29. Kontrakan dan Resto

330 29 10
                                    

Membersihkan kontrakanku dari kotoran peninggalan banjir membuatku lelah.
Diatas kasur lipat itu aku tertidur hingga pukul 15.20.
Kulanjutkan lagi setelah aku terbangun
Saat sibuk dengan kain pel bekas bajuku, Ibu Rt datang dan memanggil namaku.

"Robby...Robby..."

"Iya Bu, nyahut"jawabku

"Ini sedikit sosial ya dari kelurahan. Moga bermanfaat buat dek Robby"

"Makasih bu sudah perhatikan aku"

"Sehat sehat ya dek. Kalau ada apa apa langsung lapor"

"Baik Bu. Terima kasih"

Setelah bu Rt dan teamnya pergi, aku membersihkan diri untuk segera berangkat kerja.

Sedang mengenakan pakaianku, ada lagi yang datang. Ihot dengan teman anggota gengnya.
Wajahku langsung berubah.

"Ada apa kalian datang"sergahku di depan pintu.

"Maaf Robby. Kita datang berniat baik. Tidak bermakaud apa apa"teman Ihot yang bicara.

"Aku tidak mau terlibat apa apa apa lagi sama kalian"tukasku.

"Robby, Ihot tidak akan ganggu kamu lagi. Mahla yang meminta agar menjauhi kamu. Jadi kami datang sebagai teman."

"Menjauhi?"Aku menatap Ihot. Dia tertunduk.

"Dalam arti Ihot tidak sering sering ke kontrakan ini, By. Mahla sangat mencintai Ihot"

Aku mendorong bahu Ihot dan masuk kedalam. Mereka mengikutiku masuk.

"Ini ada sedikit dari anak anak.Tadi kau tak masuk. Kami sudah tau pasti tempat tinggalmu rawan banjir. Kepala sekolah yang menyuruh kami datang kemari"lanjut teman Ihot.

Kuterima amplop dan kardus yang diikat tali plastik dari tangannnya.

"Terima kasih"ucapku. Dalam hatiku, Ihot mencintai aku apa Mahla? Secepat itu dia berubah. Sebenarnya aku senang dengan pengakuan ini. Tapi ada rasa yang akan hilang, Rasa isapan isapan Ihot yang telah membuatku menikmati.

Ihotlah yang pertama kali memberikan sensasi itu. Itu yang tidak pernah aku lupakan.

"Aku mau bicara sebentar sama Ihot, bisa?"pintaku ke teman temannya.

"Silahkan, By" Mereka keluar kontrakanku dan memastikan apa aman atau tidak. Setelah mereka menjauh, aku masuk menemui Ihot.

Ihot langsung memelukku dan menciumku.

"Bukan Mahla yang disini, By"bisiknya menunjuk dadanya. "Kamu...Kamu Robby"lanjutnya.

"Preman bisa takluk di mulut wanita"ledekku. "Emang Mahla bisa memberi kepuasan sama kamu?. Ini yang bisa mebuatmu puas"kataku menuntun tangannya ke kontolku.

"Akan aku usahakan agar Mahla dan teman temanku tidak tau, By. Aku akan mencuri waktu untuk kita"

"Tak guna, Hot. Kalau mereka tau, kau dan aku akan menangung akibatnya. Biarkan waktu yang menjawab. Sekarang kau..."kupeluk dan kucium Ihot. "Kau pulanglah. Teman temanmu bisa curiga"

"Aku mencintaimu, Robby"lirih dia berbicara.
Aku mengangguk dan mengantarkan ke pintu.

Janji kami untuk saling memberi kode untuk bertemu sepertinya akan susah terlaksana. Ihot mempertahankan Mahla dan teman temannya hanya untuk sekedar mempertahankan image. Dia mengingkari siapa sebenarnya dirinya. Labil.

Aku membuka amplop pemberian Ihot dan teman temannya yang berupa uang. Kugabungkan dengan gajiku yang kusimpan di bawah buku ku.

Mie instan, kopi, gula, teh celup, beras dan minyak goreng yang dalam kardus ku taruh diatas kompor minyak.

MY LIFE (BI SEX) ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang