12

2.1K 125 35
                                    

Deva duduk di bangku taman menikmati udara malam hari di salah taman kota yang sudah sepi sekali. Fahri pergi membeli kopi untuk mereka berdua tidak ada jarak sama sekali untuk kedekatan Deva dan ayahnya.

"Kau anaknya Mahendra Sabil Al Fahri?" tanya wanita dewasa mungkin seumuran Fahri.

"Ya," ucap Deva.

"Benar ternyata sikapmu sedikit berubah sejak kematian ibumu," ucap wanita dewasa itu.

Deva berniat pergi dari wanita dewasa itu namun dia menahan pergelangan tangan kanan Deva.

"Ck!" kesal Deva.

Deva melepaskan tangan wanita dewasa dari tangan dia. Deva tidak tahu dia siapa dan kenapa dia tahu soal kematian ibunya Bella. Deva mundur tidak ingin membuat masalah dia tahu satu hal di depan dia saat ini adalah musuh bisnis Fahri.

"Aku masa lalu ayahmu namaku Karerina," ucapnya.

"Tidak peduli," ucap Deva.

"Kau harus bisa membujuk ayahmu untuk menikah denganku bocah!" kesal Karerina.

"Sudah kukatakan ribuan kali mantan aku tidak sudi balikan denganmu," ucap Fahri dingin.

Fahri menatap dingin Karerina dia masa lalu Fahri saat masa putih abu-abu. Fahri tidak membenci dia hanya saja kecewa akan perbuatan menyakitkan yang telah ditorehkan.

"Istrimu sudah mati dan aku juga janda jadi pas kalau kita berdua menikah," ucap Karerina.

"Kukira ucapan Aldo tentang kau mata duitan itu salah ternyata dia benar ya," ucap Fahri.

"Aldo masa laluku Fahri sementara kau masa depanku," ucap Karerina.

"Seenaknya aja main klaim gua jadi miliknya elu!" kesal Fahri.

"Memang kau tidak ingin membangun kembali asmara bersamaku," kata Karerina dengan nada suara seduktif.

Fahri merinding dan menarik tangan Deva menjauh dari Karerina sebelum dia melakukan hal nekat kepadanya. Deva tertawa melihat wajah masam Fahri tidak menyangka ada orang yang terobsesi memiliki Fahri.

Deva mengikuti saja Fahri yang pulang ke rumah biarkan saja terserah Fahri. Di ruang tamu Fahri mengacak-acak surai rambutnya memikirkan tentang Karerina di satu sisi Deva santai meminum susu strawberry sambil memakan cemilan.

"Dia datang terus-menerus membuatku muak saja!" kesal Fahri.

"Papa pernah melakukan hubungan suami istri dengannya?" tanya Deva.

"Itu cinta monyet zaman putih abu-abu, dan sekalipun papa tidak melakukan hubungan semacam itu kepada wanita lain kecuali sama mama mu!" pekik Fahri.

"Yah iyalah kalau tidak mungkin aku tidak ada disini lha pah," ucap Deva.

"Dia juga memiliki seorang putri dari hubungan dia bersama Aldo pamanmu," ucap Fahri.

"Seumuran denganku?" tanya Deva.

"Sekitar seumuran abang twins Irsyad," ucap Fahri.

"Eh menikah muda!" kaget Deva.

"Tepat," ucap Fahri.

"Kenapa sangat khawatir sih dia melihatku?" heran Deva.

"Jauhin dia apapun yang terjadi. Wanita itu sudah terobsesi terhadap papa, bahkan laporan terakhir dari anak buah papa mengatakan dia menjual diri, dan membayangkan kalau pria yang sedang dia layani itu papa," ucap Fahri.

"Mengerikan," ucap Deva.

"Makanya kau harus menghindari dia ya. Papa akan kasih tahu foto putrinya juga agar kau tidak terjebak dengannya," ucap Fahri.

Deva (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang