Ceklek
Pintu terbuka dari dalam, aku terkejut karena ketahuan menguping.
Kak Pras tak kalah terkejutnya. Dia menatapku lekat dengan raut wajah menegang. Sesaat kemudian, aku berhasil menenangkan diri dan mulai memberikan tatapan tajam padanya.
"Aku sudah mendengar semuanya barusan!" ujarku lantang tanpa rasa gentar.
Kulihat Kak Pras menatapku tajam, kemudian tersenyum sinis. Dia menarik tanganku, membawaku duduk di sofa yang mengingatkanku di masa lalu. Saat pertama kami saling menyukai dan saat dia tak sopannya menciumku.
Aaash! Kenapa otakku jadi mesum begini? Kenapa aku jadi ingat hal itu! Sungguh sial dan keterlaluannya aku!
Kami duduk saling berhadapan.
Kak Pras mulai angkat bicara. "Aku melakukan ini demi kamu, aku menyukaimu, aku mencintaimu dan aku akan melakukan apapun demi kamu. Memang salahku dulu yang tak menperjuangkanmu, tapi sekarang aku akan memperjuangkanmu, Sekar." Kak Pras berkata dengan lembut, menatapku dalam dan penuh cinta.
Tidak bisa! Tidak boleh! Teriakku dalam hati.
"Tapi apa yang kamu lakukan salah Kak, cobalah untuk berbahagia dengannya. Kalian akan sangat bahagia, jika saja kau mau membuka hati untuk Clarisa dan melupakanku. Karena saat ini perasaan kita sungguh gak penting sama sekali," ujarku lembut.
Aku masih mencoba untuk memahami keadaan, coba berada di posisi Kak Pras yang terlalu gila mencintaiku.
Kak Pras mendesah panjang, membuang napas kasar dan cepat. Lalu menatapku dengan tajam. "Aku tak bisa Sekar! Aku tetap [p[ada pendirian ku," ujarnya tegas.
"Tapi, apa yang kudengar tadi sungguh gila! Kamu melakukan vasektomi agar Clarisa tak bisa hamil! Dan Clarisa lah yang disalahkan! Dia dianggap mandul!" akhirnya aku setengah berteriak dan mengeluarkan unek-unekku, tentang apa yang kudengar tadi.
"Huuuh, itu semua kulakukan untukmu semata! Aku sudah memperhitungkan semuanya, setelah aku menikah denganmu akan aku lakukan operasi pembalikkan vasektomi. Dan kita bisa punya anak," ujarnya santai, meski idenya gila.
Aku menggelengkan kepalaku kuat-kuat, " Ini sungguh gila Kak! Apa kamu pikir hal itu bisa seratus persen berhasil? Bisa saja kamu gagal, dan akhirnya kamu akan mandul beneran!" ujarku sinis, juga kasihan kepadanya.
"Sekar, semua pasti akan berhasil! Aku punya dokter hebat yang ahli dalam hal ini. Semua sudah aku pertimbangkan matang-matang!" jawabnya santai, bibirnya menyunggingkan senyum dengan mata yang menatapku penuh cinta.
"Aku memutuskan tak mau! Aku akan mengatakan semuanya kepada Clarisa dan juga keluargamu!" lanjutku marah.
"Coba saja kalau berani! Taruhannya usaha kakakmu akan bangkrut!" Kak Pras tersenyum licik, membuatku muak.
Aku sungguh tak mengerti dengan pemikirannya yang gila itu! Dia keterlaluan.
"Kamu cuma punya waktu dua hari, aku akan datang ke rumah orang tuamu untuk melamarmu," ujarnya dengan yakin.
"Ck jangan yakin dulu kamu, aku tak akan pernah menikah dengan pria licik sepertimu!" ketusku, marah.
"Hahaha, kamu tak ada pilihan lain." Kak Pras berkata dengan santai diiringi tawa renyah yang menurutku menyebalkan.
"Kalau aku bisa menikah sebelum kamu melamarku bagaimana?" tanyaku dengan yakin, dan tawa jahat tersungging dari bibirku.
Padahal, hatiku sudah ketar-ketir tak karuan. Sungguh aku bingung setengah mati saat ini.
Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana ini? Apa aku memang haus menikah dengannya? Dan menjadi istri keduanya? Ah Clarisa maafkan aku, sungguh aku tak berdaya saat ini, aku menjerit dalam hati. Menangis meraung-raung tak berdaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta yang Terhalang Takdir
RomantizmMenjadi Janda di usia muda bukanlah keinginannya, tapi nyatanya itu terjadi pada Sekar. Hingga sosok Andi membuatnya jatuh hati, namun kembali ia patah hati. Merantau ke kota untuk move on dari Andi. Namun kisah cinta yang rumit kian menanti. Pras s...