21. Macaron

1.6K 78 0
                                    


Setelah melewati pesta tadi malam, pagi Senin ini semua sudah bertugas kembali seperti biasa

Apel pun sudah di laksanakan, personel dan juga para dokter bersama sama ke kantin untuk sarapan pagi

Beda hal nya dengan seorang tentara satu ini, dengan menggunakan baju PDL dan membawa dokumen yang berada di tangannya

Zeka memasuki ruangan Letkol. Adjie. Dan di sana sudah ada Mayor Argan. Zeka memberi hormat kepada keduanya, sebelum melempar dokumen itu di atas meja depan kedua petinggi itu

"Saya tidak akan menarik pasukan saya dari sana" Tegas ucapan Zeka

"Zeka jaga nada bicara kamu" Tegur Letkol. Adjie

"Maaf letnan. Tapi saya sudah tegaskan kemarin, pasukan saya akan tetap di pulau itu menjaga pulau itu! Tapi pagi tadi saya menerima surat perintah ini" Jelas Zeka dengan urat urat yang sudah menonjol di lehernya

Mayor Argan menghisap rokok nya tampak acuh "Tugas kamu itu mematuhi perintah, bukan membantah kapten Zeka"

"Saya berhak membantah"

"Berhak apa kamu?" Jawab Argan tampak angkuh sambil mendongakkan dagu nya

"Saya yang lebih tau di lapangan. Jadi saya tau situasinya. Karena saya tau situasinya maka dari itu saya membantah perintah ini" Balas Zeka "Kalau anda ingin pasukan saya mundur. Silahkan terjun ke lapangan langsung " Lanjutnya

"Kamu menantang saya?!"

"Mayor tolong tenang " Ucap Letkol Adjie menenangkan rekannya. Mayor Argan telah terpancing emosi

"Saya tidak menantang, saya hanya menjelaskan situasi yang anda tidak mengerti "

"Zeka kamu duduk dulu. Kita bicara baik baik"

"Saya lebih lama bertugas dan melewati hal seperti ini. Kamu tidak tau apa apa kapten Zeka"

Zeka malah bertambah emosi. Mayor Argan seperti melakukan senioritas padanya

"Saya tidak tau apa apa? Apa Mayor tau kesalahan yang sudah mayor berbuat atas gugurnya Almarhum Serda Farel?" Bicara Zeka membuat kedua orang di depannya nampak sedikit terkejut "Mungkin memang sudah takdir nya Almarhum gugur. Tapi perintah yang anda berikan sudah merenggut korban"

"Maksud kamu? Jadi salah saya?"

"Menurut anda? Anda sama sekali tidak tau situasi saat itu tapi anda malah seenaknya memberi perintah pada rekan saya yang lainnya tanpa sepengetahuan saya! Saya sudah berulang kali menjelaskan bahwa pada saat itu kami semua tidak dapat untuk melakukan penyergapan langsung karena ada teroris yang memakai rompi bom saat itu!!" Rahang Zeka menegas

"- Saya memberi perintah kepada mereka untuk mundur agar dilakukannya negoisasi. Tapi saat itu Serda Farel atas perintah anda maju tanpa sepengetahuan saya menyebabkan teroris itu meledakkan bom itu" Jelas Zeka

Letkol Adjie yang mendengar itu pun kaget dan reflek menoleh ke arah Mayor Argan

"Benar yang di katakan Kapten Zeka?"

"Maaf letnan. Saya punya alasan melakukan itu, karena saya tidak ingin buang buang waktu"

Zeka tertawa kecil "Buang buang waktu?-"

"Kapten Zeka. Urusan ini biar saya bicarakan sama Mayor Argan berdua, saya hanya tidak ingin terjadi keributan di saat keadaan genting seperti ini" Potong Letkol Adjie menenangkan keduanya

"Dan saya serahkan semua kendali nya sama kamu" Lanjut Letkol Adjie

"Terimakasih letnan, tapi saya ingin mengirim pasukan lebih banyak lagi untuk kesana, sebelum saya yang bertugas di sana"

KOPASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang