49. Drama.

245 24 10
                                    

"Perlu dibahas. Ingat waktu mas memintamu bertemu sebentar di parkiran, tapi kau tidak mau?. Kau pikir aku tidak tau kalau kau disini jadi rebutan."

"Rebutan siapa?" kusudahi makanku.

"Kau emosi karena benar apa yang mas katakan"

Wajahku berubah memerah sepertinya. Exell yang duduk dimejanya mendatangi meja kami.

"Maaf pak!. Bisa bicara sama Robby sebentar?" ijin Exell. Wajahku ke alihkan ke meja lain. Karena aku tidak suka sama Exell.

"Maaf pak, Robby itu temanku. Tidak bisa"judes Mulyono kelihatan.

"Mau nanya, soal Ulang Tahun Pernikahan Omnya yang kemaren"alasan Exell.

"Omnya? Sejak kapan kau punya Om, Robby. Urusan apa kau dengan ini Orang soal Ulang Tahun pernikahan?"

"Om Komandan mas. Ayahnya Ihot teman sekelasku. Perkawinan perak mereka di lakukan disini. Robby sama Ihot megang accesories dan penata oranmen bunga dan hiasan"jelasku. "Ada apa pak boss dengan Ultah perkawwinan Om komandan?" tanyaku.

"Makanya ikut aku sebentar ke ruangan Handoko"
Aku memandang wajah mas Mul.

"Masih ada masalahkah"tanya Mas Mul.

"Makanya saya permisi minta ijin"

"Aku ikut"

"Pak, ini maslah kami pak. Bapak tidak usah ikut"

"5 menit"Mas Mulyono menawar.

"10 menit pak"

"Ok. Lebih dari 10 menit, aku masuk"jawab Mulyono.

"Apa apaan pake  ancam gitu"kesalku.

"Silahkaaaaaann. Kau bebas" ucap Mas Mul kesel.
Exell berjalan mendahuluiku dan aku mengikutinya.

"Mau ngomong apa lagi kau"tanyaku setelah menutup pintu. Exell mendekati aku dan...dia medekapku dan menciumi ku. Aku mendorong tubuhnya untuk mengelak.

"Kau pikir  kau siapa, hah! Kau pikir aku ini Mark? Handoko? Atau pria bayaranmu?. Kau tak pantas mendapatkan aku Exell. Kau pantas membeli kepuasan, karena aku yakin tidak ada seorang pun yang mau sama kau kalau mereka pikirannya jernih dan sehat"

"Aku tidak mau kau tinggalkan, Robby"

"Dan kau sesukanya meninggalkan orang orang yang sudah berkorban untuk kamu seperti Mark dan Handoko?"

"Aku tidak mencintai mereka"
Tiba tiba Handoko masuk dan mengunci pintu.

"Mereka kau pakai karena bayaran?"

"Robby kalau bicara pelan pelan. Suaramu kedengaran keluar" Handoko mengingatkan.

Aku diam. Exell mendekati.
Exell memelukku dari belakang. Handoko hanya tertunduk.

"Kokoh akan mengantarmu ke PTN mu, Robby"ujar Exell dan mencium kepalaku.
Kulepaskan tangannya dari tubuhkku.

"Sudah cukup bantuanmu ke aku koh. Mengkaryakan aku di Restomu dan bayaran yang kau berikan padaku. Jadi pembantumu, sudah cukup. Kembalilah ke Mark" kataku.

"Mark?"Handoko nyeletuk.

"Iya Mark. Teman hidupnya Exell. Bukan Aku si Robby seperti yang kau bilang pak Handoko, tapi Mark.  Apalagi kau pak Handoko, tidak masuk hitungan. Saran aku pak Manager, kalau tidak mau makan hati, lebih baik pak Handoko cari kerjaan lain. Jangan berharap cintanya Exell dengan bertahan disini"

Handoko keluar dari ruangan. Ketika aku hendak keluar, Exell mencegahku. Dia berusaha menciumku.

"Tidak usah memaksa. Akan aku layani kamu sebelum aku pergi lusa. Tapi di hotel, bukan di rumahmu."

MY LIFE (BI SEX) ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang