Betapa bahagianya aku ketika Kepala Sekolah memberi kabar bahwa aku di terima di PTN sekaligus di 2 pilihan.
Aku menangis mendengarnya. Saksi bisu ruang kepala sekolah itu, yang tidak bisa membuat suaraku sampai ke luar ruangan.Guru guru ikut menangis mungkin terbawa suasana.
Aku menangis karena usahaku selama ini berhasil.
Mencari nafkah sendiri untuk hidup, belajar juga mati matian sendiri.Tak terlintas sedikitpun wajah orang tuaku yang telah membuat aku harus hidup dan berjuang sendiri. Dalam setahun lebih dalam perantauan, tidak terlintas bagaimana raut wajah yang telah membesarkan aku.
"Robby, aku tau perjuanganmu nak. Bapak ikut bahagia atas keberhasilanmu bisa tembus di 2 PTN sekaligus. Seperti janji pihak sekolah, kami akan menepati itu. Ditambah Uang sakumu nak."Kepala Sekolahku memeluk aku dengan derai air mata.
Sekilas kulihat, spanduk bergambar diriku dan ucapan Selamat Siswa SMA TUNTUT ILMU DITERIMA DI 2 PTN, ROBBY FERDINAND.
"Itu akan menjadi kenangan buat Sekolah nak Robby. Akan kami pampang di gapura Sekolah." lanjutnya. Guru walikelas kami mengembangkannya di depanku dan guru guru.
"Nanti setelah pengumuman Pelulusan Ebtanas, pihak sekolah akan mengurus semua administrasi pendaftaranmu. Yang Bapak mau tanya, Pilihanmu Robby, IKIP atau Universitasnya. Ke duanya ternama di Propinsi kita"
"Robby ingin seperti Bapak Bapak dan Ibu guru, ambil IKIP"kataku.
"Robby, Bila kau lulus nantinya sebagai Sarjana Pendidikan, Sekolah ini siap menanti kehadiranmu. Kami ingin Sekolah ini besar ditanganmu."
"Kalau itu lihat nanti ya pak. Yang Pasti Jasa pak Kepala Sekolah dan guru guru pengajar tidak akan pernah Robby lupakan"
"Robby, Bapak sebagai wali kelasmu, sangat bangga sama kamu yang sudah mengharumkan nama sekolah kita. Bapak ada sedikit buat keperluanmu nanti, terima ya By"
Guru guru lain, selain guru kelas III memberikan Selamat dan Hadiah ke aku. Aku bangga karenanya.
"Dalam acara perpisahan nanti, kau berpidato ya Robby. Berikan api semangat buat adek adek kelasmu, terutama kelas II yang mau naik ke kelas III." guru kelas IISos memberi usul.
"Tidak bisa pak. Mau ngomong apa"
"Ngomong apa saja, mereka pasti semangat. Tampan dan ganteng dan di terima di PTN, pasti mereka mendengar. Kau itu bintang, By"
"Berlebihan ah Pak kalau bicara"
"Kenyataan, By."sambung guru kelas I. "Siapa yang tidak kenal Bintang pelajar si Tampan ini hah. Kalau Bapak punya anak perempuan, seandainya kau mau lekas lekas kawin, ku kawinkan kau By..Lumayan punya mantu tampan hahahaha" semua guru tertawa.
"Ok Robby. Sabtu, berikan waktumu jangan sampai tidak. Kau orang penting disini"
"Baik pak Kepala Sekolah yang baik hati, Robby pasti datang"
"Sekarang kau boleh bersama teman temanmu. Mereka menunggumu, By. Sekali lagi selamat ya. Oh iya, spanduk ini, tolong panggil Ihot biar dipasang sekarang. Biar orang tau sekolah kita melahirkan orang pintar. Pak Hasbi, berikan ke anak anak, biar dipasang"
Pak Hasbi guru kelas I Ips, bergegas mengambil spanduk untuk di pasang.
Setelah dipastikan terpasang, pak Hasbi bergabung dengan guru guru.
Aku mengucapkan terima kasih dan menyalami mereka.
Di Teras sekolah, Ihot memelukku. Andika agak sewot melihatnya sebelum memelukku memberi selamat. Juga teman teman yang lain, kecuali gengnya Ihot."Aku pulang dulu ya. Sampai ketemu Sabtu, acara perpisahan"pamitku.
"Enak kau, By. Kami masih ditahan, jadi Panitia"Andika berujar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE (BI SEX) ALONE
General FictionAPAKAH ANDA PERNAH MERASAKAN DIUSIR DARI RUMAH, KETIKA ANDA KETAHUAN SEORANG 'HOMO atau GAY?' APA BISA ANDA MERASAKAN BETAPA SAKITNYA? ikuti ceritaku Like dan komen ya. Robby Ferdinand biasa dipanggil Robby atau Ferdi di usir oleh orang tuanya karen...