53

999 95 73
                                    

Kejutan Double update minggu ini. Semoga suka ya akan kejutan dariku.

Selamat membaca pembaca setiaku. Maaf ceritaku tidak sebagus yang lain.

Ucapan Fahri waktu itu terbukti. Ibunya telah mengingat semua hal tentang masa lalu. Bella meminta Deva untuk tinggal bersama anaknya. Deva sebenarnya tidak mau sama sekali. Dia tahu bahwa ayah tirinya tidak suka dirinya.

Namun sang ayah berkata bahwa ibunya juga berhak membesarkan dirinya. Pemuda itu luluh akan bujukan ayahnya.

Sekarang telah terhitung satu bulan Deva tinggal bersama ibunya. Pemuda itu sekarang malah melamun di kamarnya.

"Disini bosen," keluh Deva.

Sejak awal kedatangan Deva ke rumah ini terlihat jelas ayah tirinya tidak menyukai Deva. Deva acuh saja bahkan terlihat tidak mempermasalahkan semuanya.

"Rindu papa," gumam Deva.

Fahri semakin sibuk sejak Deva tinggal bersama ibunya. Bahkan hanya bisa berkomunikasi lewat video call saja. Seolah Fahri menyibukkan dirinya sendiri karena Deva tidak ada di rumah. Bahkan Deva sering menelepon Fahri saat malam hari terlihat keadaan Fahri yang tampak lelah berada di kantornya. Tidak sekalipun Deva bertemu Fahri secara langsung sejak dia tinggal bersama ibunya.

'BRAK' Suara dobrakan pintu mengalihkan perhatian Deva. Disana terlihat sosok ayah tirinya Riki Atmaja. Dia nampak marah melihat antesi Deva.

"Kau merusak keluargaku!"

"Harusnya kau tidak muncul hari itu!"

"Karena kau! Aku dan istriku sering bertengkar!"

"Kau memang pembawa sial!" kesal Riki menyampaikan segala rasa keselnya terhadap Deva.

Pemuda itu tidak peduli mengenai itu semua. Alasan dia berada disini juga karena permintaan sang ayah Fahri.

"Kudengar kau bodoh persis ayahmu itu!" ledek Riki.

Deva mendekat kearah sang ayah tirinya. Dia memukul sangat kuat Riki tepat di mata kirinya. Riki yang terpancing emosi membalas pukulan Deva. Deva yang ahli bela diri menghindari setiap serangan Riki.

Pukulan demi pukulan dilayangkan Riki. Dihindari sangat mudah oleh Deva. Sejak kecil dibekali bela diri dari sang ayah memudahkan Deva mengetahui gerakan lawan. Melihat lawan kelelahan Deva memukul perut Riki sangat kuat.

Pemuda itu tersenyum smirk melihat Riki yang tampak tidak baik-baik saja. Tak lama ada sosok Bella yang tampak kaget akan kondisi suaminya.

"Dev apa yang kamu lakukan terhadap ayahmu?!" pekik Bella.

"Ayahku hanya satu yaitu Mahendra Sabil Al Fahri. Pria itu bukan ayahku!" tegas Deva menunjuk Riki yang terkapar.

"Dia ayahmu Dev!" pekik Bella.

"Aku cuma punya papa tidak ada yang lain!" tegas Deva.

"Kau dibesarkan menjadi berandalan ternyata," remeh Bella.

Wanita itu tidak tahu bahwa perkataan dia menyakiti hati Deva. Deva tidak suka ada yang merendahkan sang ayah.

"Kupikir Fahri akan lebih pintar membesarkanmu ternyata salah besar."

"Ucapan papa benar bahwa kau memang anak nakal Dev."

"Menyesal aku memintamu tinggal disini," ujar Bella.

Deva yang tidak tahan akan itu semua mengambil hp dan tas miliknya. Dia lebih baik tinggal bersama ayahnya saja.

Kepergian Deva tidak disadari sama sekali oleh semua orang. Deva mengendarai motor miliknya. Deva hanya membawa beberapa baju dan motor miliknya. Lagipula sejak awal Deva tidak berniat tinggal selamanya dengan ibunya.

Deva (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang