1 bulan sudah Hanna dan Laras di tempatkan di UGD bisa di bilang mereka bukan lagi dokter dokter yang nakal. Mereka juga bersyukur di tempatkan disini, karena tidak merasa kepanasan, dan kelelahan
Tapi mereka akan siap siaga jika ada sesuatu darurat yang datang
Laras sibuk melihat kalender yang berada di depannya, sedangkan Hanna sibuk dengan ponselnya nya. Dua Minggu yang lalu Reza datang kepadanya memberikan ponsel nya yang sudah membaik
"Ga kerasa udah 1 bulan lebih aja disini. Kok bisa ya gue bertahan disini selama ini?" Gumam Laras
"Ya gak sih Han? gue juga ga nyangka udah temenan sama lo"
"Nyangka nyangka aja sih gue" jawab Hanna cuek
"Aelah lo mah gitu kalau ada hp"
"Ck. Gue cuma selfie aja, lagian ga ada sinyal juga" Hanna meletakkan ponselnya di atas meja depannya
"Kalau misalkan kinerja kita semakin membaik, berarti kita bakal cepet di pulangin dong!" Antusias Laras
"Pulang ke Rahmatullah"
"Astaghfirullah Hanna mulutnya"
"Udah ah, gue mau keluar nyari angin" Laras beranjak dari tempat duduk nya tidak lupa ponsel nya ia kantongi
"Lo buka aja tuh pintu seluruh angin dunia udah masuk hann hann"
Dan di saat Hanna membuka pintu angin sudah menerbangkan seluruh rambutnya. Terik matahari langsung mengenai kulitnya, tapi Hanna tidak takut akan panasnya, bagaimana pun kulitnya tidak akan hitam melainkan menjadi merah
Hanna duduk di sebuah bangku yang dekat dengan pagar pembatas kapal, ia memandangi langit
Secuil di hatinya berharap akan sesuatu muncul di atas langit itu, sebuah benda yang melayang dan turun di atas kapal tersebut membawakan seseorang
Karena silau Hanna menundukkan kepalanya dan kembali mendongakkan kepalanya memandang lurus ke depan
"Dokter Hanna?"
Pemilik nama itu menoleh saat ada yang memanggil
"Reza?"
Pria itu tersenyum "Saya boleh duduk?"
"Iya boleh" Reza duduk di samping Hanna dengan jarak
"Terakhir ketemu waktu saya ngasih hp nya ya. Gimana hp nya?"
"Udah kaya semula sih, tapi ya itu nomornya hilang semua hehe"
"Saya udah berusaha semaksimal, tapi nomor nomornya ga bisa di selamatkan"
"Gapapa tau, yang ada gue makasih banget sama lo"
"Iya sama sama"
"Btw gue jarang liat Lo deh, ini yang kedua kalinya"
"Saya bagian teknisi mesin kapal, jadi jarang ke atas sini"
"Oh begitu" Reza hanya menganggukkan kepalanya
"Oh iya biasanya helikopter mampir kesini kapan sih?"
"Helikopter mampir kesini?" bingung Reza
"Maksudnya biasa kan ada aja gitu helikopter yang turun disini. 1 bulan ini tumben ga ada helikopter yang pulang pergi" Jelas Hanna saat sadar kalau Reza tidak mengerti kalimatnya di awal
"Ohhh gak tau juga ya. Kalau pergi mungkin dari h-3 di kasih tau kalau ada keberangkatan. Tapi kalau pulang biasanya 1 jam sebelum helikopter itu berangkat dari asalnya"
Hanna mengangguk mengerti "Oke deh makasih infonya"
"Iya sama sama. Kalau gitu saya balik dulu ke tempat kerja"

KAMU SEDANG MEMBACA
KOPASKA
General FictionBerjuang dalam pertempuran untuk negara, berusaha untuk hidup dan kembali untuk Hanna - Kapten. Zeka Akasarna Perkasa