Setelah hampir 2 bulan kerja paroh waktu di bangunan, sore setelah potong rambut, aku menuju bangunan tempatku bekerja.
Tergesa gesa langkahku karena sudah agak telat sehabis merapihkan rambutku. Aku hendak langsung ke dapur untuk memulai kegiatanku setibanya aku disana.
Rekan rekan yang melihatku agak sedikit heran.
"Kenapa nengok aku macam gitu mas?" tanyaku waktu berpapasan.
"Enggak, By. Kau kelihatan..."sahutnya.
"Iya, aku kelihatan lah. Emangnya setan tak kelihatan"imbuhku
"Kau ada ada saja. Kau kelihatan keren kali"katanya.
"Ah...biasanya. Aku masak dulu. Eh...Boss ada?"tanyaku
"Lagi belanja barangkali atau kemana gitu..."
"Ya sudah mas, aku ke dapur ya"jawabku dan aku meninggalkan mereka.
Seperti biasa di dapur, yang kulakukan mulai menjerang air buat bekal kopi atau teh manis buat karyawan sambil mencuci piring.
"By, bikin kopi ya"pinta salah seorang karyawan.
"Beres"sahutku.
Yang lain datang untuk kubuatkan minumannya.
"Kau harusnya gak kerja di Bangunan By. Biarpun hanya sekedar masak. Pantasnya kau kerja di Hotel, Restoran atau apa yang sesuai dengan penampilanmu" ujar Koco sambil mengisap rokoknya dan mengebulkan asapnya.
"Co, kerja disini aja sudah Syukur mas. Mas kan tau, bagaimana pertama kali aku ke sini"
"Maksudku, pantasnya By. Wong tampang sampean keren gitu, kan pantasnya. Gitu" dalihnya.
"Aku kan masih Sekolah mas. Yang penting ada uang buat bayar uang sekolah dan makan. Itu sudah sangat Bersyukur aku."kataku sambil menyodorkan kopinya.
"Ya wis By. Aku ngopi dulu. Lanjut masaknya. Sing penak yo"
"Hehehehe...Co...Koco...yang pasti kalain makan lah"kataku terkekeh.
Bagaimana bikin masakan enak kalau bumbunya itu itu aja. Ada ada saja, benakku
Hingga selesai memasak, Boss kami belum menampakkan batang hidungnya.
***
Waktu sudah menunjukkan 17.20.
Pekerja sudah ada yang selesai mandi dan mengambil makannya."By, kamu gak pulang?"tanyanya.
"Ini Boss belum datang mas. Aku mau pamit"kataku.
"Enggak usah di tunggu, By. Dia mungkin agak lama. Kita kan gak tau"
"Ya, Robby. Pulang aja. Biar nanti kami bilangin" ujar yang lain.
Aku merasa gak enak hati bila pergi begitu saja tanpa permisi. Maka kutahankan menunggu sebentar.
"Habis kalian makanlah. Sekalian mau ku cuci piringnya, biar rapi"kataku.
"Ya udah. Tunggu aja. Makan sekalian biar sama sama"anjurnya.
Aku dan teman teman menikamti makan kami sore menjelang malam itu dengan canda karena saling meledek.
Omongan omongan vulgar, karena mereka banyak meninggalkan istri dan anak untuk kerja demi kelangsungan hidup. Bagaiman cara mengatasi kebutuhan sex dalam kesendirian. Itu menjadi topik pembicaraan kami.
"Kalau kamu Robby, gimana?"pertanyaan yang membuatku cengengesan.
"Lah aku kan masih muda. Belum pernah gitu gituan. Jadi gak kepikiran"jawabku.
![](https://img.wattpad.com/cover/320273637-288-k192305.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE (BI SEX) ALONE
Fiksi UmumAPAKAH ANDA PERNAH MERASAKAN DIUSIR DARI RUMAH, KETIKA ANDA KETAHUAN SEORANG 'HOMO atau GAY?' APA BISA ANDA MERASAKAN BETAPA SAKITNYA? ikuti ceritaku Like dan komen ya. Robby Ferdinand biasa dipanggil Robby atau Ferdi di usir oleh orang tuanya karen...