20

1.8K 124 6
                                    

Sebuah motor memasuki pekarangan rumah dia membuka helm yang digunakan. Ternyata Deva baru saja pulang sekolah tidak ada senyuman sama sekali bahkan sudut bibirnya sedikit mengeluarkan darah.

"Papa pasti memarahiku," ucap Deva menggaruk belakang kepalanya.

Deva membuka pintu rumah seperti maling tidak mau ketahuan Fahri. Deva sedikit mengernyitkan dahi karena tidak ada keributan sama sekali di rumah.

"Papa belum pulang tumben?" heran Deva.

"Tuan muda!" panggil Rey.

"Papa meeting ya om?" tanya Deva.

"Tuan Mahendra berada di rumah sakit tuan muda," ucap Rey.

Deva lupa apabila Fahri belum sadarkan diri dari koma. Deva diminta fokus bersekolah oleh Angelo dan Angelina, namun dia pasti nekat ke rumah sakit demi menjaga Fahri.

"Om hari ini tidak ada meeting penting, kan?" tanya Deva.

"Saya kurang tahu tuan muda. Saya ditugaskan menjaga dirimu saja dari segala macam bahaya," jawab Rey.

"Hubungi sekretaris genit itu," ujar Deva.

"Baik tuan muda," ucap Rey.

"Aku salat," ucap Deva.

Rey mengganggukkan kepala membiarkan Deva melakukan apa yang dia mau. Perusahaan sementara menjadi tanggung jawab Deva walaupun ada pertentangan tapi secara garis keturunan hanya Deva yang berhak memimpin perusahaan Fahri.

Di kamar berdominasi hitam Deva yang masih menggunakan baju koko terdiam melihat pantulan dirinya di cermin. Deva berkelahi dengan salah satu siswa di sekolah bahkan Deva mendapatkan hukuman skorsing selama dua minggu.

"Pah cepatlah bangun," lirih Deva.

Di luar Deva terlihat biasa namun sebenarnya Deva ketakutan. Dia takut Fahri menyusul sang ibu. Tatapan mata Deva semakin dingin semenjak Fahri koma.

Deva membuka baju koko yang dia gunakan ada banyak bekas luka terpampang jelas di tubuh atletis Deva. Fahri kadang kesal saat Deva bertelanjang dada di hadapannya bukan karena tidak suka hanya saja Fahri benci dirinya yang tidak becus sebagai seorang ayah.

Deva mengambil kaos berwarna cream dipadukan dengan celana kantor berwarna cokelat. Rambut Deva disisir ke samping. Penampilan Deva mirip seperti seorang pengusaha muda.

 Penampilan Deva mirip seperti seorang pengusaha muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Penampilan deva)

"Malas menghadapi penjilat," keluh Deva.

Di ruang tamu ada Rey bersama sekretaris baru Fahri. Ucapan Deva benar dia berniat menggoda Fahri untuk dijadikan suaminya. Namun yah iman Fahri kuat jadi dia tidak tergoda.

Suara sepatu mengalihkan perhatian dua orang berbeda jenis. Disana terlihat Deva menatap mereka datar tidak ada senyuman sama sekali.

"Selesaikan semua meeting hari ini," ujar Deva dingin.

Deva (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang