Aku tidak berkata apa apa di dalam mobil menuju Restorannya si Exell.
Exell mencoba memegang tanganku, tapi kutolak."Robby, aku akui, apa yang kau katakan itu benar. Aku tidak mau memecat Handoko karena aku pernah memakainya. Itu dulu. Sekarang tidak pernah lagi.
Aku mempertahankan dia karena kerjanya bagus. Terserah percaya atau tidak.
Aku memintamu kerja lagi, sebenarnya untuk membuatnya tidak betah. Karena dia banyak menuntut. Aku ingin kau menggantikannya. Robby masih mau mendengar kokoh kan?"Aku diam. Di otakku berkata, memecat Handoko, agar bisa bebas di luar. Pinter sekali. Dan mana mungkin seorang siswa SMA menggantikan manager. Apa tidak mengada ada itu namanya.
"Masih berlaku kan, omonganmu tadi, yang bilang 'Kapanpun kokoh datang, kamu akan menerimaku'".
"Maaf koh. Aku butuh uang. Kalau mau main sama aku, kokoh harus bayar" Ya ampuuuuun, berani sekali aku berkata begitu. Ide darimana itu? Robyyyy....kau menjual dirimu? Tidaaaaaaak!
"Ok. Kalau begitu kau tinggal di rumahku saja, By. Yang waktu banjir kau tidur disana. Ada angkot dari jalan raya menuju sekolahmu. Aku bayar kamu sebagai penjaga rumah, tiap bulan akan kukasih gajimu dan setiap main aku bayar selesai main. Gimana. Aku sediakan kamar yang layak untukmu. Pekerjaanmu hanya urus rumah dan memberi makan anjing kesayangan kita"
Aku mendelik ketika dia menyebut kata 'kita'
"Ehh maksudku anjing yang di rumah. Kalau mau, kita awali malam ini. Besok akan aku tinggal kunci rumah, kapan kau mau pindah jadi tidak terganggu"
Hatiku teriris iris mendengar permintaannya. Sedalam apa sukanya sama aku hingga dia rela membayarku?
Aku menangis menutup wajahku dengan ke dua telapak tanganku. Mobilnya dipinggirkan. Dia meraih kepalaku meletakkan di dadanya. Isakku semakin keras. Kepalaku diciumi. Kurasakan ada air di kulit kepalaku. Exell menangis.
"Aku sangat mencintaimu Robby"ucapnya terbata. "Aku sangat mencintaimu"
Kutarik kepalaku dari dekapannya. Dia mengusap air mata di pipiku.
Setelah kurasakan tenang dia menjalakan mobilnya hingga mendekati Restoran."Aku turun disini aja koh, angkotnya lewat sini"kataku di seberang Restorannya.
"Aku belum bayar pengganti mengamenmu, By. Itu janjiku. Kalau ini, akan kutepati. Kita masuk Resto dulu ya. Ada yang mau aku ambil"
"Tidak usah koh. Tidak usah ganti juga tidak apa apa. Ongkos sekali naik angkot saja, soalnya tadi aku bayar makan, jadi gak punya lagi aku uang"
"Kalau kau mau tinggalkan aku, baik baik saja By. Kita masuk dulu ya. Sebentar saja"
"Baik koh. Tapi aku tunggu diluar ya"
"Iya"
Mobil dimasukkan ke parkiran tapi dia tidak turun.
Exell malah menyederkan kepalanya ke jok mobil dan menarik nafas panjang dan menghembuskannya."Malah tiduran koh. Katanya ambil sesuatu"protesku.
"Aku masih ingin sama kau, By"
"Kokoh kan kerja. Sini uangnya ongkos angkot saja. Biar aku pergi koh. Sebenntar lagi karyawan selesai istirahat"
Dia diam. Kucoba membuka pintu mobil tapi tidak bisa.
Kulihat keluar, karyawan sudah ada yang masuk.
Dia mengambil baju yang baru dibeli, menyodorkan ke aku."Untuk apa ini koh, kan aku mau pulang"
"Pake saja By, kabulkan permintaanku kali ini saja, sebelum kau pergi jauh meninggalkanku"
"Koh..."
Dia membuka kancing kancing baju yang baru dibeli, lalu membuka kancing baju seragamku. Saat aku melepaskan bajuku, dia menciumi dadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE (BI SEX) ALONE
General FictionAPAKAH ANDA PERNAH MERASAKAN DIUSIR DARI RUMAH, KETIKA ANDA KETAHUAN SEORANG 'HOMO atau GAY?' APA BISA ANDA MERASAKAN BETAPA SAKITNYA? ikuti ceritaku Like dan komen ya. Robby Ferdinand biasa dipanggil Robby atau Ferdi di usir oleh orang tuanya karen...