Hari pertamaku kerja di tempat elite ( perkotaan ), yang kupikirkan pertama adalah penampilanku. Walaupun sebagai Cleaning Service ( Bag. Cuci Piring dan ngepel ) tapi berangkat dari rumah haruslah berpenampilan rapi.
Kubuka kardus pemberian Kepala Sekolahku yang berisi baju baju dan celana, kupilih sehelai batik yang kurasa cocok dengan pakaian karyawan Resto, lalu ku rapihkan dengan setrika arang pinjaman dari yang punya kontrakan.
"Berangkat jam berapa Rob"Ihot yang memperhatikanku sedari tadi akhirnya bertanya.
"Jam 10 mulai kerja. Rapi aku berangkat jam 9 lah biar jangan terlamabat. Oh ya, kamu sarapan sendiri aja ya Hot, soalnya aku repot nih. Bisa kan?"
"Aku gak usah kau persoalkan , Rob. Kamu gak sarapan apa?"
"Nantilah sambil jalan. Yang penting persiapan dulu." jawabku sambil merapihkan pakaianku.
"Kamu bisa bisa sakit nanti kalau tidak sarapan. Bisa repot"
"Tenang aja"
"Kau...."katanya sambil berdiri hendak ke luar.
"Kalau kamu mau sarapan, sarapan di luar aja, Hot. Tidak usah beli untukku, ya."
"Emang kenapa kalau kubeli sekalian, kan ada susahnya."
"Aku tidak mau berselisih paham hanya karena makan, Hot. Aku bisa mengukur segimana laparnya aku. Aku belum lapar"
"Robby, apa yang bisa kulakuakan agar kau bisa menerima pemberianku, coba katakan, Rob"
"Kalau kau mau sarapan, silhakan sendiri. Kalau kau mau duduk, duduk aja. Tak usah kau komentari apa kurang lebihnya aku. Itu sudah cukup. Tidak susah kan?"
"Aku kasian nengok kau"
"Anggota tubuhku masih lengkap, Hot. Sekarang saja aku mau bekerja, apa yang pantas kau kasihani dari aku?. Kalau kau emang sayang sama aku, tunjukkan tanpa banyak komentar"
"Ok.! Aku tidak banyak cakap. Aku diam. Tapi ijinkan aku mengantar kau ketempat kerjamu"
"Kau sudah dari semalam disini, baiknya kau pulang. Tinggallah di rumah barang sekejab. Tunjukkan dirimu bahwa kau masih punya orang tua yang lengkap. Jangan keluyuran terus seperti tidak punya harga."
"Itu tidak usah kau urusin. Aku tau apa yang akan kulakukan"
"Kalau perhatian orang tuamu ke kamu berkurang, apa salahnya kamu memberi perhatian sama mereka. Jangan hanya uang dan uang. Pergi sana pergi sini."
Ihot terdiam.
"Ok aku pulang sekarang"
"Jangan marah"kataku. Kutarik tangannya dan kupeluk dia. "Semalam aku ingin sekali, tapi kau tak mengerti. Apa kau mau..."bisikku dan mencium pipinya.
"Aku tak bisa mengerti kau Robby. Tapi...."
"Mau tidak?"
Ihot tertawa dan memelukku. Aku benar benar terpuaskan atas pelayanan Ihot. Main berdiri ternyata tidak kalah nikmat dengan telanjang sambil tiduran.
Sudah berpakaian hanya retsleting yang terbuka, kenikmatan sesaat itu menggetarkan seluruh tubuhku.
Ihot bisa memberi sensasi itu.
Masih bisa dikatakan dalam hitungan jari, permainan yang diberikan Ihot sungguh luar biasa. Itu yang membuatku suka dengan Ihot.*****
Baru saja melangkah meninggalkan kontrakan tercintaku, aku dikagetkan suara motor di depanku.
Senyumku kuberikan untuk menyambut kedatangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE (BI SEX) ALONE
General FictionAPAKAH ANDA PERNAH MERASAKAN DIUSIR DARI RUMAH, KETIKA ANDA KETAHUAN SEORANG 'HOMO atau GAY?' APA BISA ANDA MERASAKAN BETAPA SAKITNYA? ikuti ceritaku Like dan komen ya. Robby Ferdinand biasa dipanggil Robby atau Ferdi di usir oleh orang tuanya karen...