Wiguna berangkat pada besok paginya.
Dia merasa tenang karena ada Sekar yang menjaga Aura, anak kesayangannya.
Sekar pun begitu antusias menjaga anak itu. Yang tidak lain adalah keponakannya.
Saat ini, dia sedang menemani Aura bermain di teras rumah besar itu, Aura tampak riang gembira.
Hingga, suara dering di hpnya membuat Sekar menghentikan dulu permainannya. Tadi mereka sedang main ular tangga.
"Tante nerima dulu telepon ya sayang, sebentar kok gak lama," ujar Sekar. Dia tersenyum ceria.
Aura mengangguk. "Iya, jangan lama-lama," melanjutkan main sendirian dulu.
Sementara itu Sekar, menerima panggilan yang ternyata dari nomor ibunya.
Perasaannya mulai tidak enak, dia mendesah. Merasa cemas, takut kalau ini ada hubungannya dengan Pras.
"Asalamualaikum, Bu apa kabar?" ujar Sekar dalam sambungannya.
"Waalaikum salam, ibu dan Bapak baik. Sekar, ibu ingin membicarakan sesuatu denganmu nak. Pulanglah, bukankah sudah cukup lama kamu tidak pulang?" jawab ibunya dari seberang sana.
Sekar bisa merasakan nada sedih dari suara sang ibu, ada apa? Itu yang Sekar pikirkan saat ini.
"Bu ada apa?" tanya Sekar cemas.
"Hik,hik," tiba-tiba saja ibunya terisak. Membuat Sekar semakin khawatir saja.
"Ada apa bu? Katakanlah," tanya Sekar dengan penuh kecemasan.
"Ibu ingin kamu mengatakan semuanya, dan ibu berharap ini semua tidak benar," jawab ibunya, masih terisak.
Deg
Dugaannya benar, rupanya Pras tidak sedang berbohong. Pras benar-benar melakukan rencananya. Rencana busuk!
Ini bukan cinta, tapi sudah masuk ke obsesinya! Pras sungguh keterlaluan.
"Baiklah bu, hari ini juga saya akan datang," ujar Sekar cepat.
Dia harus membereskan kekacauan yang dibuat oleh Pras.
Dengan cepat, ia membereskan semuanya.
Sekar pun menghubungi Wiguna, untuk minta izin membawa Aura ke kampung halamannya hari ini.
Awalnya, Wiguna ragu. Namun, pada akhirnya dia setuju juga.
Sekar, pergi diantar supir Wiguna. Itu adalah syarat yang Wiguna ajukan untuk Sekar.
Aura, tampak senang akan ikut ke kampung halaman Sekar. Di sepanjang jalan, dia tersenyum lebar, berceloteh ria dan sesekali bernyanyi penuh kebahagiaan.
Sekar tentu saja, menjaganya dengan sangat baik dan telaten. Obat pun tak lupa ia bawa, Aura baru sembuh dari sakitnya dan masih dalam masa pemulihan.
Akhirnya Sekar sampai di depan rumahnya.
Tampak, ibu dan bapaknya menunggu di depan pintu.
Sekar langsung memeluk mereka bergantian dengan mata berderai.
"Maafkan aku Bu, Pak. Karena udah lalai sama kalian, dan baru bisa pulang sekarang," ujar Sekar diirngi isakan.
"Tak apa, kami tau kamu sibuk belajar. Dan, itu siapa?" tanya ibunya menunjuk ke arah Aura lewat tatapan matanya.
"Dia, hm dia anak asuhanku Bu," jawab Sekar.
Dengan cepat, dia mendekati anak itu dan memperkenalkannya kepada Ibu dan Bapak. Pak Supir pun turut berkenalan, mereka disambut hangat.
![](https://img.wattpad.com/cover/317312161-288-k969942.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta yang Terhalang Takdir
RomansaMenjadi Janda di usia muda bukanlah keinginannya, tapi nyatanya itu terjadi pada Sekar. Hingga sosok Andi membuatnya jatuh hati, namun kembali ia patah hati. Merantau ke kota untuk move on dari Andi. Namun kisah cinta yang rumit kian menanti. Pras s...