2

6K 288 97
                                    

Deva memasuki lobby kantor kedatangan dia membuat semua orang membungkukkan badan, mereka tahu Deva itu putra tunggal bos mereka. Jadi apabila mereka menghina Deva bersiap-siap saja akan mendapatkan sanksi tegas dari Fahri.

Deva memasuki lift menuju ruangan Fahri yaitu lantai 20. Deva menekan angka 20 di dalam lift Deva fokus ke hp memberitahu tentang aksi dia di sekolah. Suara lift berhenti membuyarkan kegiatan Deva jadi Deva memasukkan hp ke kantong celana sekolah, Deva tiba di depan ruangan Fahri bertuliskan Owner Room. Deva memutar kenop disana ada Fahri fokus melihat laptop suara pintu menghentikan kegiatan Fahri.

"Kau ini nak kebiasaan," ucap Fahri.

"Maaf," cicit Deva menundukkan kepalanya.

Fahri menarik tangan Deva menyuruh Deva duduk dengan cepat Fahri mencari kotak P3K mengobati luka di wajah Deva. Deva menikmati saja membiarkan Fahri mengobati luka di wajahnya. Deva tidak melarang Fahri menikah lagi, tapi Fahri bilang ingin membesarkan Deva sendirian saja, hal yang ditakutkan Fahri yaitu istri barunya tidak menerima kehadiran Deva sama sekali.

"Papa!" rengek Deva.

"Jagoan kenapa berkelahi hm?" tanya Fahri.

"Mereka tahu yang mulai! Dev kan diem mulu seperti anak baik. Tiba-tiba mereka bilang papa bodoh jadi Dev marah. Dev hajar mereka, eh guru bk malah dateng," adu Deva dengan nada suara seperti anak kecil.

"Manja kamu kumat, Dev," ucap Fahri.

"Biarin sama papa manja nya!" pekik Deva.

Fahri tersenyum dan langsung memeluk tubuh tegap Deva. Deva itu sangat manja dengan ayahnya.

"Papa gendong!" rengek Deva.

"Kamu berat, Dev. Kemarin papa lihat timbangan kamu naik 5 kg, Dev," ucap Fahri jahil.

"Ish biarin berat badanku naik! Berarti papa banyak memberikan aku makan!" pekik Deva.

"Tidak nanti papa sakit pinggang setelah menggendong kamu," tolak Fahri.

"Dev mau di puk-puk papa!" rengek Deva menarik-narik tangan kanan Fahri.

"Ganti baju dulu saja, Dev," ucap Fahri.

"Gak mau!" tolak Deva.

Deva bersedekap dada di hadapan Fahri wajah manly Deva terlihat lucu sekarang. Bibir melengkung ke bawah hidung kembang kempis benar-benar definisi bayi besar.

"Ayolah ganti baju ya. Papa ingin mengobati luka memar di perut kamu," bujuk Fahri.

"Sakit tidak mau diobati!" pekik Deva.

"Diobati biar tidak infeksi," bujuk Fahri.

"Janji habis obati luka, Dev. Papa harus puk-puk pantat Dev sampai bobo!" pekik Deva.

Deva menunjukkan jari kelingkingnya di depan Fahri dan Fahri menautkan jari kelingking dia ke jari kelingking Deva. Deva tersenyum lebar melihat itu jadi Deva membuka baju seragam dia di depan Fahri. Di dada dan punggung Deva ada beberapa luka lembab jadi Fahri mengompres itu semua. Lihatlah respon Deva sangat berlebihan dia menangis kencang untung ruangan Fahri kedap suara.

Selesai mengobati luka di tubuh Deva hanya ada keheningan saja. Deva mendapatkan kaos hitam milik Fahri untuk dipakainya. Deva merentangkan tangan di depan Fahri meminta gendong. Fahri menggendong Deva di depan dan mulai menepuk pantat Deva beberapa kali agar segera tidur.

"Papa!" panggil Deva.

"Mau uang jajan tambahan, atau motor baru?" tawar Fahri.

"Uang jajannya tambah jadi 100 juta ya, pah. Dev mau membeli action figure anime," ucap Deva.

Deva (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang