Tiba di bangunan, aku langsung mempersiapakan pekerjaanku di dapur, karena sebentar lagi kuli kuli akan makan siang.
Sedang asik asiknya memasak, pak Mul mendekati aku. Dengan berbasa basi dia bertanya.
"Masak apa By?"
"Biasa pak. Teri sibolga buat ikannya dan lauknya bayam. Ini lagi siapin semua. Bentar lagi waktu makan" jawabku.
"Sekolahmu gimana?"
Aku langsung mengambil raport dan hadiah yang tadi kuletakakan begitu saja di meja papan seadanya.
"Ini pak. Sekalian tanda tangan di kolom wali/orang tua murid"
"Hah! Aku tanda tangan?"
"Tanda tangan saja gak salah kan pak"
Pak Mulyono memperhatkan nilai raportku. Dan tiba tiba dia merangkulku.
"Juara I, By?. Hebat sekali"
"Iya pak. Dan aku dapat beasiswa selama se tahun. Jadi gaji ku bisa buat beli pakaianku. Soalnya sudah lama tidak ganti ganti"kataku.
"Ini bungkusan apa?'
"Oh iya lupa"kataku. Kuraih bungkusan yang diberikan kepala sekolah dan kubuka.
Ternyata pakaian ada 4 potong.
Aku tertegun dan memandangi wajah pak Mul, karena ada amplop. Segera kubuka. Ada uang didalmnya. Tak ada komentar dari Pak Mul.Handi sedari tadi ternyata memperhatikan kami.
"Eh, Handi"kataku sedikit grogi. Dia melihat ke pak Mul serasa heran. Mungkin karena Pak Mul merangkulku tadi.
"Kenapa Han"tanya pak Mul.
"Enggak apa apa"sahutnya tapi langsung pergi meninggalkan kami masuk ke ruangan pak Mul.
"Maaf pak. Handi sepertinya tidak suka. Tolong bujuk dia. Biarkan aku disini, dan jangan kemari mari dulu"kataku.
"Tanda tangan?'
"Besok besok saja pak. Masih lama liburan sekolah"kataku.
"Handi....."gerutunya. Pak Mul mengucapkan kata kata yang tidak aku pahami. Pak Mul tidak langsung menyusul Handi, tapi minta dibuatkan kopi yang segera kulaksanakan.
Pak Mul masih menunjukkan sikap emosi ketika kuserahkan kopinya. Raut wajahnya sama seperti aku tidak setuju ketika dia meminta untuk lebih dekat sama aku. Maka aku tidak berkata kata lagi.
Kami diam tanpa bicara, tapi pekerjaanku di dapur terus kulakukan.
Pak Mul membawa kopinya kedalam ruangannya. Tak lama kemudian aku mendengar lamat lamat suara seperti bertengkar.
Tak lama kemudian aku melihat Handi keluar dari ruangan pak Mul dengan wajah memerah tanda emosi.Kuli yang melihat Handi yang berjalan agak cepat langsung datang menemuiku di dapur.
"By....." katanya sambil menunjuk ke arah Handi.
"Bukan urusan kita. Kerja aja sana"kataku.
"Huuuuh....!"Tangannya dikepalkan meninju udara. Aku hanya tertawa. Lalu dia pergi meninggalkanku.
"Ada apa sama Handi dan Pak Mul?" Itu pertanyaan dibenakku. ''Apakah mereka ada hubungan spesial seperti dugaanku?"hatiku yang berbicara. Aku tidak akan terpengaruh bila mereka ada hubungan. Selama aku masih bisa kerja, aku tidak mau ikut campur. Itu prinsipku.
"Robby, Handi kemana?" Pak Mul dibelakangku ketika aku meyendoki nasi ke dalam panci. Aku menoleh.
"Tadi arah keluar pak. Enggak tau mau kemana. Kelihatannya terburuburu" sahutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE (BI SEX) ALONE
General FictionAPAKAH ANDA PERNAH MERASAKAN DIUSIR DARI RUMAH, KETIKA ANDA KETAHUAN SEORANG 'HOMO atau GAY?' APA BISA ANDA MERASAKAN BETAPA SAKITNYA? ikuti ceritaku Like dan komen ya. Robby Ferdinand biasa dipanggil Robby atau Ferdi di usir oleh orang tuanya karen...