46. Aku dan Exell

266 27 17
                                    

Pesta meriah Ualang Tahun perak penikahan Om Pierr, adalah moment hubunganku kembali dengan Exell.
Malam setelah acara, kami yang bertugas atas permintaan Om Pierr membereskan kembali peralatan dan perlengkapan yang kami pasang sepanjang pagi hingga sore itu.

Handoko memantau kami malam itu. Dia ada didekatku. Saat itu aku hanya memakai kaos dalam alias singlet putih. Keringatku bercucuran walaupun di ruang ber AC. Beda saat aku memasangnya. Lebih letih membongkarnya.

Handoko mendekatiku dan melap peluh di keningku. Aku reflek menyingkirkan tangannya..

"Banyak orang juga, berani berani..."sergahku dengan suara pelan.

"Tak ada yang tengok. Semua sibuk"balasnya.

"Aku tidak suka. Kalau bisa jauh jauh dari sini. Urus tuh Restoran"

"Aku melakukannya karena suka."

"Terserah. Tapi aku tidak suka"

Aku berdiri untuk membuka foto foto yang kupajang, dari depan Handoko melap keningku.

"Terima kasih atas perhatianmu, tapi lebih baik kau pergi dari sini"kataku "Kalau tidak..."tanganku kukepal dan kuarahkan ke wajahnya.

"Robby...."Suara Exell menghentikan ulahku. Teman teman melihat ke arah kami.

"Kau kenapa"Tanya Exell di dekat kami.

"Handoko koh, menggodai aku."jawabku pelan tanpa basa basi.

"Kau tidak pantas mendapatkan siapapun. Aku, juga Robby. Karena Robby akan tinggal bersamaku"jelasnya. Handoko pergi meninggalkan kami.

Exell tidak segan segan membantuku. Matanya selalu mencuri curi pandang ke tubuhku.

"Udah dirasain juga, ngapain kokoh senyum senyum lihat bodyku"tanyaku pelan.

"Suka"jawabnya singkat. "Gagah, kokoh dan berotot"katanya nyengir.

"Handoko lebih berotot"godaku.

"Kalau ditambal pake daging sapi"
Aku cekikikan mendengarnya. "Itu yang dibalik celana, bisa miring?" mulutnya menunjuk kontolku karena terlihat cetakannya. "Tadi di elus sama Handoko, ya" dia balik menggodai aku.

"Yang ada makin mengkeret, kalau dia yang menyentuh"balasku.

"Itu milik siapa"

"Handoko"

Exell langsung behenti dan wajahnya cemberut kaya dompet tanggung bulan.

"Marah....!. Ini milikku lah. Tapi, ada tapinya. Kalau ada yang mau ngajak aku malam ini ke rumahnya, ini jadi miliknya"kataku membuat dia tersenyum.

"Habis ini. Selesaikan dulu, By. Kalau sudah selesai, kau tunggu aku di sini. Nanti aku akan datang. Kau tak usah ikut pulang"

"Beneren apa hanya..."

"Robby! Tunggu disini"katanya dan pergi.

Pekerjaan yang kami tanggungjawabi berakhir dengan lelahnya tubuh kami. Hampir 2 jam kami berkutat.
Setelah menaikkan barang barang ke mobil lossbuck, teman temanku pergi.

"Ihot, sampaikan salamku sama Om Pierr dan tante. Nanti aku kerumah"

"Kapan?. Masih banyak waktumu sebelum pergi, By, Kau tinggal di rumah saja. Ayah sama Ibuku pasti mengijizinkan."

"Ihot, rahasia yang kita simpan rapat rapat, akan aku jaga selamanya"

"Maksudmu apa, By"

"Kalau aku di rumahmu, aku tidak yakin kalau kau tidak bertingkah aneh aneh. Kau mau kita dipergoki Om Pierr."

MY LIFE (BI SEX) ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang