65. Kehadiran Mulyono

256 23 14
                                    

Pulang dari Kampus aku langsung ke kontrakan. Aku berharap Mas Mulyono tidak ada disana, karena kedatangannya ke Kampus  biasanya langsung ke kontrakan.

Hati ini senang sekali melihat dari jauh pintu kontrakanku tertutup, berarti Mas Mul langsung pulang. Semakin dekat, kulihat sepatu hitam di depan pintu.

"Kenapa dia ke kontrakan, kenapa gak langsung pulang aja"gerutuku.

Pelan ku buka pintu kontrakanku, aku tidak melihat Mas Mul. Aku melangkah ke ruang tengah, ternyata Mas Mul sudah tidur dengan kipas angin kecilku yang dinyalakan. Aku duduk disampingnya setelah meletakkan tasku.

Kupandangi wajah damai yang dulu selalu aku kagumi. Mataku menelusuri tubuhnya dari ujung rambut yang tercukur rapi itu hingga jemari kakinya.

"Aku merindukanmu mas. 4 bulan lamanya aku menantikanmu, tapi kenapa sekarang kau hadir, disaat aku sudah berjanji untuk melupakanmu" kepalaku kugeleng gelengkan. Tidak tahan berlama lama bersedih, kutinggalkan Mas Mul untuk menyeduh kopi dan menyiapakan makanku, karena hari ini aku akan ke Hotel menjumpai bang Darwin.

"Robby" suara pelan mas Mul dibelakangku.
Senyumku dan berbalik badan menyapa Mas Mul.

"Sudah bangun, mas. Ini lagi buat kopi"kataku. Mas Mulyono memelukku dari belakang dan menciumi kepalaku.

"Mas mengerti kemarahanmu tadi By. Mas juga tau kau marah karena Mas tidak pernah datang menjumpai kamu"

"Aku marah pada diriku mas. Tidak ada salah siapa siapa. Aku marah karena aku terlalu percaya sama orang."

"Maafkan masmu, By"

"Tidak ada yang perlu dimaafkan. Duduk di depan saja mas, kopinya biar ku bawa"

Mas Mulyono tidak menciumku seperti dulu dulu pernah dilakukan.

Kopi yang kuseduh kubawa ke ruang depan dan kami duduk di lantai. Mulyono melihatku seperti dengan hati hati.

"Minum kopinya mas"anjurku.

"By, boleh bicara"

"Bicara saja. Tidak ada yang melarang"

"Pria di depan kedai..."

"Mas melihat?"

"Tadi mas mau bicara, tapi kamu serius sekalai bicaranya, ya mas menghindar dan menunggu di dalam kampus. Tampan dia."

"Mas cemburu?"

"Sudah berapa lama berhubungan?"

"Mas ini kalau bertanya seakan aku ini pria gampangan yang suka ke setiap laki laki"

"Jangan marah By. Mas hanya bertanya"

"Bertanya juga bikin sakit hati. Mas mau tau dia siapa? Dialah yang membuat aku meninggalkan kampungku"

"Maksudmu?"

"Dialah laki laki pertama yang aku sentuh"

"Pacarmu? Dia menyakiti kamu"

"Tidak sakit lagi mas. Penderitaan yang aku alami hingga aku jadi tukang masak di proyeknya mas Mul"

"Sebegitu dalam cintamu sama dia, hingga dia menyakiti kamu lalu pergi meninggalkan kampung?"

"Cinta melulu. Boro boro cinta. Yang ada Robby ingin membunuhnya."

Mas Mul kaget ketika aku berkata 'membunuh'.

"Makin tidak mengerti"

"Mas mul juga sudah menyakiti perasaanku. Aku juga ingin membunuhmu"

"Robby..."

MY LIFE (BI SEX) ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang