16. IHOT MENUNGGU

506 41 7
                                    

Memasuki area kontrrakan, dari jauh aku melihat Ihot berdiri di depan pintu.

Aku tidak buru buru untuk menemuinya. Aku berfikir sejenak dengan menyingkir di balik pohon asam di jalanan.

"Ihot, apa kau juga seperti pak Mul"pertanyaan dalam hatiku. Terus terang, walapun kami sudah melakukan hubungan, aku tidak ada rasa seperti rasa ke pak Mul. Rasa Cinta ke pak Mul belum tumbuh ke Ihot rasa itu.

Kuhela nafasku dalam dalam dan kuhembuskan lalu aku menemui Ihot..
Senyumku kuberikan.

"Lama sekali Rob. Dari tadi aku menunggu. Lama peembicaraannya dengan bossmu"

"Mulai besok aku tidak kerja di bangunan lagi Hot."kataku sambil membuka pintu.

"Apa?! Kenapa bisa begitu?"cecarnya.

"Saudaranya yang mengambil alih. Aku bisa apa"

"Saudaranya? Terus kamu gimana?"

"Jangan khawatir. Kamu tidak akan bertanggungjawab atas diriku, Hot. Aku tidak akan membebani kamu"

"Maksudmu apa, Rob. Kalau hanya sekedar makan sehari hari, aku masih bisa memberimu makan. Jangan sepelekan aku"

"Bukan begitu maksudku. Kamu jangan tersinggung. Aku tau kamu suka sama aku. Bukan berarti hidupku ada ditanganmu."

"Aku bisa menafkahi kamu, Robby walaupun kamu tidak kerja di bangunan lagi"

"Ada batasnnya Hot. Hanya aku tidak mau bergantung sama siapapun selagi aku masih bisa."

"Aku mencintaimu Robby"kata kata itu persis yang kuucapkan sama pak Mul.

"Kita masih SMA, Ihoooooot. Tidak pantas kau berkata begitu"

"Emang benar Aku men...."

"Mahla kamu kemanakan?"

"Aku sama Mahla tak lebih dari kamuflase Rob. Aku hanya mengelabui orang orang agar aku terlihat jantan. Aku seorang Homosex. Dan kukira kau juga begitu"

"Aku tidak begitu. Aku tidak beruntung saja karena perempuan tidak ada yang bisa aku pacari'

"Kau tidak usah berbohong, Robby. Dengan apa yang kita lakukan, berarti kita sama."

"Seyakin itu."

"Iya seyakin itu. Terus ini pulangnya lama dari mana?"

"Dari Bangunanlah. Tadi aku beresin dulu semua setelah bicara sama pak Mul"

"Kamu lapar?"

"Udah makan tadi. Aku bersih bersih dulu. Kamu mau nginap?"

"Pastilah. Kamu mandi aja sekalian".

"Gak suka yang kotor ya"

"Robbyyy....kamu gak usah mandi kalau gitu"katanya dan memelukku."Biar kamu tau betapa aku sangat mencintaimu, ganteng"

Kancing bajuku di copot satu per satu lalu mennciumi dadaku. Celanaku dillepas dan sllllluuup...kontolku sudah dimulutnya.

Tapi tiba tiba pintu ada yang mengetuk. Aku segera menuju kamar mandi dan menyirami tubuhku.
Ihot yang membukakan pintu.

Aku mendengar percakapan antara Ihot dan tamu, samar samar ku dengar.

Selesai mandi, dengan handuk melilit pinggangku kubuka pintu kamar mandi, betapa terkejutnya aku melihat orang yang kucintai, pak Mul.

"Selarut ini, pak Mul ada apa pak?"tanyaku. Ihot langsung masuk dan tiduran di tikar.

"Maaf yang tadi Robby. Mas terlalu gegabah"

"Tidak ada yang perlu dimaafkan pak."

"Besok kerja seperti biasa ya, By. Mas tunggu"

"Maaf pak. Aku sudah ada kerjaan baru. Ini baru pulang langsung mandi"

"Tidak bisa. kamu harus kerja lagi"

Ihot yang mendengar aku sudah kerja lagi langaung bangun.

"Udah ada kerjaan baru? Diman Rob?"Tanya Ihot.

"Adalah. Tapi tidak akan merebut pekerjaan orang lain"

"Maksudmu, apa karena Mas bilang Handi sebagai penggantimu? Kamu bilang merebut?" tanya pak Mul.

"Iya. Aku sudah memohon ke bapak, karena aku butuh uang untuk hidupku, tapi apa yang bapak lakukan ke aku?"

"Mas datang kan memintamu untuk bekerja lagi, Robby?"

"Terlambat pak. Berikan saja itu ke saudara bapak. Aku sudah ada pekerjaan lain"

"Dimana kau kerja"

"Dimanapun itu, yang pasti tidak ada campur tangan saudara. Jadi aku minta maaf, karena besok mulai bekerja, aku mau istiirahat"

"Kau mengusir mas mu?"

"Aku hanya bilang mau tidur, besok mau kerja"

Pak Mul menatapku sayu dan pergi. Biarlah waktu singkat ini, yang menumbuhkan benih cintaku ke pak Mul kucukupkan. Waktu yang akan menjawab semuanya.

Pintu kutup kembali. Dan aku memakai kaosku. Kurebahkan diriku disamping Ihot yang sedari tadi berdiam diri.

Kupeluk tubuhnya dan kubisikkan "Mau main tidak?"

Ihot hanya diam.

"Kamu kenapa?"tanyaku.

"Kamu tidak jujur sama aku, Rob. Tadu aku tanya darimana pulang malam, jawabmu menyelesaikan kerjaan. Tapi sama pak bossmu kamu bilang..."

"Seperti kataku, aku tidak mau membebani orang lain, Hot. Aku jauh jauh merantau hanya sebatang kara. Suatu saat orang orang yang membantuku berpaling, aku harus bagaimana. Dari itu aku akan membiasakan diri hidup mandiri"

"Aku mencintamu Robby"

"Kita masih muda. Suatu saat kau pergi dariku, apa aku tidak akan merana. Mahla saja bisa kau kelabui, apa nanti tidak bisa kau lakukann sama orang lain?. Soal cinta yang kau bilang, itu hanya sesaat, Hot. Lepas dari SMA juga Cinta itu akan tumbuh berserakan dimana mana"

"Kau pikir aku main main?"

"Seperti permainan kita"kataku lalu mencumbuinya.

"Aku tidak minat, Rob"

"Kalau begitu untuk apa kau nginap?"

"Kau meragukan cintaku, Robby"

"Aku tidak meragukan. Aku bilang Cinta itu hanya sesaat. Kau pikir aku menerimamu tidak suka sama kau?. Kalau aku tidak suka, dari pertama kali kau datang, sudah kutolak kau. Sekarang suka sukamulah" kataku ketus dan membelakanginya.

"Robby, kau Cinta tidak sama aku"

Aku diam. Dia memelukku. Menciumi punggungku.

"Kita tidur ya"jawabku tanpa bergerak.




MY LIFE (BI SEX) ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang