Eighty Five

68 10 1
                                    

Malam kembali menyambut para mahluk bumi dengan begitu tenang tanpa adanya sang rembulan namun begitu banyak bintang-bintang terang bertebaran,

Terlihat sosok laki-laki yang begitu riang nya berjalan sembari bermain handphone tanpa melihat jalan dengan benar dan bersiul ria seperti tidak ada beban dalam hidupnya,

"Eh sorr.....y" Ucap nya sedikit terbata-bata setelah ia merasakan seperti menabrak seseorang
"Ck" Lanjutnya setelah melihat siapa yang ia tabrak tanpa memperdulikan seseorang itu lelaki ini justru berjalan meninggalkan nya dalam diam nya seseorang itu,

"Widih yang girang banget" Sindir Jeongyeon melihat Momo yang sedang menuruni anak tangga dengan siulnya yang selalu berbunyi disetiap jalannya
"Hidup itu harus dinikmati, benar begitu bukan?" Ucap Momo yang langsung mendudukan pantatnya,

"Yoii begitu baru bener" Sahut Chaeyoung mereka pun tertawa entah apa yang lucu dimata mereka termasuk Tzuyu juga ikut andil dalam tawa mereka kecuali yang lain
"Ngapin disitu terus Nay ayo sini makan" Ucap Jisoo berjalan menghampiri Nayeon yang sedang bengong,

Setelah menuntun Nayeon dengan lembut ia pun menggeser kursi untuk Nayeon duduki bak tuan putri yang begitu dihormati,

"Ga usah bengong mulu nanti kerasukan setan" Ucap Jisoo mengusap kepala Nayeon sekilas yang lalu mendudukan diri pada posisinya, Nayeon hanya tersenyum atas perlakuan kecil yang Jisoo berikan saat ini namun tidak memungkiri hatinya benar-benar dalam situasi yang begitu gelap tanpa titik terang,

"Otw taken ini" Celetuk Sana yang entah dari mana membuatnya ia mengatakan hal yang seharusnya tidak ia katakan

Uhukkk

Seketika itu pun ucapan Sana benar-benar membuat Momo begitu kaget padahal ia sedang diam menikmati makanannya namun ucapan Sana benar-benar membuatnya gusar hanya satu yang ada diotak dan hati dia apakah aku mampu?,

"Aish Jen kuahnya terlalu pedas tersedak kan aku jadinya" Keluh Momo yang sudah dipastikan hanya berpura-pura agar tidak terlihat keterkejutan walaupun semua orang begitu memahami bagaimana perasaan NaMo saat ini,

"Iya maaf mau aku ganti?" Ucap Jennie yang membantu Momo padahal memang tidak sepedas itu
"Ah tidak usah tidak apa-apa" Sahut nya yang malah langsung memakannya lagi dengan begitu santai dan terlihat sekali menikmati,

"Jangan begitu atuh sayang kan ga enak sama Hyung" Bisik Tzuyu pada kekasihnya
"Aku minta maaf kelupaan" Ucap Sana yang hanya dibalas dengan usapan lembut dikepala Sana,

Disaat keadan begitu tenang tidak ada yang mengatakan satu kata pun didalam meja makan terdengar suara dering handphone yang terus menerus berbunyi namun yang mempunyai handphone justru begitu lahap menikmati makanannya tanpa mengangkat panggilannya dulu,

"Berisik banget handphonemu Mo tumbenan banget" Ucap Jeongyeon yang merasa sedikit terusik akan bunyinya yang tak ada hentinya
"Angkat dulu aja Mo siapa tau penting" Sahut Jennie
"Ga penting" Ucap nya yang masih setia melahap makanan dengan begitu tenang,

"Ck angkat duluan aja kenapa si Hyung penting seperti nya buktinya nelpon mulu" Keluh Chaeyoung yang lebih tepatnya memaksa Momo untuk mengangkat nya agar cepat berhenti fikirnya
"Bawel banget kalian" Ucap Momo sedikit kesal yang langsung saja menuruti perintah para sahabat nya,

"Halo"
"........"
"Lagi makan"
"........."
"Hah? Malam ini? Oh emm ga bisa aku ada kepentingan malam ini"
"........."
"Dengan Jeongyeon, Chaeyoung, Tzuyu"
"........."
"Iya sayang dah"

Ucap Momo yang langsung mematikan tlponya secara sepihak,

"Widih udah mepet siapa itu sayang-sayangan segala" Sahut Jeongyeon yang begitu penasaran, Sebelum Momo menjawab ucapan Jeongyeon hpnya pun kembali berdering dengan begitu nyaringnya,

"Iya babe"
"......"
"Memang nya aku ada bilang begitu?"
"......."
"Ohhh uhukkk uhukkk im sorry babe aku lagi sedikit tidak enak badan uhukkk"
"......."
"Apa berkunjung? Tidak usah babe nanti juga sembuh uhukkk"
"......."
"He.eh udah udah makan minum obat uhukkk uhukkk khem"
"........"
"Oke im sorry babe"
"......."

Entah kata apa yang seseorang ucapkan namun Momo langsung mematikannya yang lagi-lagi secara sepihak, Tentunya handphone Momo masih saja berbunyi dari panggilan lain namun Momo langsung mematikan handphone dengan cepat,

"Anjing sehari dapat berapa suhu" Sindir Chaeyoung
"Tak sebanyak dirimu Chaeyoung" Ucap Momo mereka pun langsung tertawa dengan puasnya
"Buaya kalo lepas pawang langsung begini ya" Sahut Jennie dengan begitu sinisnya,

"Ga ada yang ngelepas si Jen dia yang mau sendiri" Ucap Nayeon dengan begitu sendunya
"Yang membuatku begini siapa?" Sahut Momo sembari menatap kecu sosok Nayeon, Nayeon tak mampu lagi berkata-kata ucapan Momo benar memang semua berawal dari dirinya,

"Lagian Ada makanan kenapa harus di sia-siain benar kan?" Lanjut Momo namun kali ini matanya menatap Nayeon sekilas
"Terserah lah" Sahut Jennie menghala nafas kasarnya
"Oh Jy yakin nii mau itu malam ini?" Ucap Momo secara tiba-tiba,

"Itu apa?" Sahut Jeongyeon berusaha mengerti akan otak Momo
"Mau itu ya itu" Ucap Momo yang kali ini mengkodekan dengan baik Jeongyeon pun langsung mengerti
"Jadilah kenapa tidak" Sahut Jeongyeon dengan begitu tenangnya,

"Aku mengajak idolamu juga padahal Jy, Chae" Ucap Momo sembari menghabiskan makanannya
"Seriusan?" Sahut Jeongyeon begitu tak percaya Momo hanya mengangguk pertanda ucapan ia sangat benar adanya
"Wah kalo gini harus ngatur rencana lagi aku" Ucap Chaeyoung dengan begitu girangnya,

"Bukannya mau ngajak Minju, Chae?" Sahut Jeongyeon
"Akan aku batalkan ini tidak bisa kita sia-siakan Hyung bayangin kita ada kesempatan itu hanya kali ini Hyung come on jangan mengurus hal lain" Jelas Chaeyoung dengan semangat yang begitu membara pada dirinya,

"Bener juga katamu Chae okelah, Tzuyu ga mau ikut? Momo ngajak idola kita noh" Sahut Jeongyeon sembari melihat muka Tzuyu yang sejujurnya begitu senang namun
"Khem mau ikut mereka kah sayaaaaaang?" Ucap Sana begitu penuh tekanan tak lupa juga tatapan tajam yang keluar dari diri Sana,

"Ohhh hehehe anu Hyung buat sekarang ga ya hyung lihat sendiri kan bagaimana pawang ku" Sahut Tzuyu bergidik ngeri melihat tatapan Sana yang seolah-olah ingin membunuhnya
"Pfftt hahaha santai aja San udah posesif ya sekarang hahaha" Sindir Momo,

"Memang harusnya begitu tuh" Sinis Jennie sembari memakan makan dengan begitu sedikit kasar
"Tapi kan kamu izinin aku" Ucap Jeongyeon
"Dilarang juga percuma kan? Bakal tetap pergi kan? Terus buat apa larangan itu ada? Udah dewasa harusnya bisa mikir sendiri si harusnya ya" Sahut Jennie,

Jeongyeon hanya menyengir bagai kuda tak tau harus jawab apa ucapan Jennie memang benar adanya sekalipun Jennie larang Jeongyeon benar-benar tak perduli atas segala larangan-larangan yang ada diotak Jeongyeon hanya ada kesenangan kebebasan bukan larangan ataupun tuntutan,

Yang membuatnya tersiksa seperti tawanan padahal larangan para wanita juga ada begitu baiknya selain untuk kesehatan nya keselamatan nya juga sebagai faktor adanya sebuah larangan namun para lelaki terkadang mengabaikan dengan tenang.













Tap bintang ⭐ dipojokan jika suka #Vote
Kritik dan saran📝 jika perlu #Comment
See you BAS yang terhormat🙏

Cerita Kita || Twice X blackpink (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang