Dengan meninggalkan tasku di ruang ganti karyawan, aku pagi itu berencana mencari kontrakan, bukan kost kostan. Karena pada umumnya kost kostan itu mahal, tapi banyak aturan. Aku sudah bertekad untuk menghabiskan gajiku untuk membayar 1 tahun kontrakan walaupun itu petakan.
Rencananya mencari kontrakan di sebelah Selatan kampusku, karena tempatku sebelumnya di bagian Timur. Aku menjaga jaga agar manusia manusia pecundang itu tidak mengetahui dimana aku tinggal.
Maka mulai sekitar jam 6.30 pagi itu perburuan aku mulai dengan bertanya tanya sama penduduk. Gang demi gang aku jalani, sekitar 4 gang hingga putus asa ku timbul karena belum menemukan. Full penghuni salah satu kendalaku.
Duduk di depan sebuah kios sembako menikmati gorengan dan teh botol karena aku belum sarapan, kucoba bertanya ke penjual gorengan barang kali dia tau ada kontrakan kosong.
"Tidak tau bang. Biasanya juga kalau mahasiswa kost adanya"jawabnya.
Aku terdiam dan melanjutkan menyantap gorenganku. Tekadku harus menemukan kontrakan biar sampai malampun, akan aku lakukan.Seorang pembeli saling bicara dengan penjual gorengan sambil melihat ke aku. Aku tau mareka mebicarakan aku yang mencari kontrakan.
"Abang nyari kontrakan apa kostan, bang"tanyanya.
"Kontrakan kak. Karena aku ada alat alat dapur walaupun hanya kompor, ember dan piring. Biar bisa masak sendiri"kataku penuh harap kontrakan yang kucari ada.
"Ada bang, tapi nanti ke kampus agak memutar karena tempatnya dibatasi tembok perumahan."
"Yang penting ada dulu kak. soal jauh tidak masalah. Anggap olah raga soal jauhnya"jawabku.
"Bentar ya bang, aku antar goregan sebentar ke rumah. Tunggu saja disini. Adekku yang antar abang ke sana. Itu kontrakan milik kakakku"
"Makasih kak. Aku akan tunggu"kataku dengan bahagia.
***
Kontrakan 8 pintu, 4 menghadap timur dan 4 menghadap utara baru selesai dibangun. Baru 5 pintu dihuni oleh yang berkeluarga. Tanpa pikir panjang lagi, aku mengambil yang menghadap timur yang paling ujung, karena baru selesai di cat.
Sebelum membayar, aku terlebih dulu menayakan penghuni yang ada, besaran uang kontraknya. Ternyata mereka kebanyakan mengambil bulanan. Maka kuperhitungkan untuk se tahun.
"Gimana bang, mau diambil?"
"Ya kak aku ambil. Tapi aku panjar dulu ya, nanti kulunasi sekalian ambil barang barangku"
"Boleh dek. Biar dibersihkan dulu. Kapan mau ditempati, bang"
"Hari ini, aku ambil barang dulu, baru balik lagi. Hari ini pokoknya"jawabku dan memberikan panjar.
"Baik bang. Biar kami bersihkan dulu"
Hatiku benar benar bahagia, karena hari ini aku sudah menemukan tempat walaupun mengurangi tabunganku.***
Kembali ke Hotel tempatku kerja, Bang Darwin belum ada. Langsung ku ambil tasku dengan sedikit buru buru, lalu ke Bank untuk mengambil pelunasan.
"Kak, mau bayar sewanya"kataku setiba dikontrakan. Kuseka keringat di keningku karena lelahnya berjalan. Ternyaya yang punya kontrakan setia menungguku.
"Oh iya dek. Bentar mau bikin kuitansinya ya." Kuitansi kuterima dan kunci diserahkan ke aku.
Duduk selonjoran dilantai, akibat lelah, pikiranku ke Mulyono. "Kau pikir aku tak bisa, hah?" hatiku berkata. "Ingat, kau yang datang menghampiri aku, akan aku putuskan kau dan aku tidak akan ada hubungan"geramku. Rasa benciku mengingat kejadian semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE (BI SEX) ALONE
Aktuelle LiteraturAPAKAH ANDA PERNAH MERASAKAN DIUSIR DARI RUMAH, KETIKA ANDA KETAHUAN SEORANG 'HOMO atau GAY?' APA BISA ANDA MERASAKAN BETAPA SAKITNYA? ikuti ceritaku Like dan komen ya. Robby Ferdinand biasa dipanggil Robby atau Ferdi di usir oleh orang tuanya karen...