Buka bersama kegiatan yang sering diadakan ketika bulan ramadhan. Kegiatan yang kadang dilewatkan begitu saja oleh Deva. Deva tidak suka keramaian jadi sering menolak ajakan buka puasa.
Deva remaja blasteran itu tengah terdiam menatap layar hp. Ada pesan dari Hamiz mengajak dia berbuka puasa di salah satu restoran terdekat.
"Daripada di restoran mending di angkringan. Selain murah dapet banyak pula," ujar Deva.
"Dev papa pergi kerja ya!" pekik Fahri di depan pintu kamar Deva.
Deva terbangun lalu membuka pintu kamar. Dia harus izin untuk buka puasa bersama. Fahri memang sering mengajak Deva berbuka berdua entah di rumah atau restoran.
"Papa, Dev izin buka puasa bersama yang lain ya," ujar Deva.
"Uang jajanmu kurang tidak?" tanya Fahri.
"Dev makan di angkringan saja. Lumayan menghemat uang," ujar Deva.
"Nih uang jajanmu hari ini," ujar Fahri menyerahkan beberapa lembar uang merah kepada Deva.
"Kebanyakan," ujar Deva.
"Pakai seperlunya dan tabung sisanya. Besok kan dapet uang jajan lagi," ujar Fahri.
"Ok deh," ujar Deva.
Deva mencium tangan kanan Fahri. Fahri mengacak-acak rambut Deva. Duda itu kerja seperti biasa dan Deva telah libur sekolah.
Setelah kepergian Fahri dari rumah. Deva yang bosan memilih membersihkan seluruh rumah saja mengisi waktu luang. Tak terasa sudah dua jam Deva selesai membersihkan setiap sudut rumah.
"Bosan aku tadarus saja," ujar Deva.
Deva menuju musholla yang memang sengaja di bangun oleh Fahri. Musholla kecil yang mereka gunakan saat salat berjamaah di rumah.
Deva berwudhu terlebih dahulu sebelum memegang kitab suci Al-Quran. Ternyata Deva terlalu khusyuk bertadarus hingga adzan dzuhur berkumandang. Deva tersenyum lantas berganti baju menjadi baju koko dan sarung. Pemuda tersebut pergi ke masjid terdekat untuk menjalankan salat berjamaah.
Di sepanjang perjalanan menuju masjid ada banyak yang melirik Deva terutama para gadis. Wajar sih wajah Deva memang blasteran ditambah rambut dia cokelat.
Di masjid setelah iqamah semua jamaah merapatkan shaff untuk melaksanakan salat. Deva tidak menjadi imam hari ini dia juga tidak mengajukan diri. Selesai salat Deva kembali ke rumahnya sendirian.
Tiba di rumah dia langsung ke kamar. Remaja itu menjatuhkan diri ke kasurnya tak lama dia menutup mata. Suara alarm membangunkan Deva ternyata sudah mau adzan Ashar beberapa menit lagi. Dia menghela nafas kasar dan berganti baju koko dan kembali pergi ke masjid. Yah Deva memang diajarkan harus salat berjamaah di masjid oleh sang ayah. Fahri akan marah apabila Deva tidak salat berjamaah di masjid. Terdengar berlebihan namun menurut Fahri itu hal yang harus diajarkan sangat keras kepada putranya.
Deva masih ingat dia pernah dengan sengaja tidak salat berjamaah di masjid hukuman Fahri membuat dia kapok. Fahri tidak menghukum dengan pukulan atau tamparan. Fahri menghukum Deva dengan cara hafalan Al-Quran dari juz satu sampai juz lima dalam waktu seminggu. Deva tidak sanggup dan dia kapok melanggar aturan dari Fahri.
Semakin dewasa Deva mengerti kenapa sang ayah mendidik dia keras perihal agama. Fahri sang ayah tidak mau Deva kehilangan arah saat dewasa nanti. Deva memang sering mengeluh saat kecil mengenai Fahri yang marah apabila malas dalam salat atau kegiatan yang berhubungan dengan agama.
Pulang dari masjid Deva yang masih menggunakan baju koko menuju ke dapur. Deva berniat membuatkan menu buka puasa untuk sang ayah. Deva cukup pintar memasak berbagai jenis makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deva (END)
Teen FictionNot BL/Only Brothership. Ini hanya kisah ayah dan anak saja tidak lebih. Zyandru Bakrie Radeva cowok dingin yang sering disebut kulkas berjalan oleh teman-temannya menyimpan trauma berat tentang suatu kejadian di masa lalunya. Deva panggilan akrabny...