61

1K 85 8
                                    

Orang tua tidak akan tega melihat sang buah hati dalam keadaan tidak baik-baik saja. Begitupula yang dirasakan oleh Fahri.

Sejak tadi Fahri diam saja memperhatikan Deva yang belum sadarkan diri. Dokter mengatakan bahwa kemungkinan Deva akan siuman besok pagi.

"Fahri!" panggil sang ibu.

"Mom duluan saja makannya," ujar Fahri.

"Kamu juga makan nak," ujar Angelina.

"Putraku belum bangun," sahut Fahri.

"Dia akan bangun. Kamu makan dulu agar bisa merawat putramu dengan baik," bujuk Angelina agar Fahri mau makan.

"Baiklah mom," ujar Fahri mengalah.

Fahri duduk dibawah untuk makan malam bersama kedua orangtuanya. Mata Fahri memperhatikan sang anak tanpa henti, ibunya yang sedikit gemas malah menyuapi pria dewasa itu.

"Mom!" protes Fahri.

"Sudah buka mulutmu saja. Kamu ini sulit sekali sih makan," omel Angelina terhadap putranya.

"Aku khawatir tahu sama Dev," kesal Fahri.

"Inilah akibatnya saat seorang bocil memiliki bocil," sindir Angelo yang sejak tadi asyik memperhatikan.

"Daddy aku bukan bocil!" protes Fahri tidak terima akan ucapan sang ayah.

"Sayang suapin saja tuh anakmu," ujar Angelo tidak peduli keluhan sang anak.

"Kayak anak muda aja panggil sayang," gerutu Fahri.

"Sst diam. Habiskan dulu makanan di mulutmu itu," ujar Angelina melerai perdebatan antara ayah dan anak itu.

Terpaksa Fahri menerima suapan dari sang ibu. Kelamaan Fahri malah menikmatinya kan jarang sekali dia disuapin oleh sosok ibunya. Fahri perlu menjaga image di depan anaknya.

"Sudah mom. Aku kenyang," tolak Fahri menolak suapan makanan.

"Sedikit lagi lho nak," ujar Angelina memperlihatkan piring yang isinya sedikit lagi habis.

"Ok deh aku habiskan," ujar Fahri.

Angelina menyuapi sang anak hingga habis nasi dan lauknya. Setelah selesai makan Fahri mencium pipi kanan Angelina sebagai ucapan terimakasih.

"Aduh romantis sekali sih anak bontotnya mom ini," ujar Angelina menarik hidung mancung Fahri.

"Papa," gumam Deva yang terbangun.

Fahri bangkit berdiri untuk mengecek keadaan sang anak. Deva tersenyum tipis kearah sang ayah yang mengelus rambutnya.

"Memerlukan sesuatu nak?" tanya Fahri.

"Haus," lirih Deva.

Fahri mengambil gelas berisi air putih dan membantu Deva untuk minum.

"Mau makan?" tawar Fahri.

"Jangan bubur rumah sakit," gumam Deva.

"Oma bawa bubur tim khusus untukmu," ujar Angelina.

"Lho kok ada opa dan oma?" heran Deva.

"Sementara waktu kita akan berada disini," ujar Angelo mengelus rambut Deva.

"Mau bubur buatan oma saja, pah," ujar Deva.

Fahri menggangguk dia mengambil tempat makan berisi bubur tim yang dibuatkan oleh Angelina khusus untuk Deva. Deva sangat lahap memakan bubur membuat Fahri terkekeh geli akan itu. Selesai makan Deva minum obat walaupun dia sedikit tidak mau.

Saat Fahri akan menjauh ditahan Deva. Fahri yang mengerti naik keatas kasur rawat sang anak.

"Sikap manjanya persis Fahri," ujar Angelo.

Deva (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang