Pagi ini cuaca terlihat mendung akibat semalaman gerimis tak kunjung berhenti, hari juga cukup berangin, tapi aktivitas di rumah sakit seperti biasa
Panas badannya yang tadi malam cukup tinggi pagi ini sudah turun. Hanna di temani oleh rekan rekannya, Dokter Santi, Laras, Arya, Tama, Nada dan juga Zaki
Kini pun Dokter Santi sedang menyuapi Hanna sarapan, sedangkan yang di suapin seperti anak kecil yang sedang di suapin oleh ibu nya
"Waktu denger kabar itu, saya panik banget. Khawatir sama kalian" ucap Dokter Santi tiba tiba sambil menyuapi Hanna
"Saya gak pernah menyangka kejadian yang selalu saya lihat di siaran, terjadi di lingkungan saya"
"Dok.. waktu itu saya lihat jasat Nana. Saya lihat dia setengah sadar" lirih Hanna
Dokter Santi langsung menatap Hanna dengan sendu "Maafin saya"
"Buat apa dok? harusnya saya yang minta maaf sama kalian, saya udah pernah ngerasa marah sama kalian karna kalian gak ada ngasih tau apa apa tentang Laura dan Nana waktu itu—"
"Termasuk lo ras, maafin gue waktu itu"
Laras tersenyum sambil mengusap pundak Hanna "Gakpapa Han. Waktu itu gue emang salah"
"Nada?" panggul Hanna. Saat melihat gadis itu di pojok dengan kepala menunduk
"Yaa dok?"
"Sini deh"
Nada berjalan pelan ke depan, melihat tangan Hanna yang terbuka menyambutnya. Membuat Nada langsung dengan cepat masuk ke dalam pelukan Hanna, gadis yang 5 tahun di bawahnya itu langsung menangis
•••••
"2 Cappucino 1 American dan 4 Matcha totalnya jadi 105"
"Cash bisa?"
"Tentu bisa mas"
Zeka mengeluarkan lembaran kertas dari dompetnya sebelum menerima paper bag berisi pesanan nya itu
"Terimakasih, selamat menikmati" Zeka hanya membalas senyuman tipis dan keluar dari sana
Baru berapa langkah keluar dari cafe tadi, langkah Zeka terhenti saat melihat Juan dan Ratna tidak jauh darinya. Mereka berdua tampak sedang berdebat lagi
Karena pada dasarnya berhenti karena ingin memastikan itu Juan dan Ratna, Zeka melanjutkan langkahnya
"Bang Zeka!"
"Rel?"
"Mau ke dalam ya bang?"
"Iya. Mau bareng?"
"Yaudah ayo bang"
Terakhir saat bertemu Dokter Santi. Juan dan Ratna memutuskan untuk keluar dari rumah sakit, agar tidak terjadi keributan
Pasalnya Santi Zhanna termasuk pemegang saham paling disegani di Jayakarsa. Orang tua Juan pun sudah memberi tahu sejak dulu, agar tidak berurusan dengan wanita itu
"Sudah lah Ju. Kita pulang aja, aku yakin Hanna pasti gak mau ngomong sama kamu"
"Kamu yang pulang! aku pusing liat kamu disini!"
"Kamu yang bawa aku kesini!"
"Kamu juga kan yang maksa buat ikut? karna takut aku dan Hanna bakal deket lagi?"
"Awalnya begitu, tapi setelah lihat cowo yang namanya si Zeka itu aku jadi ga takut lagi"
Juan mulai mengeraskan rahangnya dan mendekat kepada Ratna

KAMU SEDANG MEMBACA
KOPASKA
General FictionBerjuang dalam pertempuran untuk negara, berusaha untuk hidup dan kembali untuk Hanna - Kapten. Zeka Akasarna Perkasa