Setelah merogoh kantongku, cukup tidaknya membeli makan, kutawar nasi dan ikannya.
"Nasi saja setengah sama telor dadarnya bu"pintaku dan kusodorkan uangnya.
"Nanti saja dek, habis makan bayarnya"
"Takut kececer bu"alasanku.
Dengan tenang kusantap makanku karena biasa juga dirumah begini makananku.
Sentuhan tangan di pundaku membuatku kaget, makanan dimulutku seperti mau loncat.
"Loh kenapa kemari koh"tanyaku. Sipemilik warung menawarkan makanannya ke koh Exell yang ditolaknya.
"Robby, kokoh sudah buat kesalahan besar ya?"
"Kokoh tidak ada yang salah perasaan"jawabku sambil mengunyah makanku. Exell meminta ke yang punya warung agar memberikan Ayam goreng, dan sayuran. Tapi kutolak.
"Maafin aku, By, sudah membuatmu menderita. Aku lupa bahwa kamu aku jemput dari sekolah"
"Tidak apa apa koh. Aku sudah biasa telat makan" alasanku, padahal kalau maagku kambuh bisa berhari hari aku sakit.
Untungnya belum pernah aku alami karena aku bisa mengontrol makanku.
"Kokoh selesaikan saja pekerjaannya, sebentar lagi aku selesai. Aku menyusul"
"Tidak By. Biar kokoh tungguin kamu sampe selesai"
Setelah selesai makan, aku mengajak koh Exell pergi. Tapi dia menanyakan berapa yang harus dibayar.
"Sudah pak, sudah dibayar tadi sebelum makan"jawab yang punya warung.
Aku dan Exell berjalan menuju penginapan sambil mengobrol.
"Kini aku tau koh, kenapa kokoh setiap janji tidak pernah ditepati"kataku tapi tidal 100% aku percaya.
"Maksudmu, By""Selain pemilik Restoran, ternyata kokoh punya usaha lain."
"Makasih By kau mengerti tanpa aku jelaskan. Salah satu alasanku mengajak kau, biar jelas kau tau, bukannya aku mau mempermaikanmu Sayang"
"Aku sadar sekarang koh"kataku. Dalam benakku, aku akan menjaga jarak dengan Exell. Belum bisa aku mensejajarkan diri, walaupun dia mencintai ku seperti katanya.
Aku akan melayani dia disaat dia ingin bercinta denganku.
Aku akan menunggu dia mengetuk pintuku atau dia datang menjemputku. Atau apa yang diinginkannya selama dia masih menyukai aku.
Sekali seminggu, sekali sebulan, atau dia tidak datangpun, akan kubiarkan dia dengan maunya.Atau pahit pahitnya, dia sama orang lainpun akan kurelakan. Aku tidak mau dicap sebagai orang yang memanfaatkan. Tidak.
Tidak akan mengganggu dia.Dikantornya, seorang mengantar jus dan makanan ke hadapan kami.
"Minum By."
Karena aku takut dia tersinggung, maka jusnya yang kupilih untuk ku minum. Pada dasarnya aku tidak suka yang dingin dingin. Tapi karena menghormati, terpaksa aku teguk."Bisa bicara tidak koh"
"Yang tadi saja tidak kau lanjutkan"selanya.
"Oh itu. Aku takut kalau kokoh marah sama aku. kita bisa bertengkar nanti. Tak jadilah"
"Kalau bicara itu yang tuntas."
"Baik. Tentang ajakan Handoko untuk kembali lagi kerja di Resto"
"Gimana, gimana By"
"Ini menyangkut rasa cinta koh. Aku jelas jelas menolaknya. Biarkan aku dengan caraku mencari uang untuk hidup koh"
"Maksudmu apa By? Rasa Cinta yang bagaimana?"
"Handoko sudah mengakui bahwa dia sangat mencintai Koh Exell dari pertama diangkat jadi Manager. Dia yang melarangku dekat dekat sama Koh Exell"
"Terus..."
"Aku tidak mau kerja lagi koh. Seperti kataku, biarkan aku dengan caraku. Aku tidak mau mengganggu apalagi menghalangi cintanya pak Handoko ke kokoh"
"Tidak mengerti jalan pikiranmu, By. Dia juga pasti mengakui, bahwa aku tidak ada rasa cinta ke Handoko"
"Dia juga menyukai aku koh. Makanya ketika dia marah ke aku soal pelayanan ke tamu, aku langsung minggat. Aku tidak mau menyukai Kokoh tapi jatuh ke pelukan pria lain. Kita ini Homosex koh. Dimana ada kesempatan, cinta tidak cinta, asal suka pasti arahnya kesana"
Exell meminum Jusnya dan membuat bibirnya bergetar akibat hembusan nafasnya.
"Handoko memang....aahhgg"
"Kokoh tidak usah emosi. Ini kita lagi bicarakan, sayang"
"Gimana tidak emosi. Jangan jangan kau juga menyukainya"
"Inilah yang aku pertanyakan. Rasa curiga itu akan muncul nantinya. Bagaimana aku menghadapi ini bila aku benar benar bekerja lagi disana. Itulah alasanku koh, tidak mau bekerja lagi. Aku menghindari"
"Aku ingin kau kerja berkelas Robby, karena aku sayang kau. Aku tidak ingin kamu jadi pengamen. Aku tidak ingin kau di rayu pria lain. Diluaran sana banyaaaak yang seperti kita ini. Bisa saja kamu jatuh ke tangan orang yang tidak benar. Karena Aku sudah terlanjur mencintaimu."
"Aku bisa jaga diri koh. Jangan paksa aku untuk yang tidak aku sukai. Aku menjaga perasaan Pak Handoko. Berikan dia kesempatan untuk mencintai kokoh".
"Kamu sudah gila. Sinting. Memberikan kesempatan ke Handoko. Sementa aku menyukaimu. Kalau aku mau Robby sudah dari dulu aku sama dia"
"Buka hati kokoh. Apa kokoh tidak kasihan melihatnya setiap hari berharap sama kokoh. Pecat aja dia kalau begitu"
"Hah? Pecat?. Tidak begitu Robby. Kerjanya bagus. Tamu suka dengan dia"
"Kalau begitu terima apa yang kukatakan. Soal, kokoh mau memakai aku, kita bisa bicarakan"
"Maksudmu"
"Saat kokoh mau pake aku, kokoh bisa datang. Sekali seminggu seperti yang kita lakukan, sekali sebulan, atau sekali setahun. Aku tidak apa apa. Aku akan setia menunggu"
"Hanya demi Handoko kau jual cintamu, Robby. Kau rela menjalani seperti itu"
"Kalau tidak kita break saja"
"Ok ok. Kau tidak usah kerja di resto. Aku akan jalani seperti sekarang. Kita seolah tidak pacaran. Anggap tidak kenal. Itu maumu kan?. Atau kau tak ada rasa sama aku, Robby"
"Untuk apa aku sekarang bersama kokoh. Semingu sekali belum tentu kokoh menepati janji. Apa itu yang dinamakan cinta?. Dengan pria mana kokoh selama 7 hari?. Dengan menunjukkan usaha agar dikatakan sibuk? Itu bukan Cinta Koh. Aku tau aku butuh uang, itu tidak kuharapkan dari kokoh. Aku bisa jual diri. Banyak yang mau. Tapi karena kokoh bilang Cinta dan sayang sama aku, kutunggu kokoh mengetuk pintuku. Kutunggu kokoh menyapa di pertigaan rumahku. Tapi apa yang kudapat. Kecewa koh. Kokoh membelikan aku baju, untuk apa? Agar bisa kau rendahkan aku? Ah, si Robby diibelikan sesuatu saja pasti senang, datang sekali sekali saja dia pasti menerima. Begitu anggapan kokoh?"
Aku terdiam. Exell juga diam. Kuseka air mataku.
Aku berfikir, tak mungkin dia tidak punya pria lain. Memang hak dia untuk melakukan itu. Cuma aku tidak mau dengan mempekerjakan aku kembali, menjadi tameng buat dia.Mana ada kesetiaan dalam bercinta. Dia punya uang bisa membeli seratus pria sekaligus. Jangan bilang cinta hanya untuk kepuasan.
"Sepertinya kokoh tidak ada benarnya dimatamu Robby. Baiklah, kita sudahi hubungan kita sampai disini"
"Terima kasih koh. Aku mau pulang, tidak usah diantar. Kasih saja ongkos secukupnya, karena aku tidak bawa uang".
"Tidak usah seperti itu. Kokoh antar sampai Resto, nanti dari sana kamu naik angkot"
"Ok kalau begitu. Aku tunggu di mobil"
"Pakaiannya Robby, bawa"
"Tidak usah. Berikan saja sama karyawan kokoh saja"
Aku keluar dari ruangannya dan masuk ke mobil.***
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE (BI SEX) ALONE
Художественная прозаAPAKAH ANDA PERNAH MERASAKAN DIUSIR DARI RUMAH, KETIKA ANDA KETAHUAN SEORANG 'HOMO atau GAY?' APA BISA ANDA MERASAKAN BETAPA SAKITNYA? ikuti ceritaku Like dan komen ya. Robby Ferdinand biasa dipanggil Robby atau Ferdi di usir oleh orang tuanya karen...