6. SEKOLAH

593 41 5
                                    

Hari yang sangat berbahagia bagiku, saat memakai seragam SMAku kembali. Ini hari pertamaku sekolah di negeri orang. Tentu suasananya akan berbeda dengan sekolah lamaku. Aku hanya bisa berdoa agar tidak ada halangan dalam sekolahku.

Dengan doa dan harapan aku melangkah pasti menuju sekolah. 25  menit aku lebih awal datang.
Tiba disekoah, masih lengang. Baru ada anak beberapa anak sekolah yang bermain di halaman sekolah.
Ketika mobil kepala sekolah tiba, aku sedikit berlari menyongsongnya.

"Selamat pagi pak"sapaku hormat dengan membungkukkan badanku dan kusalami.

"Pagi nak Robby. Ayo ke ruangan Bapak" ajaknya. Aku mengikuti dari belakangnya. "Duduk By. Sembari menunggu jam mulai masuk"lanjutnya.

"Makasih pak"jawabku.

Menunggu mulai jam pelajaran untuk diperkenalkan, kami berbincang tentang tata tertib sekolah dan siswa siswinya yang beragam kelakuan. Aku hanya senyum senyum mendengar ceritanya karena membanggakan anak didik sekolahnya. Dan dia berharap pada pelulusan nanti aku menjadi salah satu siswa yang diterma di Perguran Tinggi melalu jalur PMDK.  Semoga.

Saat bel berbunyi, Kepala Sekolahku mengajak aku ke kelas untuk dikenalkan.

"Maaf pak Leo, saya membawa anak baru"katanya ke guru yang mau mengajar di kelas yang akan aku duduki.

"Silahkan pak"kata pak Leo.

Akupun di kenalkan ke murid murid kelas II SOS 1. Aku diminta mengenalkan diriku.

Menempati bangku yang kosong, aku pilih dua meja dari belakang. Karena ke dua meja tersebut tidak berpenghuni.

"Pak, saya bisa pindah enggak satu meja dengan Robby?"sela seorang murid yang berperawakan pendek tapi agak gemuk.

Murid murid sekelas menyambut dengan "Huuuuuuuuu"

"Boleh. Silahkan"sahut guru kami.
Perkenalan pertamaku bersalaman dengan menyebut nama baru murid tersebut. Andika namanya.

Suasana tenang dalam pelajaran pertama dan kedua, karena pak Leo mengajar 2 jam mata pelajaran yaitu Pendidikan Moral Pancasila.

Mendengar bel ganti pelajaran, Andika mengajakku ngobrol.

"Robby, kamu harus hati hati ya. Dikelas ini ada premannya. Biasa Rob, anak seorang Polisi."bisiknya.

"Kenapa harus?"heranku. "Kalau dia preman, hubungannya sama aku apa?"jawabku.

"Nanti dah cerita, guru Matematika dah masuk"katanya.

Salam dari guru Matematika mengajak kami konsentrasi karena pelajaran akan segera dimulai.
2 jam mata pelajaran lagi dari Pak Simatupang baru istirahat. Konsentrasi penuh ke guru yang mengajar, karena tujuanku memang hanya sekolah.

Bel istirahat berbunyi agak panjang. Teman sekelasku mengerumuni aku untuk kenalan.  Tiga orang siswa hanya berdiri dengan menopangkan pantatnya dimeja memperhatikan kami.

Saat siswa bernama Ros mau memperkenlan diri, suara larangan kami dengar. Siswa siswa melihat ke dia.

"Gak usah kenalan. Lama lama juga kenal sendiri. Kan tadi sudah diperkenalkan"begitu kata katanya. "Pada keluar sana"perintahnya. Dengan tanpa bicara mereka meninggalkanku.

Aku belum mengenalnya, tapi awal yang tidak bagus. "Wow, mungkin ini yang diberitahu si Andika tadi"gumamku. Karena tidak merasa bersalah, berdosa apalagi, aku berjalan mendekatinya untuk bersalaman. Sodoran tanganku di tepisnya.

"Eh...kamu kan murid baru, jangan dekat dekat sama Ros wanita tercantik di sekolah ini ya. Dia itu pacar saya"ultimatumnya.

"Ingat itu"temannya menimpali.

MY LIFE (BI SEX) ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang