38. Aku dan Ihot

331 29 24
                                    

Bangku sekolah yang kududuki sudah hampir selesai.
Hidup bahagia di kontrakanku yang memberi banyak inspirasi dan sejarah percintaan yang tertutup rapat dari endusan tetangga semakin membuatku semangat menjelang akhir sekolahku.

Kuakui, bahwa Exell lah motivator hidupku. Drama percintaan kami sepertinya tidak kendur dimakan oleh masalah. Aku tidak pernah mempertanyakan kemana saja dia bila tidak bersamaku.

Kubiarkan dia dengan segala keinginannya. Itu yang membuat kami langgeng. Kadang dengan kejutan kejutan kecil, seperti memberi hadiah membuatku bahagia dalam penglihatannya. Tapi aku memaknai lain, kejutan itu hanya untuk mengelabui diriku agar tidak curiga dengan kelakuannya.

Karena sejak aku menerima tawarannya bekerja lagi, banyak cerita yang ku hadapi. Bagaimana dia dan Handoko berciuman mesra ketika kupergoki di ruangan Handoko. Bagaiman dia membawa pria pria ke Resto. Sudah ku maklumi dan juga Handoko memakluminya. Karena aku dan Handoko juga bermain di belakangnya. Cuma Handoko selalu memaksan kehendaknya walaupun aku tidak mau. Itu yang tidak kusuka dari dia, yang akhirnya menyindir dan marah marah tidak pada tempatnya.

Kami melakukan itu, karena mencontoh kelakuan Exell.

Masih segar dalam ingatanku, bagaimana Handoko memaksa aku mengentoti dia sebelum Resto tutup.
Mulai dari situ, aku dan Handoko sering memuaskan nafsu kami.

Tidak ada istilah Cinta. Hanya nafsu karena suka sama suka. Cintaku boleh dimiliki Exell hanya sebagai tameng untuk mengumpulkan rupiah.

Disisi lain, disaat aku libur atau ada waktu senggang, aku memberitahu Mulyono agar aku dan dia bisa berduaan. Cinta Mulyono sama besarnya dengan Exell ke aku. Bedanya, aku dan Mulyono tidak tau satu sama lain, sedangkan dengan Exell seperti terikat karena dekatnya kami bekerja.

Dengan Ihot, aku hanya menyenangkan dirinya saja. Saat ada kegiatan sekolah, jam istirahat, atau sekali sekali bermain di rumahnya itu yang bisa aku lakukan. Memuaskannya dengan memainkan kontolnya. Hubunganku masih tertutup rapat.

***

Mengisi formulir masuk perguruan tinggi negeri PMDK ( Penelusuran Minat Dan Kemampuan ) adalah kegiatan anak anak kelas III hari ini.

Memilih jurusan pada Perguruan tinggi yang akan diseleksi, benar benar harus aku pahami. Pilihan I di IKIP ( Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan ) sebagai pengajar nanti bila lulus sarjana atau diploma dan ke II Ilmu Ekonomi di Universitas itu yang kupilih.

Semoga di terima. Dengan begitu nantinya aku tidak perlu mendaftar lagi sebagai calon mahasiswa untuk SIPENMARU.

"Robby, kamu pilih jurusan mana?" Ihot bertanya mendatangiku di mejaku. Teman temannya tidak ada yang melarang lagi karena mungkin sebentar lagi kami akan berpisah.

Kusodorkan formulirku ke hadapannya. Bukan membaca isian formulir tapi membisikkan untuk ketemu nanti.

"Ok"jawabku singkat. Diotakku, Ihot akan aku dapatkan lobangnya. Aku ingin membuat kenangan dengan dia.

Pelajaran hari ini sepertinya hanya membahas Formulir. Guru yang mengajar kami, berharap banyak pada angkatan kali ini. Karena setiap tahun ada PMDK tidak ada yang lolos.

"Ihot, Robby, Mahla dan Ilham. Sekolah berharap banyak sama kalian. Dan juga yang lain, kami sangat mengharapkan ada yang lolos dalam seleksi tahun ini." begitu kata kata yang kami dengar setelah mengumpulkan formulir.

Sekolah mungkin mengharapkan dengan diterimanya siswa di perguruan tinggi, maka sekolah itu akan terkenal. Dengan begitu, kelas dari terdaftar bisa naik menjadi di Samakan dan ter Akreditasi.

Guru kami mendekatiku.

"Kami berharap kali ini sama kau Robby. Dengan begitu, kau akan di bantu pihak sekolah selama 1 tahun di perguruan tinggi. Ini bukan janji, tapi Sekolah akan membuktikan mulai daftar ulang kamu akan kami antar"

MY LIFE (BI SEX) ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang