19. EXELL (2)

431 40 15
                                    

Saat mendekati meja pak Exell, aku melihat dia sibuk dengan note book dan ballpoint di tangannya.

"Ada yang perlu dipesan pak boss?"tanyaku sopan.

"Robby, dari tadi saya tunggu. Iya, pesankan saya kopi"

"Baik pak, saya segera datang"jawabku. Kutinggalkan pak Exell untuk mengambil pesananannya.

***

Jam di dinding resto sudah menunjukkan angka 21.20, berarti 40 menit lagi Resto akan tutup.
Pak Exell dengan tamu lain masih sibuk dengan kegiatan masing masing.

Saat aku membawa gelas kopi yang ke dua untuk pak Exell, Pak Handoko sedang tertawa tawa bersama pak Exell.

"Silahkan dinikmati pak"kataku dan hendak beranjak.

"Makasih Robby"jawabnya. Pak Handoko melihat heran ke Pak Exell.

"Tidak bisa ngucapin terimakasih pak Handoko?" ucap pak Exell.

"Oh, tidak apa apa"sahut pak Handoko.

"Saya suka kerja kerasnya setelah mendengar ceritanya"pak Exell.

Pak Handoko melihatku yang kumaknai untuk meninggalkan mereka.

"Permisi pak"kataku.
Aku menuju Dishwaser untuk menuntaskan pekerjaanku untuk segera merapihkan bangku dan meja meja.

***

Pintu masuk sudah ditempeli tulisan "TUTUP". Hatiku sedikit lega, karena sebentar lagi kami akan pulang.

Kami berkumpul semua untuk menerima ceramah dari pak boss, manager kami yaitu Pak Handoko.

"Hati hati di jalan, jaga kesehatan dan kita kembali lagi besok"tutup pak Handoko.

Aku buru buru keluar, karena temaptku jauh dan belum pernah naik angkot malam.

"Robby...Robby"suara pak Handoko membuat karyawan menghentikan langkah.

"Robby, kamu dipanggil"seorang karyawan sedikit berlari memanggilku.

"Aku...?"

"Iya kamu dipanggil"

"Ada apa ya? Kenapa aku dipanggil"tanyaku dalam hati dan menemui pak Handoko.

"Kamu tinggal dimana, Rob"pertanyaan yang kujawab dengab menyebut area tinggalku.

"Lumayan jauh ya"

"Makanya saya terburu buru pak"

"Ini, ambil"pak Handoko meyelipkan sesuatu di kantong batikku.

"Makasih pak. Saya pamit"kataku. Pak Handoko menepuk pundakku.

"Hati hati, tampan"
Aku sedikit berlari untuk menyeberang guna menunggu angkot menuju kontrakanku.

Angkot yang kunanti ternyata belum ada. Sedikit aku mundur dan berdiri dengan mata ke arah angkot datang.

"Robby, kita satu arah, ikut aku yok"ajak seorang teman dari atas motornya yang melihatku.

"Tidak usah bang, aku naik angkot saja"

"Ok, hati hati, By"

Tiba tiba sebuah mobil sedan berhenti didepanku. Karena kaget, aku menggerutu

"Sial"umpatku tanpa memperhatikan manusia didalamnya.

"Robby, ayo naik" Pak Exell melongokkan kepalanya.

"Ehh pak Exell. Kirain siapa pak."kataku mendekat ke mobilnya."Maaf pak, saya naik angkot saja"jawabku.

"Biar aku antar"

MY LIFE (BI SEX) ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang