia muda bukanlah keinginannya, tapi nyatanya itu terjadi pada Sekar. Hingga sosok Andi membuatnya jatuh hati, namun kembali ia patah hati. Merantau ke kota untuk move on dari Andi. Namun kisah cinta yang rumit kian menanti. Pras s...