Kedatangan Ihot berturut turut selama 3 hari ke bangunan tidak pernah kupikirkan akan membuat Pak Mul sang Mandor kami marah.
Aku merasa senang akan kehadiran Ihot. Karena sebagai teman berbincang, juga mau membantuku menyiapkan bahan bahan yang akan ku masak.
Sejak pertemuan pertama kami malam itu, Ihot seperti tidak bisa pisah denganku. Dia selalu setia menemaniku hingga selesai memasak dan mengantarkanku pulang. Bahkan aku sudah di ajak ke rumahnya dan kami melakukan di kamarnya.
Dari situlah aku baru tau bagaimana seorang preman Ihot ternyata kesepian. Sebagai seorang pejabat suatu instansi, Ayahnya jarang pulang ke rumah. Ibunya sama saja sibuknya.
"Rob, sudah tau kan bagaimana aku?. Inilah aku yang sesungguhnya" begitu dia bicara setelah kami menuntaskan hasrat kami.
"Tapi kamu punya geng. Punya pacar dan punya uang untuk membuang suntuk"
"Aku mau hanya sama kamu, Rob. Aku tidak tau kenapa, rasanya...."tidak dilanjutkan ucapannya. Dia memegang tanganku. Aku tersenyum."Aku akan datang ke kerjaanmu, di bangunan. Aku akan bawa kamu pulang setelah kerja"
"Datang saja, Hot. Jemput aku"
Melihat Ihot yang setia mebawaku pulang setelah kerja, terasa tidak ada kesempatan buat Pak Mul untuk berduaan seperti keinginannya.
"Robby, kamu pulang agak lambat ya, aku mau bicara. Kamu Hot, pulang aja. Tidak usah menunggu Robby. Ada hal penting yang mau kubicarakan" ultimatum Pak Mul membuat aku dan Ihot saling pandang.
"Gak papa pak, saya tunggu sampai kalian selesai" Protes Ihot.
"Tidak bisa. Biar Robby bisa tenang nanti. Kau pulang saja dulu. Biar nanti Aku yang antar Robby pulang" sanggah Pak Mul.
"Hot, tidak apa apa kali ini tidak sama sama kau. Pulang sendiri aja ya. Besok kita bertemu"bisikku ke Ihot.
"Tidak bisa. Nanti malam aku ke rumahmu. Tunggu aku"balasnya yang kuanggukkan.
Pak Mul pergi meninggalkan kami yang masih keheranan.
Setelah kepergian Ihot sore itu, aku masih dalam kegiatanku dan berfikir ada apa dengan Pak Mul.***
Keceriaan saat makan malam bersama teman teman melupakan sejenak tentang pak Mul. Tapi karena dia tidak gabung bersama kami, maka kuberanikan untuk memanggil di ruangannya.
Tok
Tok
Tok
"Masuk"suranya dari dalam.
Kubuka pintu dengan pelan.
"Bapak enggak makan? Kalau mau makan biar kusiapkan"kataku
"Tutup pintunya" perintahnya.
"Ada apa pak"tanyaku pelan.
Dia berjalan menemuiku dan memelukku. Bibirku dicium tapi tidak kubalas.
"Mas merindukanmu Robby. Aku rindu kau. Mas ingin kau menginap malam ini"kata katanya pelan.
"Maaf pak. Aku masih takut sama Handi. Aku takut kalian bertengkar lagi."
"Oh, gara gara Handi".
"Iya pak. Aku takut dia memaksa bapak untuk memecat aku. Aku masih ingat dia berkata begitu sama bapak. Aku masih butuh pekerjaan ini"
"Handi atau Masmu ini yang punya Proyek?"
"Betul. Bapak yang punya. Tapi Handi kan kekasih Bapak. Dia bisa nekad nanti. Aku takut itu bisa terjadi, pak"
![](https://img.wattpad.com/cover/320273637-288-k192305.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE (BI SEX) ALONE
General FictionAPAKAH ANDA PERNAH MERASAKAN DIUSIR DARI RUMAH, KETIKA ANDA KETAHUAN SEORANG 'HOMO atau GAY?' APA BISA ANDA MERASAKAN BETAPA SAKITNYA? ikuti ceritaku Like dan komen ya. Robby Ferdinand biasa dipanggil Robby atau Ferdi di usir oleh orang tuanya karen...