56. Sebuah berkas

2K 86 4
                                        

Sudah satu Minggu lebih rumah ini terasa sangat dingin, seperti tidak ada penghuni padahal ada dua orang yang menghuni di rumah ini. Tapi keduanya sama sekali tidak ada interaksi aktif, Zeka dengan segala keterdiamannya dan Hanna yang selalu mengajak bicara Zeka tapi selalu tidak di hiraukan. Zeka juga sudah menjalankan aktifitas nya seperti biasa di Batalyon, pria itu juga tidak lagi sarapan dirumah

Karena tidak tau harus apa lagi, Hanna memutuskan mengantarkan lamaran di sebuah rumah sakit yang membuka lowongan. Sore ini Hanna baru saja pulang dari rumah sakit nya dengan di antar oleh ojol

"Ambil aja kembaliannya pak" ojol itu tersenyum lebar dan berterimakasih tapi Hanna sudah lari masuk ke dalam

"Aduh Astaghfirullah mules banget" Hanna melempar tas nya ke atas sofa dan meletakkan berkas rumah sakit di atas meja

Hitungan menit ke dua pintu rumah terbuka menampilkan Zeka yang baru pulang, matanya tidak sengaja melihat sebuah berkas di atas meja, kenapa rasanya Zeka tertarik sekali ingin melihat. Mata nya melihat sekeliling saat Hanna tidak ada, lalu mengambil berkas itu dan membuka nya

"Lega banget njer" Hanna yang sedang memegangi perutnya itu langsung menutup mulutnya spontan saat melihat Zeka yang berdiri di hadapannya sedang membaca berkas miliknya

"Mas. . kapan pulangnya?"

"Maksud ini apa?" tanya Zeka dengan dahi berkerutnya

"Oh itu lamaran aku"

"Kamu gak ada konfirmasi sama saya? kamu di terima lho di rumah sakit Solo Han. Terus kamu mau pergi?"

"Kamu salah paham mas"

"Kamu udah tanda tanganin kontrak ini Hanna selama 5 tahun? jadi kamu bener bener mau akhiri ini?"

"Akhiri apa maksud kamu?"

"Kita"

"Mas! aku gak ada kepikiran itu sama sekali selama dua Minggu ini walaupun kamu diemin aku!"

"Diemin kamu? terus saya yang harus berbicara duluan? harusnya kamu yang berbicara dahulu menjelaskan semuanya, selama dua minggu ini juga saya tunggu itikad baik kamu untuk menjelaskan apa yang terjadi, tapi gak ada Han! kamu bersikap seolah olah gak ada yang terjadi dan mengajak saya berbicara dengan hal hal kebiasaan kita, kamu pikir saya bisa bersikap seperti kamu?!!" Zeka dengan kesal meremas kertas di tangannya itu dan membuang nya ke sembarang tempat, ia memajukan langkahnya untuk lebih dekat dengan istrinya

"Lagi! tanpa sepengetahuan saya kamu di terima kerja di Solo! kamu sadar gak kita sekarang dimana? terus kamu udah tanda tanganin persetujuan kontrak, yang artinya kamu akan ke solo"

"Saya gak nyangka Hanna, kamu berbuat sejauh ini. Bukan berarti selama dua Minggu ini kita tidak saling berbicara saya bukan suami kamu lagi!!"

"MAS!" akhir kalimat Zeka sangat keterlaluan bagi Hanna

"Selamanya kamu suami aku"

"Tapi saya tidak pernah merasa kamu anggap saya sebagai suami" hati Hanna di buat mencelos mendengarnya, air matanya spontan turun, di hadapkan dengan mata Zeka yang memancarkan kekecewaan itu

Zeka bisa dengan jelas melihat air mata istrinya turun, daripada pertahanan nya runtuh hanya karena air mata Zeka memutuskan untuk masuk ke dalam kamar. Hanna pun menutup mulutnya agar suara tangisan yang ia tahan tidak terdengar, tidak mau Zeka terus salah paham Hanna mengambil kertas yang sudah hancur itu akibat kepalan tangan Zeka membawa nya ke dalam kamar menyusul Zeka

Hanna terus menghapus kasar air matanya walaupun terus menerus keluar. Zeka duduk di pinggir ranjang dengan tangan yang memijit pelan pelipis matanya, Hanna dengan pelan duduk berlutut di hadapan suaminya, menggenggam satu tangan Zeka yang bebas. Zeka tidak menolak saat tangannya di genggam

KOPASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang