17. Ragu

2.4K 82 0
                                    


"Arel! tungguin gue dong"  Laura kesusahan sendiri mengejar temannya itu. Tapi Arel tetap melangkah kan kakinya dan tidak berhenti untuk Laura

"Is nyebelin!" Gumam Laura saat sudah sampai di sebelah pria jangkung nya itu

Arel melirik sekilas "Mangkanya jangan pendek jadinya lelet"

Laura melototkan matanya memang benar dirinya pendek, malah di bandingkan Laras dan Hanna, Laura sangat pendek

"Arel ngehina gue! dosa tau!"

"Dih siapa yang ngehina?"

"Itu bilangin gue pendek!"

"Itumah fakta ra yang gue omongin, jadi gak ada unsur hina"

"Jahat banget mulut lo rel. Nyakitin gue"

"Lebay"

Karena kesal Laura memukul kuat lengan Arel dengan telapak tangannya yang kecil tapi pedas. Arel meringis pedih baru saja ia ingin mengoceh tapi gadis itu sudah pergi duluan

Arel menggelengkan kepalanya dan melanjutkan langkahnya

Sesampainya di ICU terlihat para dokter dan perawat masih sibuk mengurusi pasien. Arel mendekati salah satu dokter pria yang memang bertugas di ICU dari awal, dokter Zaki

"Dok? Ada yang bisa saya bantu?"

"Oh untung ada kamu rel. Bantu saya di ruang operasi nanti ya"

"Ada yang mau operasi?"

"Iya" Dokter Zaki memberikan beberapa kertas lembar yang berisikan catatan tentang penyakit pasien

"Di UGD ada siapa?"

"Ada Dokter Laras dok"

"Laras udah baikan?" Tanya Zaki

"Udah dok"

"Syukurlah" Ucap Zaki "Kalau gitu saya siap siap dulu. Operasi di mulai setengah jam lagi, kamu juga siapa siap"

"Iya dok aman" Zaki menepuk pelan bahu Arel lalu beranjak dari sana

"Arel? Liat Dokter Hanna?" Tanya Santi yang baru menghampiri Arel

"Terakhir lihat terakhir pas upacara sih dok"

"Oh. Laras gimana?"

"Baik kok dok"

"Yaudah saya mau ke klinik dulu ya" Pamit Dokter Santi

Arel kembali fokus dengan catatan yang di berikan dokter Zaki tadi

"Minggir lah! jangan berdiri di jalan orang" Ketus Laura yang ingin lewat tapi terhalang tubuh Arel

"Jalan luas " Laura menatap nyalang Arel di depannya, lalu bergeser melewati Arel

"Marah beneran kayak nya " Gumam Arel lalu pergi dari sana untuk siap siap

•••••

Di klinik pun juga sama ramai nya dengan di ICU, beberapa tentara yang terluka ringan di obati oleh para perawat

Dokter Santi baru saja sampai di klinik untuk mencari Hanna. Matanya bergerak kesana kemari, dan benar saja Hanna berada disini bersama Zeka

"Perih gak sih?" Tanya Hanna yang meringis sendiri saat mengobati luka di wajah Zeka

"Engga"

"Udah biasa ya?"

"Iya udah biasa" Mendengar jawaban Zeka, Hanna hanya menghela

KOPASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang