Deva tidak mau lepas dari Fahri sama sekali. Fahri makan namun Deva membuka mulut jadi Fahri menyuapi Deva.
"Hidungmu kenapa?" tanya Fahri.
"Kebentur dinding kantor, pah," jawab Deva.
"Jangan bohong Dev!" tegas Fahri.
"Grandpa," cicit Deva.
"Ck si tua bangka!" kesal Fahri.
Fahri terlihat emosi dan Deva sangat khawatir akan hal tersebut. Deva mengambil sendok di tangan Fahri dia malah meminta Fahri membuka mulut.
Fahri menurut membiarkan Deva menyuapi dia. Deva tidak banyak berbicara hanya fokus menyuapi Fahri saja.
"Oi keponakan gua makan buruan dari pagi belum makan juga lu! tar gua kena amuk daddy dan mommy kan repot!" pekik Roy.
"Ucapanmu benar bang?" tanya Fahri.
"Eh si tengil udah bangkit!" kaget Roy.
"Dikira gua mati kali," gerutu Fahri.
Roy memberikan plastik yang dia bawa kepada Deva dan langsung memeluk tubuh Fahri sangat erat. Pelukan kakak beradik tersebut harus dipisahkan karena Deva mendorong tubuh Roy sampai terjungkal.
"Ri lihat anak lu!" adu Roy.
"Udahlah bang. Kayak kagak tahu anak gua aja," ucap Fahri.
"Papa aku keluar dulu ya," ujar Deva.
"Zyandru Bakrie Radeva diam disini. Habiskan makananmu di hadapan ayahmu. Papa tahu kalau kau keluar ruangan ini, maka makanan itu akan dibuang olehmu!" tegas Fahri.
Deva duduk kembali dan itu membuat tawa Roy pecah. Ayolah Deva sulit diatur sekali disuruh makan saja harus dipaksa beberapa kali. Deva paling mudah saat diminta menjadi seorang muadzin atau menjadi imam ketika salat berjamaah bersama-sama.
"Badan lu ada yang sakit gak?" tanya Roy.
"Kepala gua sama kaki aja sih yang kerasa sakit," jawab Fahri.
"Kaki kanan lu patah, dan belakang kepala lu ada sedikit benturan cukup keras," ujar Roy.
"Pantes masih agak sedikit puyeng," ucap Fahri.
"Mobil lu hancur," ujar Roy.
"Biarin. Terpenting nyawa dibandingkan harta," ucap Fahri santai.
"Gua mau gosip deh sama lu bentaran," ujar Roy tiba-tiba.
"Kagak demen gosip lebih suka janda," celetuk Fahri.
"Papa tidak boleh menikah lagi!" protes Deva.
"Tidak akan nak," jawab Fahri.
"Dev izinkan saja papamu menikah lagi. Nah nanti kamu punya ibu sama adik baru lho," bujuk Roy.
"TIDAK!" marah Deva.
"Bang udahlah. Gua kagak masalah tidak menikah lagi," ucap Fahri.
"Dev om bercanda. Maafin ya, lu baperan amat dah kayak bapak lu," canda Roy.
"Om jelek," gerutu Deva.
"Sabar Roy mah cowok ganteng," ujar Roy mengelus dadanya.
"Lebih ganteng gua," ujar Deva dan Fahri bersamaan.
"Bapak sama anak kompak bener," celetuk Roy.
"Lanjutkan makanmu nak. Habiskan ya kalau tidak papa akan meminta om Ujang potong punya kamu sekali lagi," ujar Fahri santai.
Ucapan santai Fahri membuat Deva refleks memegang asetnya. Roy sekali lagi tertawa akan tingkah Deva. Padahal dia pernah mengancam hal yang sama seperti Fahri, tapi anehnya Deva tidak terpengaruh sama sekali, lha ini saat bapaknya yang mengancam dia ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deva (END)
Teen FictionNot BL/Only Brothership. Ini hanya kisah ayah dan anak saja tidak lebih. Zyandru Bakrie Radeva cowok dingin yang sering disebut kulkas berjalan oleh teman-temannya menyimpan trauma berat tentang suatu kejadian di masa lalunya. Deva panggilan akrabny...