"Robby, maaf aku terlambat"
Begitu ucapan Exell ketika aku menysuri jalan menuju sekolahku."Kenapa harus minta maaf?. Aku menghargai usahamu untuk datang menemuiku. Rasa kecewamu akan timbul bila kau tidak melihatku. Sekarang, mau koh Exell apa"
"Masuklah sebentar. Kita bicara didalam"
"Kokoh udah pikun atau apa?. Tuh gerbang sekolahku sudah terbuka, tengok anak anak itu, berlarian karena takut terlambat. Aku juga tidak mau terlambat"
"Tiga menit, Robby. Tidak akan membuatmu di usir dari sekolah"
"Kalau aku di keluarkan dari sekolah hanya karena terlambat melayani kokoh, yang pertama aku sembelih, kokoh orangnya"
"Kasar bicaranya."
"Kokoh yang suaranya meninggi. Sekarang ngomong atau aku pergi"
"Iya..iya Robby."nada suaranya dipelankan. "Tak mungkin aku katakan semua disini hanya dalam waktu 1 menit. Nanti pulang sekolah aku jemput kamu. Kita jalan jalan"
"Tidak bisa. Nanti sepulang sekolah aku konser"
"Hah, Konser? Enggak salah dengar aku"
"Ngamen maksud ku. Aku cari uang dengan ngamen"
"Hanya karena emosi mendengar kata kata Handoko, kau keluar terus mengamen? Dimana kecerdasanmu Robby"
"Jangan sebut sebut nama Handoko di depan hidungku"
"Ok ok. Baik Robby, ada yang akan aku jelaskan ke kamu tentang aku dan Handoko. Nanti pulang sekolah urungkan niatmu untuk konser tunggalmu itu"
"Aku perlu makan, tak berhak kau melarangku. Lagian untuk apa kau cerita tenang kalian. Mikirin hidupku saja aku dah pusing".
"Biar hatimu dingin. Biar tau kau siapa Exell ini sebenarnya. Biar kau tau aku sangat menyayangimu, Robby"
"Enggak perduli lagi aku tentang kau, Handoko atau siapapun. Enggak ngaruh. Soal sayang seperti yang kau ucapkan, aku bukan tempat yang tepat. Maaf. Hanya ngamen menjual suara aku bisa bahagia. Bukan cinta".
"Selamanya kau akan ngamen?. Selama kau masih sekolah?"
"Sampai lulus nanti. Tidak masalah kan?. Bell sudah bunyi, aku harus pergi"kataku dan melangkah.
"Nanti siang tunggu aku di depan sekolah, jangan dikontrakan"
Kulambaikan tanganku.
Dalam langkahku, aku bertanya dalam hati, apa kuturuti kata katanya untuk pergi mendengar penjelasannya atau kuabaikan saja.Tapi Exell sepertinya serius. Serius juga untuk apa, toh tidak ada yang dirugikan.
Justru aku yang rugi. Tidak akan mendapatkan uang nanti.Bagaimana ini?
Melihat wajah lelahnya Exell, aku merasa kasihan juga. Semalam dan pagi ini walau terlambat dia datang, bukankah suatu perjuangan dan pikiran?"Akan ku tunggu kau Exell"kataku sendiri.
***
Hampir 30 menit aku menunggu di gerbang sekolah, wujud Exell belum terlihat. Sengaja aku menghindari Ihot cs, dengan belakangan keluar kelas, agar tidak jadi pertanyaan.
Tapi hasilnya apa?
"Bodoh kau Robby, masih percaya sama Exell si mulut manis itu. Pulanglah, makan, ganti baju dan mengamen"bisik hatiku.
Kuyakinkan diriku untuk meningalkan sekolah dan pulang menuruti kata hatiku.
Tak sedikitpun sumpah serapah keluar dari mulutku. Karena kutau, Exell pasti ada halangan. Dia orang sibuk. Sibuk dengan pekerjaan mungkin. Sibuk dengan pacarnya mungkin. Atau sibuk mau mencari alasan untuk mempermainkan aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE (BI SEX) ALONE
General FictionAPAKAH ANDA PERNAH MERASAKAN DIUSIR DARI RUMAH, KETIKA ANDA KETAHUAN SEORANG 'HOMO atau GAY?' APA BISA ANDA MERASAKAN BETAPA SAKITNYA? ikuti ceritaku Like dan komen ya. Robby Ferdinand biasa dipanggil Robby atau Ferdi di usir oleh orang tuanya karen...