sambungan...
"Kenapa tidur disitu? Orang yang mengagung agungkan kemiskinan tak pantas tidur di sofa mahal. Berbau nanti"Exell seketika membuat panas hatiku.
"Ok. Tak tidur disitu juga gak bakal mati"jawabku. Aku duduk dilantai.
"Kau pantasnya tidur disana"mulutnya menunjuk kamar di ruang tengah. Aku berfikir itu adalah kamar pembantu atau kamar khusus tamunya.
Kupandangi wajah Exell dengan geram. Mau mukul rasanya. "Setan kau"bisik hatiku.
Aku menuju kamar yang dimaksud dan berhenti di depan pintu.
"Buka! Pantasnya kau tidur di situ"
Kubuka pintu pelan, udara segar menyambutku. Kulirik dia yang masib berdiri melihatku.
"Tidurlah. Tutup pintunya"
Setelah pintu kututup, kupandangi sprei putih dan bedcover bercorak batik diatasnya lalu aku berjongkok merabanya. Aku menangis terharu.
"Exell.."bibirku menyebut namanya bergetar.
Tiba tiba pintu dibuka, dia masuk dan mengangkat bahuku untuk berdiri."Kenapa menangis, Robby"
Tak kujawab pertanyaannya, tapi kupeluk dia. Di dadanya isak tangisku menjadi.
"Aku sayang kamu, Robby. Aku sangat mencintaimu"dia ikut menangis. Kepalaku diciumi "Andai kau tau, sejak pertama bertemu denganmu, aku sudah sangat suka melihatmu, kau tidak akan menghindar dari aku, sayang"
"Maafkan Robby, koh. Robby hanya tak bisa melihat kau bersama Handoko. Rasanya hatiku hancur, koh. Robby pikir kau dengan orang lain juga, karena siapapun pria gay pasti suka melihatmu. Itu yang membuat Robby menjauhimu"
"Aku tidak sejahat itu sama kamu sayang."
Exell menarik tanganku ke atas tempat tidur dan merebahkanku. Ciuman demi ciuman diberikan keaku.
"Aku sangat berharap beberapa hari ini, kau datang menemuiku, koh. Aku rindu"kataku.
"Maafkan aku, By. Bukannya tak mau datang, ada kesibukan"
"Aku berharap itu benar. Tapi tidak sama Han..."
"Tidaaaak By. Tidak"
"Kalau kau tak mau lagi menemuiku, bicara saja. Biar aku tak menunggu. Biar bagaimanapun, kokoh itu sudah matang dalam hal begini"
"Robby, kita bicara malam ini saja ya"
"Sudah pagi"
"Besok tak usah sekolah."
"Kerja tetap akan kulakukan."
"Kita lakukan sekarang. Mau kan?"
Aku mengangguk. Hasrat terpendamku beberapa hari ini terbayar sudah dengan layanan Exell. Seperti biasa, dia yang ambil alih permainan. Pengalamannya benar benar di tunjukkan.
"Koooh...enak nih"dlkataku ketika dia menindihku menempelkan kontolny ke kontolku dan mengesek geseknya.
Tak lam kemudian, dia mengangkang di atas kontolku dan....
Kusambut lubangnya dengan menaikkan pantatku.Aku melihatnya seperti kecapean. Maka kuraih tubuhnya dan aku duduk hingga dia benar benar duduk di pangkuanku. Masih dalam pangkuanku, kurebahkan tubuhnya di tempat tidur dengan kontolku masih di dalam lubangnya.
"Robby, kau pintar sayang"desahnya.
Dalam kondisi tidur, pahanya di atas pahaku, kugenjot lobangnya. Teriakan teriakannya, desahannya membuatku semakin intens menggoyangkan pantatku."Keluar By...keluar..."katanya sambil mulutnya menyeringai. "Cepat By...cepaaat..."serunya.
Akhirnya dia menyemburkan spermanya yang mencapai dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE (BI SEX) ALONE
General FictionAPAKAH ANDA PERNAH MERASAKAN DIUSIR DARI RUMAH, KETIKA ANDA KETAHUAN SEORANG 'HOMO atau GAY?' APA BISA ANDA MERASAKAN BETAPA SAKITNYA? ikuti ceritaku Like dan komen ya. Robby Ferdinand biasa dipanggil Robby atau Ferdi di usir oleh orang tuanya karen...