13

2.2K 139 79
                                    

Di ruang tamu keluarga ada perbedaan pendapat antara ayah dan anak. Sang anak tidak mau mengikuti ucapan ayahnya sementara sang ayah berusaha membujuk anaknya. Deva malas ikut reuni SMA papanya dia lebih baik memilih tidur saja di rumah. 

"Ayolah nak. Ikut ya janji deh nanti papa kasih uang jajan tambahan," bujuk Fahri.

"Kenapa sih aku harus ikut?!" protes Deva.

"Hanya tidak ingin kamu sendirian di rumah," ucap Fahri.

"Gua udah gede tahu!" pekik Deva.

"Gede badan doang kelakuan lu kayak bocah," ucap Fahri.

"Ada udang dibalik batu. Gua hafal kelakuan papa kayak gimana saat maksa gua ikut suatu acara," curiga Deva.

"Hehehe biar papa gak dikira jomblo genes nak," tawa Fahri.

"Situ yang jomblo malah bawa saya kan heran diriku ini," ucap Deva lebay.

"Lu mah gitu Dev!" kesal Fahri.

"Makanya cari bini sana. Gua mulu yang diajak ke acara formal," gerutu Deva.

"Kan elu yang kagak mau gua nikah lagi dasar dodol!" kesal Fahri.

"Hehehe ananda khilaf ayahanda," tawa Deva.

"Ayahanda segala kayak zaman pajajaran aja," ucap Fahri.

"Gua ganti baju deh. Papa kasih tahu gua tentang sejarah kerajaan Pajajaran ya!" pekik Deva.

Deva berlari pergi menuju ke dalam kamarnya. Fahri menggaruk belakang kepalanya karena Fahri sedikit lupa mengenai sejarah.

"Efek pas sekolah malah bercanda mulu nih pas guru menjelaskan materi," ucap Fahri menepuk keningnya.

"Idih sih papa, bilangnya ke gua harus fokus belajar ternyata pas muda badung banget," ucap Deva.

"Lu kalau muncul jangan tiba-tiba Dev, kayak setan aja datang tak diundang pulang tidak diantar," ucap Fahri mengelus dadanya kaget akan kedatangan Deva.

"Hantu tidak ada yang seganteng aku pah," ucap Deva narsis.

"Udah deh otw mendingan kita," ucap Fahri melihat jam di pergelangan tangan kirinya.

"Yuk ah gas!" pekik Deva.

Tempat reuni di salah satu gedung ternama di kota Bandung. Mereka semua patungan menyewa gedung tersebut seminggu sebelumnya. Acara reuni diundur karena ada salah satu orang tiba-tiba mendapatkan panggilan pekerjaan di luar kota. Perjalanan menuju gedung memakan waktu satu jam dan saat tiba Fahri turun dari mobil disusul oleh Deva.

Tangan kiri Deva memegang jas hitam yang digunakan oleh Fahri. Fahri terkekeh geli melihat tingkah Deva tapi yang diperhatikan malah fokus ke hpnya. Lantai dua menjadi ruangan yang dipilih oleh mereka semua.

Kedatangan Fahri menarik antesi semua orang yang telah datang. Deva diam saja tidak berminat melepaskan tangan kirinya yang memegang jas hitam Fahri.

"Anak lu sama Bella?" tanya salah satu teman Fahri.

"Iyalah Ujang. Gua nikah cuma sekali doang," ucap Fahri.

Ujang melepaskan tangan kiri Deva yang memegang jas belakang Fahri. Deva melihat orang di depan dia nampak seumuran seperti Fahri tapi wajahnya sedikit menyebalkan menurut Deva.

"Dia om Ujang. Dulu dia kan yang memotong milikmu," ucap Fahri.

"Gak nyangka gua si Deva udah besar aja. Tingginya aja mau ngejar elu," ucap Ujang melihat Deva yang malah kembali memegang jas Fahri.

"Nak!" panggil Fahri.

"Halo om Ujang!" sapa Deva.

"Ri anak lu dikasih makan apa sih? pipinya tembem begitu?" tanya Anita dia berprofesi sebagai dokter hewan.

Deva (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang