Fifty Eight

240 21 6
                                    

"Sudah semua?" Tanya Jeongyeon pada semua nya
"Sudah" Jawab Dahyun, Mina, Jisoo, Chaeyoung
"Kamu ikut aku ya sayang" Bujuk Jeongyeon pada Jennie kekasihnya,

"Ga aku sama Momo" Jawab Jennie yang langsung pergi masuk kedalam mobil Momo tanpa memasukan kopernya terlebih dahulu
"Argghhh ya udah lah jagain dia" Ucap Jeongyeon pada Momo yang hanya mendapati anggukan kecil,

"Terus yang lain gimana?" Tanya Jeongyeon
"Aku sama Jisoo oppa" Ucap Sana yang langsung menuju ke mobil Jisoo
"Tidak usah ikut" Tegas Sana yang merasa diikuti oleh Tzuyu
"Tapi sayang" Keluh Tzuyu yang tak ingin berpisah mobil dengan Sana,

"Ga ada tapi tapian paham kan" Kesal Sana padahal dia sendiri juga tak bisa memungkiri bahwa dia ingin sekali berdekatan dengan kekasihnya itu namun karena masalah yang Tzuyu buat Sana berusaha mungkin mengontrol diri
"Aku maksa mau sama kamu" Kekeh Tzuyu dengan pendiriannya,

"Aku bilang ga usah ya ga usah faham ga si kamu" Bentak Sana yang merasa kesal dengan tingkah Tzuyu
"Udah udah Tzuyu sama aku aja" Sahut Lisa merelai pertengkaran mereka dan dengan terpaksa Tzuyu mengalah demi Sana
"Ribet banget emang cinta ini" Keluh Jeongyeon yang juga meratapi nasib percintaannya sendiri,

"Sabar hyung" Ucap Chaeyoung yang mendapati anggukan dari Jeongyeon
"Dahyun mau dengan siapa?" Tanya Lisa
"Jisoo oppa" Sahut Dahyun
"Mina?" Tanya Lisa yang berpindah menatap Mina,

"Eemmmm kamu" Ucap Mina dengan ragu padahal ia ingin bersama Momo tetapi didalamnya sudah terdapat macan betina yang sedang tidak enak hati
"Aku dengan Jisoo hyung" Sahut Chaeyoung yang lebih dahulu mendaftarkan diri tanpa ditunjuk terlebih dahulu,

"Rose?" Tanya Jeongyeon karena tinggal Rose yang masih terlihat bingung hingga 1 menit berlalu belum ada jawaban dari Mulut Rose yang membuat sedikit kesal para human
"Iya udah aku putuskan Rose ikut dengan ku ayo semua nya masuk ke mobil" Perintah Jeongyeon,

"Iya" Sahut mereka semua yang masih berada diluar dan mereka pun melakukan perintah yang Jeongyeon perintahkan namun tidak dengan kedua sejoli ini terlihat si wanita sedikit meringis kesakitan karena si pria enggan melepaskan genggaman tanganya yang begitu kencang,

"Lepasin sakit Mo" Keluh nya yang sembari berusah melepaskan diri dari cengkraman Momo
"Ga kamu harus ikut dengan ku mengerti" Tegasnya seakan-akan perintahnya tidak ingin ditolak sedikitpun,

"Aku mau ikut dengan Jeongyeon lagian aku juga ga penting kan buat kamu sudah ku bilang urus saja wanita yang semalam bersamamu" Bentak nya sembari menahan air mata karena rasa sakit yang ada di pergelangan tangannya dan juga hatinya,

"Kan sudah ku jelaskan aku hanya menghargai nya tidak lebih" Jelasnya menjelaskan dengan kenyataan yang terjadi malam itu namun itu tak membuahkan hasil apapun sang kekasih masih saja keras kepala,

"Dan dengan mudahnya kamu mampu menghargai wanita itu tetapi begitu sulit menghargai ku begitu bukan" Kesalnya sembari meneteskan air matanya yang sedari tadi ia tahan namun saat ini pertahan nya sudah benar-benar hancur,

Jeongyeon yang melihat hal itu langsung turun tangan memisahkan mereka selain tak tega dengan Nayeon dia juga tak ingin semuanya semakin rumit,

"Lepaskan Mo tidakkah kau lihat dia sudah merasakan kesakitan brengsek" Kesal Jeongyeon yang melihat pergelangan tangan Nayeon begitu merah akibat perlakuan Momo dan saat itu juga Momo melepaskan genggaman nya,

"Maaf" Lirihnya dengan penuh penyesalan
"Tidak perlu memaksa seseorang jika dia tidak mau mengerti" Ucap Jeongyeon sembari mendorong Momo dan berlalu pergi membawa Nayeon kedalam mobilnya sendiri,

Dengan rasa kesal yang menepi didalam diri Momo ia memasukan koper milik Jennie kedalam bagasi setelah selesai Momo memasuki mobil dengan perasaan yang tidak bisa dijelaskan sehingga pintu mobil yang tak mempunyai salah pun menjadi korban,

Setelah semuanya siap mereka pun bergegas pergi dari perkarangan rumah Momo dipimpin oleh mobil Jeongyeon disusul oleh mobil Momo, Lisa dan Jisoo satu persatu mengendarai dengan begitu relax dalam ke kesalahan yang masing-masing mereka pendam,

Sehingga perjalanan pun begitu terasa sangat menyesakaan seperti sedang berlibur didalam Pulau hantu yang begitu tenang damai namun begitu sangat menyeramkan,

Didalam mobil Jeongyeon yang begitu sunyi terdapat Rose yang begitu bimbang antara ingin membuka pembicaraan atau lebih baik diam saja tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya,

Tetapi baginya ini sangat tidak menyenangkan suasananya membuat perutnya begitu terasa lapar, Jeongyeon yang melihat kegelisahan Rose dari spion mobil pun dengan peka nyaa membuka suara,

"Ada apa Rose? kamu lapar?" Tanya Jeongyeon yang sesekali melihat Rose dari kaca
"Iya oppa hehehe" Jawab Rose dengan begitu lantang dan polosnya ia tak pernah mau absen jika soal makanan
"Nanti kita mampir dulu di supermarket depan" Sahut Jeongyeon Rose hanya mengangguk begitu gembira mendengar perkataan Jeongyeon,

Nayeon sedari tadi hanya bisa diam memperhatikan jalanan yang sama sekali tak ia perhatikan dengan benar matanya memang sedang memandang tetapi pikirannya benar-benar sedang beradu argumen dengan hati yang begitu sama-sama kerasnya,

"Nay sejujurnya itu juga bukan sepenuhnya kesalahan dia kok Kesalahanku dengan kesalahan dia masih jauh lebih besar kesalahanku bukan? Dia masih mampu untuk mengontrol dirinya sedangkan aku justru terbuai akan keindahan malam itu" Jelas Jeongyeon yang begitu paham dengan kondisi Nayeon saat ini
"Terus harus begitu dia terima potongan pertamanya ga jelas banget si" Kesal Nayeon yang merasa tak Terima atas semuanya,

"Dia hanya menghargai nya Nay dia sempat menolak nya namun Dia dipaksa selain itu dia juga tidak enak hati untuk mempermalukan temenku didepan banyak orang selain mempermalukan temenku aku yakin pasti dia mikir tidak enak hati denganku" Jelas Jeongyeon sembari memfokuskan diri pada jalanan,

"Terserah kalian memang sama saja" Ucap Nayeon masih dengan keras kepalnya tak mau memahami situasi yang sedang mereka semua rasa
"Yasudahlah ribet emang pemikiran wanita" Sahut Jeongyeon begitu pasrah,

Padahal menurut Jeongyeon bahkan Rose sendiri itu hal yang tidak terlalu fatal namun Nayeon menganggap kelakuan Momo adalah kesalahan fatal yang tidak bisa ia Terima dengan mudah nya apa lagi untuk memaafkan nya mungkin begitu sulit untuk nya,

Wanita memang egois begitupun dengan lelaki sejujurnya semua sama saja tapi dibalik keegoisannya terdapat rasa takut kehilangan yang begitu besar pada pasangannya, Manusia terkadang memang tak tau diri sudah mendapatkan yang lebih baik tapi mereka sia-siakan dengan alasan yang tak masuk akal.











Jangan hanya baca di awal saja coba baca sampai akhir siapa tau nyaman wkwkwk

Tap bintang ⭐ dipojokan jika suka #Vote
Kritik dan saran📝 jika perlu #Comment
See you BAS yang terhormat🙏

Cerita Kita || Twice X blackpink (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang