52. Tempat berlindung

1.5K 63 4
                                        

1 tahun 3 bulan sudah lamanya Zeka dan suami suami lainnya meninggalkan istrinya beserta anak anak mereka. Dan juga Hanna yang sudah terbiasa hari harinya tanpa Zeka, selama itupun juga hubungan Hanna dan Iskandar sangatlah membaik seperti ayah dan anak ada umumnya walaupun Hanna sudah di gosipkan sana sini sebagai anak purnawirawan Jenderal, tapi Hanna tidak ambil pusing, perempuan itu tidak perduli, kalaupun ada perkumpulan ibu ibu Persit Hanna sebisa mungkin bersikap biasa dan tersenyum ramah jika ada yang menegurnya

Komunikasi dirinya dan Zeka terhenti 9 bulan yang lalu, entah kenapa ponsel dan pesan yang di kirimkan Hanna tidak sampai, suaminya itu bagai di telan bumi. Hanna sangat khawatir dan merindukan suaminya, tapi selagi tidak ada kabar yang buruk, Hanna berusaha untuk tidak memikirkan hal hal yang aneh. Di tambah Hanna mendengar keluhan Persit lainnya tentang suaminya yang tidak bisa di hubungi, para atasan pun menanggapi keluhan para istri dengan mengatakan kalau di sana sama sekali tidak ada sinyal karena ada di tengah tengah samudera, kalaupun nantinya mereka mampir ke sebuah pulau mereka dilarang untuk membuka ponsel demi tetap siaga dan waspada. Tapi apakah tentara tidak bisa nakal sedikit untuk membuka ponsel nya?

Hari ini akan ada acara pertemuan Persit Persit yang akan menyiapkan acara kepulangan suami mereka 1 Minggu lagi

Rasanya Hanna tidak siap dengan kepulangan Zeka, ia tidak siap Zeka mendengar gosip tentang dirinya, tapi di sisi lain juga Hanna sangat merindukan suaminya itu, ia ingin mengadu segala hal yang ia lewati tanpa suaminya itu. Hanna ingin menangis di pelukan Zeka bagaimana jahatnya omongan orang orang di sekitarnya, tapi apakah Zeka masih mau menerima dirinya dalam pelukan pria itu ketika Zeka tau semua kebohongannya

"Hmm mba Hanna?"

"Iya ada apa?" Hanna menoleh saat juniornya yaitu Sella memanggil nya dengan wajah lesu

"Mba bisa bantuin saya ga buat bungkus bungkus souvenir?"

"Memangnya masih banyak?" tanya Hanna yang sedang memakai kan pita ada souvenir

"Iya Mba"

"Iya, tapi saya selesaikan ini dulu ya, dikit lagi kok"

"Oke Mba, makasih ya Mba" jawab Sella senang

Ah sebenar nya Sella senang karena nanti bisa lebih dekat dengan Hanna, bukan karena di bantu. Sella menjadi Persit baru 3 bulan yang lalu, Hanna menarik perhatian nya karena terlihat tertutup dan tidak berbaur dengan yang lainnya. Hanna memang ada di antara Persit yang sedang berkumpul tapi wanita itu seolah sedang sendirian di sana, jangan lupa Sella juga tau gosip yang menerpa Hanna. Bukankah hebat kalau Hanna anak dari seorang purnawirawan Jenderal dan suami yang memiliki pangkat Kapten? kenapa Persit lainnya tidak mendekati Hanna karena hal itu? ah bukan berarti Sella mendekati Hanna karena itu, ia tulus ingin dekat dengan Hanna

Hanna datang dan langsung duduk di sebelah Sella yang sedang membungkus souvenir

"Udah selesai ya mba?"

"Udah" jawab Hanna sekenanya, ia memperhatikan Sella yang melipat bungkusan untuk meniru

Sella jadi bingung ingin memulai obrolan dari mana, Hanna juga diam saja. Sella tidak bisa di situasi canggung seperti ini, tapi Hanna terlihat tidak canggung sama sekali dengan situasi diam seperti ini

"Oh iya mba, Sella mau nanya dong"

"Tanya aja sel"

"Gimana sih Mba rasanya di tinggal suami bertugas, Sella kan belum ngerasain, jadi mau nanya ke Mba Hanna gimana kita harus bersikap"

"Kamu yakin nanya pendapat saya? gak nanya ke Persit yang senior"

"Lhoo kan Mba Hanna senior Sella juga"

KOPASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang