64. Singgih Home

275 22 11
                                    

"Ini mau kemana pak, nanti jangan lama lama pulangnya"kuingatkan pak Singgih yang sedang menyetir. "Arah mana ini pak"khawatirku.

"Kenapa panik begitu, By?. Sudah Om bilang, Om ini orang baik baik. Tidak akan membawamu ke jurang, By, tenang saja"

"Aku tidak pernah pergi jauh pak. Apalagi Bapak yang bawa, asing semuanya bagi Robby"

"Yang penting kita main. Iya kan?"

"Gimana mau bisa main kalau khawatir gini. Yang ada pentungan ini gak gerak pak"

"Hahahahah...Robby...Robby.."

"Nanti Om bikin keras itu pentungan"katanya main mata dan memegang kontolku karena sepinya jalan

"Sebenarnya kemana kita ini pak"

"Ke Hotel."

"Tempatnya aja sepi begini, mana ada Hotel"aku bergumam.

"Tengok depan By, tuh...tuh...tuh" dia menunjuk rumah yang berdiri kokoh bak rumah rumah di Eropa sana.

"Gilaaaaaaa...cantik cantik rumahnya"kagumku.

Tak berapa lama dia menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah bertingkat.

"Hotel pak?" tanyaku heran karena rumah itu tidak berbentuk hotel. Dan lagi sepi dengan gerbang besi tinggi yang tertutup.

"Hotel kita. Ayo turun"ajaknya dengan senyum. Aku keluar dari mobil dan mengikutinya dari belakang.

Setelah gerbang besi itu di tutup, dia menarik tanganku ke teras dan anak kunci yang tertempel pada gantungan kunci mobilnya di colokkan ke lubang kunci.

Pintu terbuka. Dia menarik tanganku kedalam dan pintu ditutup. Singgih memelukku dan menciumi bibirku. Tas selempangku di angkat dari bahuku dilemparkan begitu saja.

"Dari tadi Om ingin menciummu Robby." katanya dan mencipoki bibirku dan tentunya ku balas. "Belum pernah Om melihat anak sekolah setampan kamu, makanya Om ingin sekali memelukmu"bisiknya waktu membuka kancing kancing bajuku.

Dalam hati aku bicara, aku sudah berbohong sama pak Singgih, justru dialah yang jujur dengan membawaku ke rumah gedongnya.

"Robbyyyyy. .."sebutnya ketika dia ingin menjilati dadaku.

"Eeemmmm."
Bibir dan lidahnya menari nari didadaku, tetekku dipencet pencetnya.

"Kita ke kamar sayang. Kita lakukan dikamar"bisiknya dan menggigit mesra telingaku. Aku mengangguk.
Kontolku sudah menegang. Juga punya pak Singgih.

Dikamar yang dialiri AC window itu, aku ditelanjangi pak Singgih. Kontolku diisap isapnya. Kutahan kepalanya agar kontolku masuk sampai kerongkongannya.

Aku tidak mau egois, maka ku turunkan retsletingnya untuk membebaskan benda yang mengamuk di dalamnya.

"Tunggu, By. Biar Om buka semuanya"katanya. Kini kami sudah telanjang bulat. Kuisap isap kontolnya sambil ku remas remas buah pelernya. Dia kenikmatan. .

Tangannya menarik lenganku agar aku berdiri.

"Tempat Tidur"pintanya. Kamipun berpindah. Ditempat tidur kuservice pak Singgih dengan mulutku. Isapan isapanku membuat dia mendesah. Lubang duburnya kujilati. Lidahku menari nari disana. Aku tidak mau bila dia yang melakukan itu ke aku dengan tujuan agar bisa memasukkan kontolnya.

"Robbyyyy..sszaah....apa yang kamu lakukan"tanyanya. "Kamu jorok Robby...jorooook..."ucapnya tapi menikmati jilatan lidahku.
Hahahah...Bilang jorok, orang macam kau pasti sudah melakukan segala macam cara. Sok suci kau....hahaha.

Kucoba untuk memasukkan jariku kiriku dengan kontolnya di dalam mulutku.

"Robbyyyyy...enakkkk...yaa...enakkkk..."rancunya.
Aku bertambah semangat. Kulepaskan kontolnya dari mulutku. Kucoba lagi menciumi duburnya.

MY LIFE (BI SEX) ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang