Seventy Nine

76 11 2
                                    

"Mau pulang jam berapa nanti?" Ucap Momo sembari melirik jam tangannya
"Aish baru juga sampai belum turun mobil juga udah ngomongin pulang" Keluh Jennie melihat tingkah Momo yang dibilang sangat buru-buru sekali
"Bukan begitu aku tidak ingin kembali di barengin dengan acara Jy" Jelas Momo,

"Iya iya emangnya kenapa si" Ucap Jennie yang juga penasaran
"Ga ada apa-apa kepo banget si" Sahut Momo
"Ck iya udah kalo ga mau ngasih tau ayo turun masuk" Ucap Jennie yang diangguki oleh Momo, Mereka pun keluar mobil secara bersamaan,

"Yakin nih ngajaknya aku? Harusnya Jy" Keluh Momo melihat Jennie dengan tatapan gugupnya yang begitu jelas
"Kan tau sendiri mau ada Suji dan ya lihat sendiri tadi kan dia secara tidak sengaja lebih pilih bersama Suji dibandingkan denganku, Emang nya kenapa si? Ga mau nemenin aku kah? Iya udah pergi aja" Ucap Jennie hendak melangkahkan kakinya memasuki rumah namun terlebih dahulu ditahan oleh Momo,

"Bukan begitu aku mau nemenin kamu cuma gimana ya jelasinnya aduh tiba-tiba gerogi ini jantungku" Sahut Momo sembari memegangi tangan Jennie dengan begitu gugup
"Pfft hahaha udah santai aja kenapa si" Ucap Jennie menenangkan nya,

"Berasa mau ketemu camer padahal aku bukan siapa-siapa mu" Keluh Momo yang masih aja nyerocos
"Bawel udah ayo masuk relax kaya baru pertama aja" Ucap Jennie sembari mengacak rambut Momo begitu gemasnya,

Dengan perasaan yang begitu gugup Momo pun mengikuti langkah Jennie dari belakang memasuki rumah Jennie yang bisa dibilang mewah,

Sesampainya mereka di dalam mereka disambut dengan baik oleh appa dan eomma Jennie yang baru saja hendak melaksanakan rutinitas malamnya yang selalu kita sebut sebagai kata makan malam,

"Appa eomma" Teriak Jennie yang langsung Berlari memeluk eomma yang berada di kursi roda
"Aish anak ini setiap pulang selalu saja berteriak" Keluh eomma melihat tingkah putrinya
"Biarin aku merindukan Eomma" Sahut Jennie,

"Apa kau tidak merindukan appamu ini juga Jen?" Keluh Appa dengan muka yang dibikin kesal
"Hahaha aku merindukan mu juga Appa jangan cemberut begitu mukanya" Sahut Jennie yang langsung berbalik memeluk sang Appa
"Bagaimana keadaanmu?" Ucap sang Eomma,

"Seharusnya aku yang bertanya bagaimana keadaan eomma? Apa parah sampai harus duduk dikursi roda ini" Sahut Jennie yang kali ini berlutut dihadapan sang eomma
"Eomma baik-baik saja Jen" Ucap Eomma
"Ga bohong? Jangan ada yang kalian sembunyikan dari ku ya" Keluh Jennie penuh dengan interogasi,

"Eomma mu tidak berbohong Jen mana mungkin kami membohongi putri kesayangan kami, Eomma mu memang sudah sedikit membaik tapi eomma mu bilang masih lemas buat jalan makannya Appa saranin pakai kursi roda" Jelas Appa sembari mendekati kedua wanita yang sangat dicintainya,

Momo hanya berdiam diri seperti patung melihat keakraban keluarga Jennie yang menurutnya begitu harmonis bahkan sangat harmonis dibanding kan keluarga nya sendiri,

"Ohhh iya sampai lupa punya supir" Gurau Jennie langsung melihat Momo yang sedang berdiri menatap nya
"Tidak masalah nyonya supir mu ini selalu menunggu nyonya dengan setia" Keluh Momo yang merasa ingin menelan Jennie saat ini,

"Hahaha maaf maaf tidak usah ngambek begitu" Ucap Jennie yang langsung berdiri hendak menghampiri Momo namun Momo terlebih dahulu menghampiri nya lebih tepatnya melewati dirinya dan menghampiri kedua orang tua Jennie
"Ck dasar ngambekan" Gumam Jennie yang merasa dihiraukan,

"Halo om tante bagaimana kabar kalian" Ucap Momo yang langsung mensejajarkan dengan posisi mereka
"Seperti yang kamu lihat Mo" Sahut Appa Jennie sembari menepuk punggung Momo dengan lembut
"Lantas bagaimana kabarmu sendiri?" Ucap eomma Jennie,

"Aku baik-baik saja tante" Sahut Momo
"Seharusnya kalo mau main kesini ga perlu pakai bawa oleh-oleh segala Mo kamu juga sudah kami anggap sebagai anak kami juga dan lagi kamu menjaga Jennie dengan baik aja itu sudah lebih dari cukup untuk kami" Protes Appa Jennie yang melihat begitu banyaknya makanan yang Momo bawa,

"Tau tuh padahal tadi dijalan udah aku bilang ga usah bawa makanan tapi katanya ga sopan kalo berkunjung tanpa membawa sesuatu" Jelas Jennie mengingat-ingat soal perdebatan kecil di jalan tadi,

"Hahaha iya itu memang benar tapi kamu sudah benar-benar kami anggap sebagai anak kami Mo lain kali kalo mau berkunjung, berkunjung lah tanpa membawa buah tangan kami itu bukan orang asing dikehidupan mu" Jelas Eomma Jennie yang melihat tingkah Momo selalu saja begitu setiap berkunjung,

"Benar, dan ya appa ingin bertanya sesuatu kepada kalian terutama kamu Momo" Ucap Appa Jennie dengan begitu serius
"Kapan kalian ingin melanjutkan hubungan kalian ke pernikahan, Kami sudah ingin menimang cucu" Lanjutnya yang membuat Momo begitu terkejut bahkan bingung ingin menjawab apa,

"Appa kenapa malah bertanya seperti itu si" Keluh Jennie
"Ya memang nya kenapa kalian ini udah berapa tahun pacaran? Sampai harus tinggal satu atap saja appa izinkan memang nya kalian tidak ingin menikah?" Tanya Appa Jennie dengan begitu heran pada kedua anak muda ini terutama Momo yang hanya diam kebingungan,

"Bukan begitu Appa setidaknya kan di villa bukan berdua ada Jisoo juga dan yang lain" Protes Jennie
"Protes aja kerjaan mu lantas bagaimana pendapat mu Momo? Eomma pun ingin mengetahui kelanjutan hubungan kalian kedepannya" Ucap Eomma Jennie,

"Ah hmm begini untuk sekarang mungkin kita perlu memikirkan nya lebih panjang lagi alangkah baiknya kita memfokuskan diri pada pendidikan kita untuk karir kita masing-masing kedepannya soal nikah jika memang ditakdirkan tidak akan kemana" Sahut Momo dengan begitu seriusnya,

"Itu benar tidak usah tegang begitu kami hanya memastikan nya hubungan kalian yang menjalani biarkan lah kalian berfikir dewasa sendiri bagaimana tindakan kedepannya" Ucap Eomma Jennie yang menyetujui perkataan Momo bahwa pendidikan lebih utama,

"Jangan coba-coba kamu menyakiti putri kesayaanganku ini ya jika tidak mau ilang nyawamu" Ancam Appa Jennie dengan begitu protective nya, Momo hanya cengar-cengir sembari Bergledik ngeri
"Apa si Appa udah ah kami mau ke kamar kalian lanjut kan saja acara makannya" Ucap Jennie yang menarik lembut tangan Momo,

"Jangan lupa pakai pengaman jika belum ada kesiapan untuk ke pernikahan, kasihan nanti buah hatinya" Teriak Appa Jennie
"Siapp om" Sahut Momo dengan entengnya yang malah mendapatkan cubitan dari Jennie
"Hahaha anak muda zaman sekarang jadi teringat kita dulu ya" Ucap Appa Jennie mengingat-ingat moment bersama sang istri,

"Kenapa ga jujur aja?" Ucap Momo sembari menatap langit-langit kamar Jennie
"Jujur soal apa?" Sahut Jennie menatap Momo dengan penuh pertanyaan
"Ya jujur aja soal kita yang udah selesai dari lama dan soal kita yang sudah mempunyai pilihan hati masing-masing" Jelas Momo tanpa berpaling menatap langit-langit atap,

"Mereka sudah begitu mempercayai mu lantas apa harus aku menghancurkan ekspetasi mereka? Ditambah Jeongyeon saja tidak ingin mengajukan diri untuk mengantarkan ku niatku sekalian aku kenalkan tapi haaahhh" Ucap Jennie yang tidak bisa melanjutkan Kata-kata nya hanya hembusan nafas kasar yang bisa ia keluar kan,

Secara bersamaan Tanpa aba-aba apapun Momo memeluk Jennie dari samping sontak membuat Jennie sedikit terkejut atas perlakuan Momo yang secara tiba-tiba menurutnya,

"Tenang saja aku tidak akan menyentuh mu aku masih mengingat Nayeon" Sahut Momo yang mengerti pikiran Jennie
"Pfftt hahaha waktu di kamarmu setelah kamu pulang dengan keadaan luka ditanganmu apa itu kamu mengingat Nayeon?" Gurau Jennie yang mengingat kejadian waktu itu,

"Sssttt itu khilaf maaf" Sahut Momo masih setia memeluk Jennie sembari memejamkan matanya
"Memang brengsek sudah membuat jejak tidak ingin melanjutkan nya dengan lebih" Keluh Jennie
"Ingat kita sudah mempunyai pilihan masing-masing" Ucap Momo tanpa merubah posisinya sedikitpun,

"Lantas sekarang apa? Hubungan ku hanya sebatas hubungan tidak ada kepastian yang nyatanya dia lebih memilih selingkuhan nya itu dibandingkan dengan ku" Ucap Jennie dengan begitu sendu mengingat kekasihnya yang begitu berubah sekarang
"Menangislah jika ingin menangis jangan ditahan" Sahut Momo,

Seketika itu pun Jennie mempererat pelukannya menangis sejadi nya didalam pelukan Momo hinga ia benar-benar tertidur karena tangisannya yang membuat nya lelah.











Jangan hanya baca di awal saja coba baca sampai akhir siapa tau nyaman wkwkwk

Tap bintang ⭐ dipojokan jika suka #Vote
Kritik dan saran📝 jika perlu #Comment
See you BAS yang terhormat🙏

Cerita Kita || Twice X blackpink (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang