62. Tidak seperti yang kuinginkan

332 25 14
                                    

Setelah mandi aku duduk dibangku tamu. Kusesali diriku yang terperdaya oleh Om Pierr. Hampir 6 jam aku tertidur. Om Pierr telah memperkosaku. Dia telah menodai aku. Aku seperti orang yang tak berguna. Aku dijadikan sebagai pelampiasan nafsu bejadnya.

Suara pintu yang terbuka, mengalihkan mataku ke sana.

"Ehh Robby sudah bangun?. Ini Om bawa makanan. Mungkin kamu sudah lapar" Om Pierr meletakkan bungkusan plastik di meja.
Aku sontak berdiri.

"Bagaimana rasanya sudah mengentoti aku, Om. Om sudah puas mengambil keperjakaanku? Berapa kali Om melakukannya selama aku tertidur? Om bawa makanan lagi agar bisa membiusku? Belum puas dengan yang Om lakukan?"

"Robby..."

"Aku tidak pernah bermimpi untuk pernah di entoti kontol, Om. Aku tidak akan pernah mau biar ada tawaran uang sekalipun. Itu tidak pernah Robby akan lakukan. Tapi Om sudah menghancurkan aku. Aku ini jantan Om. Laki laki. Aku juga ingin memasukkan kontolku ke lobang orang lain, tapi bukan dengan cara tipu tipu, Om"

"Om terobsesi dengan pantat bulatmu, By. Om tidak tahan melihat kamu tidur tadi, Om khilaf. Om minta maaf"

"Aku tau Om. Om mungkin berfikir, apapun yang akan Om lakukan ke Robby, Robby akan nurut, karena Om sudah memberikan uang kuliah Robby. Om salah besar"

"Om tidak bermaksud seperti itu Robby. Om menyukaimu"

"Terlepas dari suka atau tidak, Om seharusnya bisa meminta secara baik baik. Walaupun akan kutolak mentah mentah. Tapi Om sudah mendapatkannya. Om yang berkuasa. Tapi Om harus tau, uang kuliah Robby yang Om berikan tidak cukup untuk membeli darah yang keluar dari dubur Robby."

"Robby, Om tidak ada perhitungan soal itu. Om kira kita akan bisa menikmati keberduaan kita. Om juga akan berikan lobang Om, untuk menjadikannya impas, Robby, kalau itu yang membuatmu tidak marah. Om mencintaimu"

"Maaf Om. Robby minta ini yang pertama dan terakhir. Jangan pernah menemui Robby lagi. Soal uang kuliah Robby, itu menjadi urusanku. Bila sudah ada uang yang Om berikan ke kampus, Om bisa tarik kembali. Robby tidak mau itu menjadi alasan Om untuk bisa berbuat sesukanya ke Robby. Maaf, aku pergi."

Om Pierr menahanku dengan memelukku. Dengan tubuh kekarnya aku tidak bisa melepaskan diriku.

"Om minta maaf sayang"

"Tidak ada sayang sayangan. Apalagi berkedok cinta. Maaf Robby harus pergi, mau belajar."

"Jangan pergi Robby. Om akan antar kamu karena Om yang ambil kamu".

"Jangan pernah menahanku lagi. Jangan buat Robby semakin marah. Atau Om mau kita bergaduh. Om memang punya pistol. Tapi Robby tidak takut mati karena perbuatan Om ke Robby.".

"Robby, maafkan Om."

"Nikmati hidup Om. Robby mau sendiri. Ingat, jangan pernah jumpai Robby lagi. Rencana jahat Om sudah terlaksana. Ternyata Om Picik. Gak sangka, hanya karena sebuah keinginan, Om membuat rencana busuk. Tak ada rasa hormat dan sukaku lagi sama Om" Emosiku masih memuncak. Enak saja dia memperkosaku dalam keadaan tidak berdaya. Aku yakin dia sudah memasukkan sesuatu kedalam minumanku hingga aku mengantuk berat hingga tertidur.

Apa karena aku suka sama dia, lalu menganggap aku mau dijadikan sebagai perempuan? Tidak.
Dia bisa melakukan itu ke orang lain, ke aku TIDAK.

Mulyono yang kucintai saja, aku yang ingin menjadikannya sebagai istri. Dan Mulyono tidak pernah meminta untuk mengambil lobangku, padahal kami saling mencintai.
Ini...? baru berbuat sekali sudah berani membiusku untuk menuntaskan hasratnya. Apa mungkin dia berfikir karena akan jarang menemuiku hingga dia merencanakannya? Jahat. Atau apa dia berfikir aku akan memintanya lagi, karena dia tau aku menyukainya? Itu bukan Aku. Sesuka sukanya aku melihat orang, bukan aku yang menjadi botnya tapi dialah yang menjadi kekasihku sebagai wanita dalam sex.

MY LIFE (BI SEX) ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang