Setelah tenang dan tidak menangis lagi seperti anak kecil, Hanna mengajar Zeka untuk duduk di sofa menyuruh suaminya itu bercerita sebenarnya apa yang terjadi sehingga membuat pria itu menangis cengeng seperti tadi. Hanna hanya bisa tertawa kecil mendengar alasan nya, Zeka menyesal karena telah mendiami Hanna dan membiarkan ibu ibu Persit mencemooh nya
"Udah gak usah di inget, anggap aja itu cobaan rumah tangga kita"
Terdengar decakan dari Zeka, yaa emang cobaan tapi rasa menyesal dan bersalah itu tak kunjung hilang dari hatinya
"Udah sana mandi, udah sore"
Bukannya menjawab Zeka meletakkan punggung tangannya pada kening istrinya yang sudah tidak panas lagi hanya hangat saja
"Manjur juga ya mas obat nya klinik, apa karena. . "
Zeka menaikkan sebelah alisnya dan menarik tangannya dari kening istrinya "Karena apa?"
"Berondong yang meriksa aku"
Lagi lagi Zeka berdecak kesal "Besok besok kamu berobat dengan Dokter Hanna aja, gak usah ke klinik" ucap laki laki itu dan langsung beranjak untuk mandi
Hanna hanya geleng geleng, tapi tiba tiba saja satu hal terlintas di benaknya, kenapa suaminya itu tiba tiba mau memaafkannya? siapa yang menyadari Zeka?
Waktu sudah berlalu, badai yang sempat menghampiri rumah tangga mereka juga sudah berlalu, keduanya hidup rukun. Ibu ibu Persit juga sudah tidak mengatainya terang terangan lagi walaupun Hanna mendapati bisikan bisikan tentang dirinya, tapi dirinya tidak perduli toh udah ada Mas Zeka, gangguan dari keluarga nya pun juga tidak ada. Iskandar dan yang lainnya tiba tiba menghilang
Siang ini Hanna sedang berkutik dengan peralatan dapurnya untuk makan siang Zeka saat jam istirahat nanti. Suaminya itu memilih makan siang dirumah daripada bersama teman temannya, padahal Hanna dengan senang hati kalau Zeka tidak makan siang dirumah
Terdengar pintu rumah terbuka dan tertutup sudah pasti Zeka yang baru pulang. Tanpa menoleh Hanna sudah tau kalau suaminya itu sudah memasuki dapur dan langsung membuka kulkas mencari air es
"Duduk mas minumnya" tegur Hanna yang sedang menyajikan lauk pauk di atas meja makan
Zeka pun langsung menurut dan menarik kursi untuk melanjutkan meminum air es nya
Lalu terdengar suara pintu yang terketuk membuat Hanna dan Zeka langsung mengalihkan perhatian nya ke arah ruang tamu
"Siapa siang siang begini?" gumam Hanna
"Sela mungkin"
"Gak mungkin sela ketok pintu pasti langsung nyelonong aja"
"Biar aku aja yang buka" Hanna membiarkan Zeka yang membuka dan dirinya yang masih menyajikan makanan yang sebentar lagi selesai, setelah selesai Hanna langsung membuka celemek nya dan menyusul Zeka ke depan, karena tidak ada pemberitahuan siapa yang datang
"Siapa—" langkah kaki Hanna seketika pelan saat melihat siapa yang datang
"Mas Arkan?" Zeka menoleh pada istrinya yang tampak kaget
"Kebetulan kita mau makan siang, kalau gitu gabung sama kita"
"Ngga!" ucap Hanna dengan tegas menolak ide suami nya itu yang baginya sangat konyol
Hanna langsung melangkahkan kakinya dan menarik tangan Arkan untuk keluar dari rumahnya
"Lebih baik Mas Arkan pulang, buat apalagi kesini?"
"Hanna jangan gitu"
"Sejak kapan Mas Zeka akrab sama dia?!" kini giliran Zeka yang kena semprot
Arkan tersenyum tulus melihat reaksi Hanna yang menolak kehadiran nya "Terimakasih Zeka atas tawarannya, tapi saya disini cuma mau sampaikan undangan, kalau nanti malam kakak saya Alyodhya akan bertunangan. Jadi diharapkan untuk kalian berdua hadir"

KAMU SEDANG MEMBACA
KOPASKA
Algemene fictieBerjuang dalam pertempuran untuk negara, berusaha untuk hidup dan kembali untuk Hanna - Kapten. Zeka Akasarna Perkasa