59.

297 25 28
                                    

Pagi itu aku terlambat bangun, hingga aku tidak jumpa teman teman di luar kampus.  Karena waktuku sudah mepet, aku langsung menuju kelas.
Tapi melewati pos satpam, aku di tegur Satpam yang jaga.

"Bang Robby sebentar bang"sapanya. Aku berhenti menunggunya. "Ada surat bang"katanya seraya menyodorkan sepucuk surat beramplop putih.

"Dari siapa pak?"tanyaku sambil melihat surat tanpa nama.

"Nanti baca aja bang. Dia tidak menyebut namanya"jawab Satpam.

"Makasih ya"kataku dan bergegas ke kelas.
Belum menempelkan pantatku dibangku, Tubagus menginterogasiku.

"Darima kau bisa mepet begitu"

"Ketiduran. Mandi saja tidak. Nih cium ketekku" kataku mengankat tangan kiriku.

"Sial kau, By. Ketek bau begitu suruh di cium"

"Kalau mau."kataku cengengesan.

"Eh By, Ayahmu jabatannya apa. Keren kali ku tengok"

"Ayahku?"

"Ya Ayahmu. Ternyata kau anak orang seorang pejabat ya. Tak sangka aku. Cewe cewe nanyain tuh. Makanya kalau di sukai jangan sok nolak kau"

"Cewek cewek? Maksud kamu nanyain aku untuk apa?"

"Kamu sok jual mahal katanya. Jangan karena kau tampan tak mau sama mereka"

"Eh bodat, aku ini tujuannya mau Kuliah, bukan cari istri. Dan kau juga tau, semua kuanggap teman. Jual mahal seperti yang kau bilang di bagian mana?"

"Si Bianka, Nindya, Zaza ngajak kau katanya kau nolak. Bintang semua itu"

"Bintang di langit lebih indah, ku ajak turun tidak mau itu"

"Bercanda saja. Ehh Dosen dah datang"katanya menutup pembicaraan.

Konsentrasi kami tertuju ke depan. Tiba tiba sikutnya Tubagus menyenggol lenganku. Mataku melihatnya.

"Bianka tuh. Matanya ke sini terus"

"Liatin kamu itu"bisikku. "Kamu rela membiarkan cewe yang kamu suka"

"Sukanya sama kamu, masa kupaksa harus suka sama aku"

"Nyerah..."

"Pasrah. Kalah bersainglah. Apalagi setelah semua tau, kau anak seorang petinggi negara, mana ada yang berani. Cewe cewe malah pingin calon mertua pejabat"

"Kontol kau"
Tubagus hanya nyengir.

Ternyata kehadiran Om Pierr memberikan nilai plus juga ke aku. Aku dianggap sebagai seorang anak pejabat. Hemmmm.

Selesai kuliah, kumasukkan diktat dan bukuku kedalam tasku. Aku melihat surat yang tadi kuterima dari Pak Satpam. Tubagus dan teman teman yang lain belum beranjak dari tempatnya.

"Kau mau keluar atau mau ngeram di kelas, ayo keluar"ajak tubagus. "Noh pada nungguin kamu tuh"katanya. Aku melihat satu persatu mata yang memandang ke arahku.

"Hoiiii pada juling apa matanya, nengok aku seperti maling aku ini"kataku membuat mereka tertawa.

"Ayolah sama sama kita ke kedai"

"Setan kalian, ngapain pula nunggu. Ayolah"kataku dan mengakat tasku.

"By, malam minggu ke rumahku mau tidak. Sama teman teman"Bianka menyentuh lenganku.

"Tak bisa Bian. Pak Komandan mengajak pulang Sabtu sehabis kuliah. Nih suratnya"kataku menunjukkan surat yang hendak kubaca. Padahal entah siapa yanh ngasih surat aku tidak tau.

MY LIFE (BI SEX) ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang