26. Banjir

350 34 9
                                    

Suasana Restoran malam ini tetap ramai walau hujan lebat mengguyur bumi mulai siang tadi.

Bahkan tamu pengunjung resto  walaupun sudah selesai makan enggan untuk beranjak dari duduknya. Sementara tamu tamu ada yang berdiri menunggu meja kosong.

"Sebentar ya pak, bu, biar saya lihat meja kosong dulu"kataku sopan kepada ssepasang suami istri yang kusambut.

Setelah menemukan meja yang berpenghuni 2 orang gadis kudekati dan kuutarakan maksud hatiku.

"Mohon maaf kak, karena situasinya hujan lebat, boleh tidak 2 orang gabung di meja ini? kasihan sudah kelaparan" pintaku.

"Boleh mas boleh"jawabnya.

"Terima kasih"senyumku kuberikan.
.Aku berjalan untuk memanggil pasangan tamuku.

"Apa yang kamu lakukan Robby? Mengusir tamu?" suara pak handoko pelan tapi tetap mau bikin emosi.

"Bapak tenang saja. Robby tidak berani macam macam. Ada macan Resto, takut Robby di telan"kataku berlalu.

"Sial kau Robby"masih kudengar suara si Judes Handoko.

Aku menuju tamuku dan mengantar ke meja 2 wanita cantik.

"Dengan begini kan, aku mengusir secara halus"kataku  dalam hati.

Aku itu kadang bingung, kenapa setiap pengunjung bila sudah mendapatkan meja, seakan itu hak paten miliknya selama makan. Padahal meja yang diisediakan untuk ber empat dan ber enam.

Ketika mencatat pesanan tamuku, aku melihat 2 wanita cantik sedang bicara tapi bisik bisik.

Aku bisa mengatasi untuk 5 tamu pengunjung kami yang tidak kebagian meja makan malam ini.

"Robby, ku ruanganku"perintah Handoko ketika aku sedang mencuci piring. Bu Susi mendelik dan berbisik.

"Laki tapi Judes"katanya pelan.

"Biarkan saja bu. Pimpinan harus begitu biar di takuti"kataku."Robby tinggal sebentar ya bu"ijinku yang di anggukkan bu Susi.

Tok

Tok

Tok

Pintu dibuka.

Aku langsung masuk dengan membungkuk tanpa disuruh masuk.

Handoko hanya berputar memandangiku yang berdiri.

"Robby minta maaf kalau perbuatan Robby tadi salah, pak. Robby hanya berfikir positif, bagaimana biar tamu bisa makan malam. Itu saja"kataku menunduk tidak melihat Handoko.

Handoko tiba tiba memelukku dan mencium keningku.

"Terima kasih, Robby. Hal  begini belum pernah terjadi"katanya hendak menciumku. Seketika aku menghindar.

"Kenapa?"

"Bukan waktu dan tempatnya"jawabku.

"Ok, kamu boleh pergi"

Aku keluar ruangannya menuju Dishwasher.

***

Teman teman yang memperhatikan kelakuanku tadi terhadap tamu, datang mendekatiku setelah keluar dari ruangan Handoko.

"By, kamu di marahain lagi ya"tanya Eri waiterr temanku."Makanya By, kerja sesuai perntah saja biar aman"lanjutnya.

"Aku berbuat atas hatinuraniku aja, Ri. Tamu yang datang kan ingin makan dan bersantai, sementara bangku ada yang kosong, kenapa tidak dimnafaatkan"kataku.

"Aku gak tau, By, kalau satu meja udah di huni orang biar hanya 1 atau 2 orang tidak bisa di gabung sama yang lain. Dari mulai kerja, aku taunya itu."

"Kerja...kerja. Ngapain ngobrol"Handoko sudah didekat kami. Aku dan Eri langsung mengambil kesibukan.

MY LIFE (BI SEX) ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang