Sixty Eight

100 11 0
                                    

Setelah mereka berbersih kini terlihat Mina, Rose, Jennie, Dahyun, Jeongyeon, Lisa, Jisoo berkumpul di meja makan dengan Jennie yang sedang memasak dibantu dengan Rose, Dahyun,

"Jen" Rengek Jeongyeon
"Apa? Masih mau protes permasalahin masalah hoodie?" Sahut Jennie dengan ketus sembari fokus pada masakannya
"Ya lagian" Rengek nya lagi
"Ya lagian ya lagian bisa ga si dewasa dikit begitu overthinking an banget jadi laki" Ketus Jisoo yang enggan banget ngedenger rengekan yang hendak Jeongyeon katakan,

"Masalahmu tuh apa ikut campur terus hobbynya benci banget denganmu aku tuh" Sahut Jeongyeon
"Kamu yang kaya bocah banget" Ucap Jisoo seperti biasa tidak pernah ada yang mau kalah atau pun mengalah,

"Ribut terus ribut tuman banget dua orang tua ini" Sahut Dahyun
"Enak aja muncung kau bilang kita orang tua Jisoo doang kali" Jawab Jeongyeon,

"Ga ngaca emang jadi orang ga punya kaca sini duitnya ku beliin" Sahut Jisoo
"Haduh oppa-oppa kenapa si berantem mulu hobbynya" Ketus Rose yang merasa terganggu,

"Jeongyeon yang mulai" Ucap Jisoo dengan entengnya
"Kamu duluan yang nyautin permasalahan ku dengan Jennie dan selalu aja ikut campur urusan kami" Sahut Jeongyeon,

"Salah sendiri kekanak-kanakan" Ucap Jisoo
"Ngaca butuh kaca ga" Ketus Jeongyeon
"Udah kalian berdua yang mulai berisik mulu dari tadi ga bisa tenang sedikit apa" Bentak Jennie
"Maaf" Ucap mereka berdua dengan nada yang begitu lirih,

"Lagian oppa, Momo sama eonnie itu tidak melakukan hal apapun yang ada di pikiran mu Jennie Eonnie tukeran hoodie karena luka di lengan Momo yang ga sengaja ke cubit Nayeon eonnie itu bikin lukanya terbuka darahnya mengalir dengan bebas dan dengan sigap Eonnie mengajak Momo ke UKK (Unit Kesehatan Kampus) ya biar tidak ketahuan Eonnie menyarankan bertukar Hoodie karena Hoodie Momo ada bercak darahnya di lengan tapi sekarang kalian harus mengetahui nya karena oppa terlalu berlebihan mikirnya" Jelas Mina panjang lebar begitu detail,

"Hah gimana? Momo Oppa terluka? Kok bisa?" Ucap Rose dengan kekhawatiran
"Iya masih ingat kenapa dia pakai hoodie pas pulang? Itu alasan dia memakai hoodie" Jelas Jennie yang memfokuskan diri pada masakan,

"Apa parah?" Tanya Jeongyeon dengan fokus
"Sepertinya luka tembak dan ya aku tidak tau siapa yang sudah melepaskan peluru nya di lengan Momo" Jawab Jennie sembari fokus memasak,

"Pantas lengan kanannya tidak mau dipegang ternyata itu alasannya" Ucap Dahyun
"Bisa-bisanya dia tidak memberi tau kita selalu begitu" Heran Jisoo pada karakter Momo yang begitu adanya
"Hyung pasti tidak mau membuat kita khawatir" Cetus Lisa yang sedari tadi hanya diam menikmati cemilan,

"Ya setidaknya kan kita tau tidak ada salah paham begini" Ucap Jeongyeon
"Itu si kamu aja yang overthinking an banget" Sahut Jennie
"Lagian gelagat kalian juga ditanya ga jelas siapa yang ga curiga ga overthinking an?" Kesal Jeongyeon
"Bukannya minta maaf udah nuduh-nuduh malah Marah-marah" Heran Jennie pada kekasihnya,

"Iya maaf" Keluh nya
"Makanan udah siap panggil yang lain" Ucap Jennie yang sedari tadi menyiapkan makanan bersama Mina
"Mager eonnie, eonnie saja" Ucap Dahyun
"Dasar kalian ngebantuin aja ga cuma gosip doang" Sahut Jennie yang kemudian pergi mereka hanya terkekeh melihat tingkah Jennie yang seperti ibu untuk saat ini,

Disisi lain
              Nayeon yang begitu tidak tenang otak nya begitu memikirkan perihal hoodie Jennie yang Momo kenakan begitupun dengan ucapan Momo dan Jennie yang seakan-akan mereka benar-benar melakukan nya,

"Arghh kenapa begini si" Gumam Nayeon didalam frustasinya
"Apa aku harus ke kamarnya memastikan sendiri tentang apa yang mereka lakuin" Gumamnya lagi pada diri sendiri yang kemudian hendak berjalan namun ia terhenti,

"Arghh tidak tidak gengsi aku bertanya padanya"
"Tapi aku kan harus mengetahui nya biar tidak menjadi beban pikiranku sendiri"
"Tidak yang ada nanti dia meledek ku dengan bangga" Tegasnya lagi pada diri sendiri
"Arghh bodo amat deh aku akan menemuinya sekarang" Ucapnya lagi setelah ia meyakinkan diri sendiri lantas keluar kamar dan berjalan menuju kamar Momo diatas,

Tidak membutuhkan waktu begitu lama Nayeon pun sampai pada kamar Momo yang baru saja ia tempati setelah pindahnya ia dari kamar yang dulu bersama Chaeyoung,

Dengan keraguan yang tinggi namun tekad yang begitu kuat ia pun mendorong diri nya sendiri untuk membuka pintu kamar Momo,

Yang terdapat Momo sedang mengeringkan rambut dengan handuk pertanda bahwa baru saja ia selesai melakuan ritual mandinya,

Dengan terkejut Momo menoleh ke arah pintu yang tiba-tiba terbuka itu dengan sosok yang begitu ia cintai didepan pintunya itu,

"Kenapa? Masuk aja" Ucap Momo sembari menggosok kepala nya dengan handuk dengan cepat Nayeon pun memasuki kamar Momo namun ia masih berada di depan pintu bagian dalam, Momo yang paham dengan gerak gerik overthinking nya Nayeon pun seketika itu mendekatinya,

Dengan sigap tangan kirinya pun melingkar dipinggang Nayeon dan tangan kanannya Menutup pintu kamar lalu dengan pelan mendorong tubuh Nayeon terpojok oleh pintu, Nayeon yang mendapati perlakuan itu pun sontak begitu kaget namun tidak ada perlawanan sedikit pun dari Nayeon,

Untuk saat ini Nayeon benar-benar bingung harus marah kesal atau bagaimana? Bahkan untuk membuka mulut saja ia tidak bisa mulutnya serasa lengket tidak mau terbuka,

Padahal begitu banyak pertanyaan yang bernaung dikepalanya bagaimana tidak untuk saat ini Nayeon adalah kekasihnya jadi wajar dia harus mempertanyakan hal yang membuatnya gelisah,

Tapi apalah daya sudah ada didepan matapun Nayeon begitu sulit untuk berkata hatinya terasa panas memikirkan perkataan dia dengan Jennie apa lagi membayangkan hal yang mereka lakuin dibelakanya.













Jangan hanya baca di awal saja coba baca sampai akhir siapa tau nyaman wkwkwk

Tap bintang ⭐ dipojokan jika suka #Vote
Kritik dan saran📝 jika perlu #Comment
See you BAS yang terhormat🙏

Cerita Kita || Twice X blackpink (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang